Bogor – Rektor Unhan Laksamana Madya TNI Dr. Amarulla Octavian, S.T., M.Sc., DESD., CIQnR, CIQaR.,IPU memberikan sambutan selamat datang dalam acara LIPI International Virtual Seminar dengan tema “Facing Current Challenges of Democracy, Peace and Security”, melalui Zoom Meeting. Kamis, (7/01).
Acara Seminar ini menghadirkan Keynote Speaker Prof. Dr. Mohammad Mahfud MD Coordinating Minister for Political, Legal, and Security Affairs dan Welcome Remarks Prof. Dr. Tri Nuke Pudjiastuti Deputy of Social and Humanities The Indonesian Institute of Sciences, Prof. Matt Meyer Secretary General of International Peace Research Association/IPRA, Rektor Unhan Laksamana Madya TNI Dr. Amarulla Octavian, S.T., M.Sc., DESD., CIQnR, CIQaR.,IPU, Co-Secretary General of Asia Pacific Peace Research Association Dr. Manish Sharma.
Narasumber yang dihadirkan antara lain Theofransus Litaay (Deputy V Chief Expert Presidential Staff Office/KSP) dengan topik “On Covid 19 Pandemic and Challenges of Peace and Security in Indonesia”, Prof. Dr. Firman Noor (Head of Center For Political Studies, The Indonesian Institute of Sciences) topik “On Covid 19 Pandemic and Challenge of Democracy”, Prof. Dr. Rosalie Arcala Hall (University of the Philippine Visayas) topik “On Peace Process of the Bangsamoro Minadanou”, Leena Rikkila Tamang (Director for the Asia and The Pacific International IDEA, Canberra) topik “On Global State of Democracy in Asia Pacific”. Yang dimoderatori oleh Dr. Sri Nuryanti (The Indonesian Institute of Sciences and Co-Secretary General of Asia Pacific Peace Research Association/APPRA).
Rektor Unhan menjelaskan tentang sejarah Unhan, yang didirikan pada tahun 2009, oleh Presiden ke-6 RI, Prof. Dr. Soesilo Bambang Yudhoyono, hingga saat ini Unhan memiliki 8 fakultas diantanya Program Sarjana (S1) Fakultas Kedokteran Militer, Farmasi Militer, MIPA Militer, Teknik Militer, Program Magister (S2) Fakultas Strategi Pertahanan, Manajemen Pertahanan, Keamanan Nasional, Teknologi Pertahanan, serta Program Doktoral (S3) bidang Ilmu Pertahanan. Mahasiswa Unhan berasal dari berbagai latar belakang seperti Militer, pegawai pemerintah, polisi, masyarakat umum, lulusan baru sekolah menengah atas, dan komunitas internasional. Kehadiran Unhan saat ini merupakan bagian dari mou dan juga momen penting untuk terlibat dan memperluas hubungan dengan pihak lain yang peduli dengan pendidikan dan ilmu pengetahuan. Terkait kerja sama dengan LIPI, perlu saya sampaikan bahwa Unhan telah menyiapkan rencana induk penelitian tahun 2020-2024, dengan tema “Penguatan Stabilitas Ekonomi, Sosial, Budaya, Pertahanan Dan Keamanan, Teknologi, Hukum, Dan Kesejahteraan Masyarakat Untuk Menciptakan Stabilitas Keamanan Nasional Dan Negara Kesatuan Republik Indonesia”. inilah kesempatan bagi peneliti Unhan maupun LIPI untuk berkolaborasi dan memproduksi makalah kajian strategis.
Dijelaksan oleh Rektor Unhan, dampak pandemi covid-19 terhadap politik, perdamaian, dan keamanan dunia, berdasarkan data organisasi kesehatan dunia (WHO), ada lebih dari 83 juta kasus yang dikonfirmasi, dan lebih dari 1,8 juta kematian. virus corona menyebar ke seluruh 222 negara. virus ini tidak hanya berdampak pada kehidupan sosial kita tetapi juga pada ekonomi, perdamaian, dan keamanan lebih dari setahun. Dampak virus corona nyata dan sangat serius, dan tidak ada negara yang bisa mengatasinya sendirian. kita harus bekerja sama untuk menemukan solusinya. Seperti yang dinyatakan dalam cetak biru penelitian dan pengembangan organisasi kesehatan dunia, cetak biru r&d adalah strategi global dan rencana kesiapsiagaan yang memungkinkan aktivasi cepat kegiatan r&d selama epidemi. ini bertujuan untuk melacak ketersediaan tes, vaksin, dan obat-obatan yang efektif yang dapat digunakan untuk menyelamatkan nyawa dan menghindari krisis skala besar”. Oleh karena itu, politik dunia bukan hanya masalah kepentingan nasional suatu bangsa tetapi juga kepentingan negara lain.
Permasalahan ketimpangan sosial yang masih terjadi di beberapa daerah di Papua, yang berdampak pada ation dan diskriminasi marginaliz serta munculnya persepsi negatif masyarakat asli papua (OKAP) terhadap kinerja aparat pemerintah, TNI/Polri, dan pendatang di Papua, maka diperlukan adanya rekayasa sosial yang diharapkan mampu menghilangkan tingginya kesenjangan sosial. Penjabaran dari rekayasa sosial yang perlu dilakukan meliputi tahapan mulai dari penataan sosial, ketahanan sosial,dan aktualisasi diri.
Mengetahui: Kabag Humas Unhan.