Bogor – Mahasiswa FMP Unhan RI melaksanakan Kuliah Kerja Nyata Luar Negeri (KKLN) hari kedua dengan tema “Management of National Resources for Defense and Security” jalin kerjasama dengan National Defense University of Malaysia Dipimpin oleh Dekan FMP Unhan RI Laksda TNI Dr. Kasih Prihantoro, S.E., M.M., M.Tr.(Han) didampingi Wakil Dekan Fakultas Manajemen Pertahanan Unhan RI Marsma TNI Anton Iman Santosa, S.E., MMgtStud., M.Si (Han)., CIQaR melalui daring zoom meeting. Selasa, (22/06).
Kegiatan KKLN FMP Unhan RI hari kedua menghadirkan dua pembicara antara lain Major General Dato Dr. A. Endry Nixon Dosen National Defense University of Malaysia dan Lt. Kdr. Nik Ismail Rashed Dosen National Defense University of Malaysia, dengan moderator Kolonel Laut (Purn) Dr. Dra. Christine Sri Marnani, M.A.P Dosen Universitas Pertahanan RI.
KKLN FMP Unhan RI mengangkat topik tentang “Human Resources Management for Defense (Concept)” disampaikan oleh Major General Dato’ Dr. A. Endry Nixon (Dosen National Defense University of Malaysia) menyampaikan bahwa situasi pandemi Covid-19 dan implikasinya terhadap keamanan global dan kesiapan militer, khususnya di Malaysia. Serta bagaimana pemerintah Malaysia harus mengerahkan semua sumber daya untuk mengatasi pandemi yang sedang berlangsung.
Pandemi juga merupakan contoh kelas VUCA. VUCA adalah salah satu yang mewakili lingkungan Volatile, Uncertain, Complex, dan Ambiguous yang diperkenalkan oleh US Army, maka harus memperhatikan tentang keamanan global. Lebih penting lagi, faktor pertahanan bersama yaitu stabilitas suatu bangsa untuk menjamin umat manusia bebas dari konflik dan kekerasan. Stabilitas nasional penting, tidak peduli apa jenis ancaman yang akan dihadapi. Sehingga militer memiliki peran untuk menjaga diri agar siap dengan segala bentuk ancaman. Seperti ancaman yang memaksa untuk mengambil tindakan khusus, seperti halnya pemerintah yang fokus pada Covid-19 ini.
Pandemi Covid-19 merangsang kesiapan militer, karena pada saat yang sama masih ada beberapa konflik yang terjadi di suatu negara. Dampak Pandemi saat ini meningkatkan persaingan antar bangsa di dunia. Di tengah krisis pandemi, serangan teroris masih terjadi di Iran dan Irak. Pandemi Covid-19 telah menjadi faktor tambahan untuk kekerasan yang sedang berlangsung yang dihadapi oleh penduduk setempat. Selain itu, pembicara juga menggambarkan bahwa aliansi aktor non-negara kemungkinan akan terus berlanjut, terutama dalam sistem angkatan udara tanpa awak. Keberhasilan penyebaran drone di daerah konflik menunjukkan bahwa krisis pandemi sama sekali tidak menjadi penghambat terjadinya konflik. Bahkan, konflik meningkat dibandingkan pola konflik bersenjata sebelum pandemi terjadi. Ada kebutuhan yang sangat signifikan bagi kita semua untuk memastikan penyelesaian masalah di Pandemi Covid-19 dan pada saat yang sama kesiapan militer juga harus dipastikan, sehingga segala bentuk ancaman tidak akan mengambil keuntungan dalam situasi pandemi.