Bogor – Rektor Universitas Pertahanan RI Laksamana Madya TNI Prof. Dr. Ir. Amarulla Octavian, S.T., M.Sc., DESD., Secara resmi membuka Kuliah Umum Pakar Seri-6, dengan tema “Inovasi Teknologi Farmasi menuju Kemandirian Farmasi Nasional”, yang diselenggarakan oleh Fakultas Farmasi Militer (FFM) Unhan RI, secara daring online melalui zoom meeting. Jum’at (15/10/2021).
Dalam sambutannya Rektor Unhan RI menyampaikan adanya Pandemi Covid-19 berdampak timbulnya rasa krisis di dunia farmasi, hal ini memicu munculnya berbagai riset, serta inovasi dan merevitalisasi industri bahan baku obat di dalam negeri, hingga memperkuat struktur manufaktur industri farmasi nasional, Salah satu langkah strategis yang dilakukan yakni pengembangan industri bahan baku obat dalam rangka substitusi impor.
Pemerintah dalam hal ini berupaya melalui memperkuat struktur manufaktur industri farmasi dalam negeri, dengan mengadakan riset guna menciptakan inovasi produk, dengan dukungan dari Kementerian Perindustrian yang siap mengoptimalkan potensi nilai tambah dari pengolahan produk turunan petrokimia menjadi bahan baku farmasi, seperti pengembangan bahan baku obat parasetamol. Langkah tersebut merupakan salah satu program Prioritas Riset Nasional (PRN) 2020-2024 yang dikoordinasikan dengan Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN).
Dalam sambutannya Rektor Unhan RI menyampaikan Peran peneliti baik di Perguruan Tinggi maupun berbagai Lembaga Penelitian tentunya wajib diimplementasikan dengan segera agar Indonesia dapat mencapai tingkat kemandirian Farmasi secara Nasional. Oleh karena itu diperlukan kolaborasi dan sinergitas yang solid serta koordinasi terpadu antara berbagai komponen (stake holders) yang terkait dalam melakukan penelitian dan pengembangan di sektor penyiapan bahan baku obat, sehingga harapan akan Kemandirian Farmasi secara nasional dapat segera terwujud.
Mengakhiri sambutannya Rektor Unhan RI penyelenggaraan kuliah pakar Ini bertujuan sebagai usaha untuk memberikan edukasi kepada masyarakat kampus dan peneliti mengenai pengetahuan tentang bahan baku obat (Pharmaceutical Material Science) serta teknologi manufakturingnya, serta kepada stake holders terkait dengan peluang untuk hilirisasi hasil penelitian dan pengembangannya, dalam rangka mewujudkan Kemandirian Farmasi Nasional yang pada akhirnya menuju Kedaulatan Obat Nasional (Drug Sovereignty).
Sementara Dekan Fakultas Farmasi Militer Unhan RI Prof. Dr. apt. Yahdiana Harahap, MS, selaku ketua penyelenggara kegiatan menjelaskan kuliah pakar ini berpeluang memberikan wawasan keilmuan terkait perkembangan, riset dan inovasi serta guna meningkatkan kualitas SDM Pertahanan khususnya dibidang keilmuan Farmasi Militer, Hal merupakan pencapaian visi Fakultas Farmasi Militer Unhan RI, untuk menjadi pusat unggulan pendidikan sarjana farmasi yang memiliki semangat bela negara dalam bidang sains teknologi, farmasi klinik dan farmasi militer untuk mengatasi tantangan terhadap pertahanan negara dan keamanan nasional.
Dalam kuliah Pakar Seri-6 ini menghadirkan narasumber Prof.Dr.rer nat Sundani Noerono Soewandhi (Guru Besar Sekolah Farmasi ITB, Ketua Flipmass Indonesia dan Pakar Ilmu Kristalografi Obat) Dr. Agus Haryono, M.Sc. (Kepala LIPI) dan Dr. Raymond R. Tjandrawinata (Dexa Laboratories Biomedical Science) yang dipandu oleh moderator Dr.apt.THP Simorangkir, M.Si Sesprodi Fakultas Farmasi Militer Unhan RI.
