Bogor- Mahasiswa Program Studi Damai dan Resolusi Konflik Fakultas Keamanan Nasional (Kamnas) Universitas Pertahanan Ira Guslina Sufa tampil sebagai pemapar pada Seminar Internasional New Security Challenge: Facing Cyber Threats From Multidisiplinary Approach yang berlangsung di Universitas Bhayangkara Jakarta Raya. Senin, (2/12).
Dalam paparannya, disebutkan pentingnya upaya bersama melawan peredaran hoaks dan fake news yang berkembang di masyarakat. Dalam pandangan akademik, peredaran hoaks dan fake news merupakan ancaman keamanan baru sebagai dampak negatif perkembangan siber yang perlu diwaspadai karena bisa menyebabkan timbulnya stereotip, prasangka dan justifikasi di masyarakat. Pada praktiknya, ancaman keamanan akibat hoaks dan fake news telah merusak toleransi dan persatuan yang dapat dirasakan pada pemilihan legislatif dan pemilihan presiden April 2019 lalu.
Berdasarkan data yang dirilis Kementerian Komunikasi dan Informatika, sepanjang Agustus 2018 s.d September 2019 ditemukan sebanyak 3.358 konten hoaks dan fake news yang beredar di media sosial. Mayoritas dari konten tersebut bermuatan politik, diikuti dengan hoaks tentang benca alam, obat dan makanan.
Disampaikan pula bahwa salah satu faktor yang menyebabkan meningkatnya peredaran hoaks dan fake news di media sosial adalah berkurangnya kepercayaan publik kepada lembaga pemerintah. Hal itu diperoleh berdasarkan hasil penelitian mengenai diskursus hoaks di bawah bimbingan Dosen Unhan Mayjen TNI (Purn) I Gede Sumertha KY, M.Sc, P.Sc.
Untuk mengembalikan kepercayaan publik kepada pemerintah, Ira Guslina menyampaikan mengenai pentingnya peningkatan peran Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam mensosialisasikan berbagai program dan kebijakan yang telah dilakukan pemerintah. Penguatan tersebut dapat dilakukan melalui revitalisasi program Sinergi Media Sosial Aparatur Negara atau SIMAN yang telah ditetapkan pemerintah melalui Surat Keputusan Menko Polhukam Nomor 11 Tahun 2019.
Dengan adanya SIMAN, diharapkan pemerintah lebih proaktif dan terbuka memberikan informasi kepada masyarakat tidak hanya publikasi kegiatan dan seremonial tetapi lebih fokus pada substansi kegiatan yang dilaksanakan. Dengan semakin terbuka informasi kepada publik diharapkan bisa memudahkan masyarkat untuk melakukan verifikasi dan klarifikasi informasi sehingga peredaran hoaks dan fake news bisa ditekan.
Kegiatan International Seminar New Security Challenge kali ini merupakan agenda tahunan yang digelar Universitas Bhayangkara Jakarta Raya. Kegiatan diisi oleh pembicara dari beberapa negara di antaranya Amerika Serikat, Norwegia, Singapura, Vietnam, Malaysia dan Filipina.
Authentifikasi: Kabag Humas Unhan.