Bogor – Rektor Universitas Pertahanan RI Laksamana Madya TNI Prof. Dr. Ir. Amarulla Octavian, S.T., M.Sc., D.E.S.D, melalui keynote speechnya sampaikan kunci keberhasilan pembangunan infrastuktur digital melalui Pengembangan Sumber Daya Manusia dan kolaborasi antara pemerintah, TNI, dan seluruh komponen masyarakat, hal ini disampaikan pada acara Cyber Intelligence Forum Indonesia 2021 dengan tema “Threat Landscape for Indonesia’s Digital Leaders”,yang diselenggarakan secara virtual online oleh GovWare dan PT Adhouse Clarion Events serta MASTEL (Masyarakat Telematika Indonesia). Kamis (12/08/2021)
Kegiatan Cyber Intelligence Forum Indonesia 2021, ini menghadirkan Keynote speakers Menteri Komunikasi dan Informatika RI Johnny G. Plate, Kepala BSSN Letnan Jenderal TNI (Purn) Hinsa Siburian, Rektor Universitas Pertahanan RI Laksamana Madya TNI. Prof. Dr. Ir. Amarulla Octavian, S.T., M.Sc., D.E.S.D., Kepala Biro Persidangan, Sisfo dan Pengawasan Internal, Wantannas RI Brigjen TNI Dr. Haris Sarjana, dan Ketua Umum MASTEL (Masyarakat Telematika Indonesia) Sarwoto Atmosutarno, S.E., MBE., dan Presiden Direktur, PT. Adhouse Clarion Events , Toerangga Putra.
Keynote speechnya Rektor Unhan RI menyampaikan forum ini sebagai langkah untuk membantu Pemerintah dan industry dalam mengatasi berbagai arus tantangan cyber melalui kecerdasan kolektif dan kolaborasi, teknologi digital saat ini sungguh sangat membantu manusia dalam segala aspek kehidupan. Semua fasilitas terasa lebih mudah dan lebih cepat. komunikasi antar manusia juga semakin mudah, lancar dan cepat. Teknologi digital dan teknologi informasi menjadi tulang punggung hubungan antar manusia, antar bangsa dan antar Negara.
Perkembangan teknologi cyber ke depan akan sangat menentukan perkembangan peradaban manusia, teknologi cyber yang sama sekali berbeda dengan berbagai teknologi sebelumnya hal ini tentunya mendorong manusia untuk eksis di dunia maya, namun hal ini perlu diperhatikan keseimbangan dalam menjaga eksistensi pada kedua dimensi tersebut, dimensi fisik dan dimensi non fisik, teknologi cyber berdampak pada cara pandang, dan perilaku manusia bahkan pada mekanisme pengambilan keputusan dengan bergantung dari pasokan informasi yang disediakan pada dunia maya, pola perilaku manusia ini menimbulkan efek ketergantungan yang berujung pada timbulnya kerentanan terhadap ancaman cyber sehingg perlu teknologi cyber dengan artificial intelligence yang bisa mendorong laju ketergantungan tersebut.
Menurut Rektor Unhan RI, bahwa kita sudah mengenal bahaya cyber crimes dan cyber attack. Cyber crimes lebih pada domain penegakan hukum melalui cyber security, sementara cyber attacks lebih pada domain pertahanan negara melalui cyber defence. Cyber crimes yang sudah terjadi seperti kejahatan perbankan, peretasan, hoax, penyadapan, narko-cyber dan lain sebagainya menuntut tidak saja kecanggihan peralatan untuk melawan berbagai bentuk cyber crimes tetapi juga menuntut kapasitas SDM yang mengawaki peralatan tersebut, bahkan menuntut pemerintah untuk menyusun berbagai regulasi guna mengatasi tindak pidana tersebut, terlebih kita harus mengantisipasi kemungkinan terjadinya cyber terrorism, cyber attacks yang sudah terjadi di berbagai jaringan komputer dan fasilitas infrastruktur milik pemerintah dan perusahaan-perusahaan negara. Berbeda dengan cyber crimes yang lebih berorientasi tindak pidana bermotifkan ekonomi, maka cyber attacks dinilai jauh lebih berbahaya karena motivasinya memang betul-betul ingin melumpuhkan atau menihilkan suatu system, dengan melihat motivasinya, maka ancaman cyber crimes lebih banyak dilakukan oleh aktor non negara, sementara ancaman cyber attacks disinyalir lebih banyak dilakukan oleh aktor negara, oleh karena itu, cyber attacks harus dihadapi oleh cyber defense.
Mekanisme menghadapi cyber crimes dan cyber attacks memang memiliki kesamaan pada beberapa aspek namun kapasitas untuk mengatasi kedua ancaman berbeda, tidak bisa disederhanakan bahwa cyber crimes sama dengan cyber attacks, adanya forum ini kita semua dapat mengidentifikasi sekaligus menganalisa mekanisme terbaik yang dapat lakukan bersama, pada tingkat seperti apa kita dapat menggabungkan cyber security dan cyber defence untuk menghadapi kedua ancaman tersebut, pada tingkatan lain kita justru harus memahami bahwa cyber defence jauh lebih kompleks dan rumit.
Sebelum mengakhiri keynote speechnya Rektor Unhan RI menyampaikan dengan pengembangan Algoritma Baru yang dikombinasikan dengan Artificial Inteligence dan Human Intelligent hal ini diharapkan bisa sebagai sumbangsih para cendikiawan Indonesia untuk bangsa dan Negara dan untuk Dunia Internasional, dengan algoritma baru tersebut bahkan nantinya Indonesia dapat masuk kategori Negara-negara yang dapat mengendalikan teknologi cyber mendatang. Algoritma baru tersebut juga dapat diproyeksikan untuk mengendalikan arus informasi dan transaksi informasi dunia. jadi, Indonesia dapat menjadi negara maju yang lebih mengutamakan kemampuan brainware dibandingkan dengan software dan hardware, brainware Indonesia harus ditransformasikan menjadi smartware, sehingga Indonesia menjadi negara terkemuka di bidang smartware, inilah kolaborasi yang diharapkan antara pemerintah, TNI dan seluruh komponen masyarakat Indonesia.
Mengetahui : Kabag Humas Unhan RI