Bogor – Pusat Studi Strategi Pertahanan Laut (SPL) Fakultas Strategi Pertahanan (FSP) Unhan selenggarakan kegitan Focus Group Discussion (FGD) membahas tentang “Tinjauan Umum Perkembangan Sea Power; Teori, Strategi, dan Geopolitik”, tujuan FGD ini untuk mendapatkan pandangan dan pengetahuan baru tentang sea power, khususnya bentuk dan karakter yang harus diambil oleh sea power Indonesia. Rabu (25/11/2020).
FGD ini dibuka oleh Dekan FSP Mayor Jenderal TNI Dr. Deni D.A.R, S.Sos., M.Si (Han), dalam sambutannya menyampaikan Wilayah Indonesia dengan 70% luas wilayahnya terdiri atas lautan serta letak geografis yang strategis, Indonesia harus dapat mengelola dan memanfaatkan potensi kemaritimannya secara maksimal, pemikir maritime kontemporer mengingatkan kita untuk menyadari pentingnya sebuah pulau atau bahkan sebuah karang terhadap bagaimana kita mengimplementasikan dan memegang teguh kedaulatan kita di domain maritim, maka sudah sewajarnya Indonesia memiliki kebijakan dan strategi kemaritiman yang terarah dan terukur untuk memanfaatkan laut dan seluruh kekayaan yang terkandung didalamnya bagi kemaslahatan bangsa Indonesia.
Sebagian besar perdagangan dunia saat ini, seperti pada masa Mahan, terus dilakukan di laut. Secara oceano‐geografis Indonesia memiliki empat dari tujuh jalur pelayaran internasional paling ramai, yaitu Selat Malaka, Selat Sunda, Selat Makassar‐Lombok dan Selat Ombai‐Wetar, di samping tiga lainnya yaitu Terusan Suez di Mesir, Terusan Panama serta selat Gibraltar. Untuk menjamin keamanan di empat selat tersebut, Indonesia memiliki ruang yang lebih besar untuk mempertimbangkan produktif dari kepentingan maritimnya. Proposisi ini tentunya kita perlu memiliki Angkatan Laut modern dan lebih dari itu kita dapat merintis jalan untuk turut mengambil keuntungan dari volume perdagangan dunia yang melewati laut Indonesia.
Sea power tidak saja membahas mengenai kekuatan militer di laut melainkan juga mencakup aspek-aspek sepertipersaingan perdagangan, persaingan militer, dan diplomasi. Meskipun aspek-aspek tersebut saling berkaitan dan bersifat saling melengkapi, kekuatan militer tetap merupakan dasar dari sea power karena militer merupakan elemen pelindung kepentingan nasional negara dalam hal apapun.
Dengan penyelenggaraan FGD ini diharapkan mampu menjawab pertanyaan utama stentang bentuk dan karakte yang harus diambil oleh sea power Indonesia, selain itu melalui diskusi ini dapat mengeksplorasi sumber-sumber orientasi maritim baru.
Diskusi ini menghadirkan narasumber Dosen Tetap Strategi Pertahanan Laut Laksma TNI (Purn) Dr. Edi Suhardono, M.A.P, CIQnR, dan Kolonel Laut (P) Dr. Rudi Sutanto, S.IP., M.M, dengan moderator diskusi Kolonel Laut (S) Dr. Ikhwan Syahtaria., S.T., M.M
Sesi awal pada FGD ini dipaparkan tentang “Strategic dan Geopolitik Sepanjang Sejarah Sea Power” oleh Laksma TNI (Purn) Dr. Edi Suhardono, M.A.P, CIQnR, pada pemaparannya diawali dengan Fokus historiografi Indonesia sebagai bangsa maritim dimana pada saat itu Masyarakatmemiliki orientasi ke laut serta hidupnya terpusat pada perdagangan melalui laut telah ada di Indonesia sejak pra sejarah, dengan kemampuan sebagai pelaut ulung yang sanggup mengarungi lautan lepas.Timbul tenggelamnya kejayaan bangsa yang bermukin di nusantara telah menjadi catatan sejarah nasional, regional bahkan dunia.
Saat ini Indonesia yang memilki posisi strategis di dunia dihadapkan dengan berbagai permasalahan dan ancaman di laut. Dari ancaman itu dihadapkan dengan tantangan manajemen keamanan maritim, sehingga tata kelola maritim yang baik itu menjadi syarat dari sea power suatu negara.
sea power tidak berarti hanya armada kapal perang saja, tetapi mencakup segala potensi kekuatan nasional yang menggunakan laut sebagai wahananya, selain membangun Sea Power, Indonesia juga perlu membangun Maritime Domain Awareness (MDA) agar kesadaran maritim berdampak luas pada setiap aspek kehidupan. Sea Power dan MDA adalah modal penting menyongsong Indonesia Gemilang 2045.
Mengakhiri pemaparannya dijelaskan Sea Power suatu negara berbeda-beda disesuaikan dengan geopolitik negara masing-masing dan Menjadi tantangan bagi Rakyat Indonesia semua untuk membangun Sea Power Indonesia yang Jaya.
Sesi pemapar kedua pada FGD ini diisi oleh Kolonel Laut (P) Dr. Rudi Sutanto, S.IP., M.M, Dosen Tetap Strategi Pertahanan Laut Fakultas Strategi Pertahanan dengan topik “Sejarah Sea Power Dalam Perspektif Pemikiran Kemaritiman”. Melalui pemaparnya dalam meilih Bentuk dan Karakter apa yang harus diambil oleh sea power Indonesia?, Dapat ditinjau dari beberapa aspek seperti Kekuatan laut sebagai paradigma strategis yang dominan dan kekuatan difusinya, Karakteristik Indonesia sebagai negara Kepulauan, Meningkatnya minat kaum intelektual pada kekuatan laut dna Bagaimana kekuatan laut dapat menjadi penghubung untuk konfrontasi.
Kegitan FGD ini juga diwarnai dengan sesi tanyajawab peserta dengan narasumber beberapa topik pertanyaan yang menjadi Focus dalm FGD ini meliputi pembangunan kekuatan Sea power, tinjauan aspek regulasi serta manajemen sea power. (Anh)
Mengetahui : Kabag Humas Unhan