Kegiatan Kuliah Pakar Seri-6 diawali dengan pemaparan narasumber Prof.Dr.rer nat Sundani Noerono Soewandhi yang menjelaskan tentang ” Peluang Inovasi Sains Polimer dalam Teknologi Farmasi”, melalui penjelasannya disampaikan Indonesia saat ini menduduki posisi ke-4 sebagai negara dengan penduduk terbanyak di dunia, sehingga otomatis berdampak pada peningkatan kebutuhan obat.
Namun kebutuhan obat saat ini tidak diiringi dengan kemandirian Indonesia dalam industri farmasi, Indonesia tercatat masih mengimpor 95% bahan baku obat dari luar negeri.
Untuk bisa mewujudkan Kemandiri Industri Farmasi dan berdaya saing, ditopang melalui pendalaman riset potensi keanekaragaman hayati seperti jahe, lempuyang, pala, nilam dan lain-lain, sebagai modal utama dalam membangun kemandirian untuk memproduksi obat formula baru.
Riset pengembangan obat baru diawali melalui cara berpikir, cara belajar dan cara bertindak, untuk mendapatkan sintesis atau isolasi dari berbagai sumber yaitu dari tanaman maupun jaringan hewan, Dengan mempelajari hubungan struktur obat dan aktivitasnya maka pencarian zat baru lebih terarah dan memunculkan ilmu baru.
Sementara Pemapar kedua pada kegiatan kuliah pakar ini menghadirkan Dr. Agus Haryono, M.Sc. (Kepala ORIPT) dengan tema “Konsolidasi Badan Riset dan Inovasi Nasional serta peluangnya untuk percepatan Riset dan Inovasi dibidang Farmasi”, menjelaskan peran Kemenristek/BRIN untuk mendorong penguasaan teknologi dan inovasi dalam bidang farmasi dan alat kesehatan dalam negeri. Menristek/Kepala BRIN menyebutkan, kesehatan dan obat merupakan salah satu fokus yang telah dicanangkan dalam Prioritas Riset Nasional tahun 2020- 2025.
Dalam Hal ini BRIN akan memfasilitasi periset dari berbagai instansi manapun dari seluruh Indonesia yang kemudian bila potensial akan dikerjasamakan dengan pihak industri.
Sementara pada sesi ketiga Pemaparan dilaksanakan oleh Dr. Raymond R. Tjandrawinata (Dexa Laboratories Biomedical Science) dengan tema ” Tantangan Pengembangan Teknologi di Indonesia”, melalui pemaparannya dijelaskan Industri farmasi memiliki peran yang sangat strategis dalam mendukung ketersediaan obat yang aman, bermutu dan berkhasiat bagi masyarakat. Dimensi penting obat dalam bidang kesehatan, ekonomi, ketahanan nasional dan daya saing bangsa tentunya harus diwujudkan dalam bentuk dukungan nyata untuk semakin menumbuhkembangkan industri farmasi di Indonesia.
Dalam kesempatan ini disampaikan Dexa Group telah menerapkan 8 implementasi industri 4.0 dalam proses produksi hingga distribusi. Kedelapan implementasi itu yakni: Robotic Automation, Internet of Things, Building Management System (BAS), Electronic Batch Record / Machine Execution System, Laboratory Information Management System (LIMS), Warehouse Management System, Green Facility, dan Enterprise Asset Management.
Penerapan Robotic Automation berperan untuk meng-optimize human machine interface, dimana peran manusia sebagai penggontrol dan untuk menganalisa data-data oleh robot-robot, selain itu teknologi farmasi sebagai standarization dunia khususnya industri farmasi yang semakin ketat, sehingga mengharuskan zero fault, untuk itu diperlukan automation.
Selain itu Penggunaan otomasi robotik juga meningkatkan kualitas, karena setiap sediaan yang diproduksi menghasilkan produk yang konsisten. Kemudian mengenai Electronic Batch Record, Dexa Group telah mengaplikasikan 2D barcode yang bisa dilacak secara real time, aplikasi barcode, ini sebagai standar yang digunakan di untuk AS dan Eropa.
Kegiatan Kuliah Pakar ini diikuti oleh seluruh civitas akademika Unhan RI dan dari berbagai kalangan dibidang Farmasi.
Mengetahui : Kabag Humas Unhan RI