Bogor – Jenderal TNI (Purn) Dr. H. Wiranto, S.H. berikan kuliah umum di hadapan mahasiswa Universitas Pertahanan bertempat di gedung auditorium kampus Unhan, kawasan IPSC Sentul-Bogor.
Rabu (22/2). Sebelum kuliah umum dibuka, terlebih dulu Rektor Unhan Letjen TNI I Wayan Midhio, M. Phil membacakan riwayat penugasan Menko Polhukam dari beliau berkarir sebagai prajurit TNI hingga menjabat sebagai Menko Polhukam. Dalam paparan kuliah umum tersebut, Menko Polhukam mengulas ancaman negara yang semakin dinamis. Dalam konteks ini, ancaman bisa dikategorikan dalam ancaman konservartif dan non konservatif. Salah satu ancaman yang kita hadapi dan sungguh berat tatkala merebaknya berita-berita negatif seperti di media sosial. Dengan cepatnya kemajuan teknologi, maka sekarang ada kegemaran baru untuk aktif di media sosial. Menurut Menko Polhukam, ancaman terhadap negara tidak selalu soal invasi atau aneksasi. Ancaman itu juga mengenai radikalisme, illegal fishing, human traffiking dan narkoba. Ancaman baru yang spektrumnya sangat luas, langsung menyerang wilayah kita, belum lagi soal hoax. “Pemerintah menciptakan konsep keamanan yang terus berubah. Kita membuat Satgas Propaganda, Agitasi dan Provokasi (Pro A pro). Satgas ini dibentuk untuk memerangi kabar-kabar bohong atau hoax yang kerap meresahkan masyarakat dan menggangu eksistensi negara. Satgas Pro A Pro sebagai cyber nasional, kita sudah ketinggalan, tapi dari pada tidak sama sekali. Fungsinya untuk apa? Untuk proteksi Indonesia, lebih jauh lagi nanti bisa kita tingkatkan ke arah menciptakan elektronic election (pemilihan umum elektoral)”, ujar Bapak Wiranto. Menko Polhukam menegaskan, fungsi satgas ini bertugas melawan propaganda, agitasi dan provokasi. Pembentukan Satgas Pro A Pro juga disebut terinspirasi dari pemerintahan sebelumnya. Pada pemerintahan era Soekarno, ada departemen yang berfungsi melawan propaganda. Di Pemerintahan Presiden kedua RI, Soeharto, juga ada fungsi pertahanan untuk membredel, menghentikan penyiaran. Ini tugas hukum sebenarnya tapi malah dicap balik lagi ke orde baru, di sini jadi dilematis, maka kita melakukan tindakan direct dan indirect. Tindakan direct membuat Satgas dan indirect membangun kesadaran masyarakat. Sebelum kuliah umum ini ditutup, dibuka sesi tanya jawab dari mahasiswa Unhan kepada Menko Polhukam, semua pertanyaan dikumpas cukup mendalam oleh Menko Polhukam dan diakhiri kata penutup oleh Rektor Unhan Letjen TNI I Wayan Midhio, M.Phil. Kuliah umum ini tidak hanya dihadiri oleh segenap mahasiswa Unhan saja, namun organik dari Unhan mulai Eselon I, II dan III. (irf).