Jakarta – Kegiatan Hari ke – 2 workshop Track II Network of ASEAN Defence and Security Institutions (NADI) 2021, Delegasi Universitas Pertahanan RI melalui pemaparannya menjelaskan petingnya Kerjasama Pertahanan ASEAN Menanggapi Darurat Kesehatan Masyarakat dan Potensi Penyakit Menular Masa Depan, hal ini sebagai upaya bersama baik dalam penanganan pandemi dan terjadinya kedaruratan kesehatan masyarakat di masa mendatang maupun program prioritas untuk penguatan sistem kesehatan di masing-masing negara maupun di Kawasan. Rabu (18/08/2021)
Delegasi Unhan RI ini dipimpin oleh Dekan Fakultas Keamanan Nasional Universitas Pertahanan RI Marsekal Muda TNI Dr. Syamsunasir, S.Sos., M.M., C.Fra., dengan anggota delegasi Prof. Dr. AA. Perwita Banyu, M.A., Ph.D., Mayjen TNI (Purn) Dr. Agung Risdhianto, M.P.D., Kolonel Czi Wayan Nuriada, S.H., M.Si (Han), Kolonel Laut dr. R.M. Tjahaja Nurrobi, M.Kes., Sp.OT (K). Hand., Dr. dr. Reza Yuridian P., Sp.KK dan Dr. apt. Bantari Wisnyu M. Biomed.
Pada kegiatan workshop Track II NADI, ini pemaparan dari delegasi Unhan RI yang dilaksanakan oleh Kolonel Laut dr. R.M. Tjahaja Nurrobi, M.Kes., Sp.OT (K). Hand., menjelaskan Emerging Infectious Diseases (EIDs), termasuk seperti Covid-19 memiliki dampak besar di negara berkembang yang memiliki sumber daya lebih sedikit seperti Indonesia, dengan potensi penyebaran yang cepat dan luas dengan dampak kematian, hal ini dikarenakan adanya Urbanisasi, perubahan iklim dan ekosistem yang berperan dalam mempercepat munculnya penyakit baru, sehingga pemerintah Indonesia berusaha untuk memperkuat kesiapsiagaan, surveilans, fasilitas laboratorium, dan respon cepat ke semua bidang, termasuk dengan membangun kemitraan dengan ASEAN.
Sehingga dalam Penanganan Penyakit Menular ini diperlukan langkah yang dilaksanakan meliputi Pertama dengan upaya pencegahan dan meminimalisir terjadinya infeksi pada pasien, staf, pengunjung, dan masyarakat melalui Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI).
Langkah Kedua IPC harus dilaksanakan untuk menghindari Health Care Associated Infections, (HAI) yaitu infeksi yang terjadi pada pasien selama perawatan di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya dimana pada saat masuk tidak ada infeksi dan juga tidak dalam masa inkubasi.
Untuk langkah ketiga Semua fasilitas Kesehatan meliputi rumah sakit, puskesmas, klinik, dan tenaga kesehatan praktik mandiri wajib menerapkan PPI melalui pelaksanaan prinsip kewaspadaan standar dan berdasarkan penularan; penggunaan antimikroba yang bijaksana; mencatat semua kejadian dalam suatu Dokumen Medis yang merupakan rekam medis berbasis bukti yang valid yang dapat dianalisa untuk menghasilkan hasil yang lebih baik dari proses pelayanan kesehatan.
Pada kesimpulan pemaparan disampaikan kerjasama ini mendorong potensi untuk saling bertukar pengetahuan dan pengalaman dalam menangani penyakit emerging dan re-emerging sangat penting, peran dan dukungan Kementerian Pertahanan mendorong pemanfaatan kerja sama bilateral dan multilateral antar negara ASEAN Plus dalam mengatasi pademi ini.
Mengetahui : Kabag Humas Unhan RI