Bogor – Universitas Pertahanan (Unhan) melaksanakan Upacara Peringatan Hari Perdamaian Internasional, acara dipimpin langsung oleh Dekan Fakultas Keamanan Nasional Laksda TNI Dr. Siswo Hadi Sumantri, S.T., M.MT dan diikuti seluruh mahasiswa Unhan beserta staff Unhan bertempat di Lapangan Apel Unhan, Kampus Unhan Kawasan IPSC Sentul – Bogor. Rabu, (20/9)
Mengawali kegiatan dibacakan renungan perdamian yang berisi deklarasi perdamaian dunia, yang mengecam mengecam keras segala bentuk kekerasan dan kewenang – wenangan yang terjadi di seluruh dunia, menyerukan penghapusan segala bentuk diskriminasi yang terkait suku, agama, dan ras, menyerukan untuk saling menghargai, menghormati, dan menyebarkan budaya damai dalam semua aspek kehidupan dalam mencegah dan menyelesaikan kekerasan dan konflik, seluruh civitas akademik Unhan berkomitmen untuk terlibat aktif menjadi pelopor dan pelaku dalam mewujudkan dunia yang penuh dengan damai, harmonis, dan cinta.
Peringatan Hari Perdamaian Dunia yang diselenggarakan Unhan, diikuti dengan doa lintas agama yang terdiri dari agama Islam, agama Hindu dan agama Nasrani.
Pada kesempatan ini, Dekan Fakultas Keamanan Nasional Unhan dan perwakilan dari mahasiswa Unhan melepas balon perdamaian sebagai bentuk kepedulian Unhan pada Perdamaian Dunia.
Dalam sambutan Rektor Unhan yang dibacakan oleh Dekan Fakultas Keamanan Nasional Unhan menyebutkan, peringatan ini didedikasikan demi perdamaian dunia dan secara khusus demi berakhirnya perang dan kekerasan, melalui gencatan senjata sementara di zona pertempuran untuk akses bantuan kemanusiaan. hari perdamaian internasional pertama kali diperingati tahun 1982, dan dipertahankan oleh banyak negara, kelompok politik, militer, dan masyarakat.
Pada tahun 2017 ini PBB mengusung tema, “TOGETHER FOR PEACE: RESPECT, SAFETY AND DIGNITY FOR ALL”. kemanusiaan menjadi tema pokok dalam peringatan hari perdamaian dunia, mengingat bahwa saat ini kondisi pengungsi dari daerah konflik sangat mengkhawatirkan.
Di indonesia sendiri sampai akhir maret 2017, sejumlah 8.279 pengungsi yang sebagian besar datang dari afghanistan (57%), myanmar (10%), dan somalia (7%) terdaftar di unhcr jakarta. Banyaknya jumlah pengungsi tersebut tidak terakomodir dengan baik, mengingat kewenangan pemerintah RI hanya mencakup penemuan, penampungan, pengamanan, dan pengawasan imigrasi. hal tersebut belum cukup untuk mengakomodir kebutuhan para pengungsi, tapi di satu sisi banyaknya pengungsi yang datang ke indonesia dapat menimbulkan masalah sosial baru.
Oleh sebab itu kerjasama antara pemerintah indonesia dengan lembaga terkait sangat diperlukan untuk menuntaskan masalah pengungsi yang ada di indonesia tanpa meninggalkan rasa kemanusiaan dan prinsip indonesia turut serta dalam menjaga ketertiban dunia. (Clr)
Autentifikasi: Kabag Humas Unhan