Bogor – Kegiatan pelatihan “The 2nd WHO-The Republic of Indonesia Defense University (RIDU) Emergency Medical Teams (EMTs) Team Member Induction Training and Training of Trainer”, yang dibuka oleh Rektor Unhan RI / The Republic of Indonesia Defense University (RIDU), Laksamana Madya TNI Prof. Dr. Ir. Amarulla Octavian, M.Sc., DESD., ASEAN Eng., memasuki kegiatan hari kedua. Pada hari kedua ini faculty tim WHO-RIDU memfokuskan pada aspek teknis logistik dan standar WASH (Water, Sanitation, and Hygiene), yang dianggap krusial dalam menjalankan operasionalisasi EMT, hal ini bertujuan agar peserta siap untuk menghadapi beragam tantangan dalam menangani situasi darurat di lapangan. Kegiatan ini bertempat di Ruang Kelas Indonesia, Lt-1, Gedung Auditorium Kampus Utama Bela Negara Unhan RI, Sentul, Selasa (25/7).
Pada hari kedua kegiatan pelatihan, ketua Faculty Team dari WHO HQ, Dr. Roy Cosico, sebagai Technical Officer EMT, WHO HQ, bersama dengan Dekan Fakultas Farmasi Militer Unhan RI selaku Ketua Multi-Country Training Hub for Health Emergencies Operational Readiness (MULTHEOR) Indonesia, Prof. Dr. apt. Yahdiana Harahap, M.S., mengawasi langsung jalannya pelatihan.
Hari kedua pelatihan, diawali dengan penyampaian materi pertama tentang Logistics Technical Standard, melalui materi ini peserta mendapatkan pemahaman mendalam tentang 13 Standar Teknis Logistik yang diperlukan untuk menjalankan operasi EMT di lapangan serta mempelajari peralatan logistik dasar yang esensial.
Materi kedua Challenges dan Solusi dalam Re-Supply Consumables, Dalam sesi ini, peserta diberikan wawasan tentang tantangan dan solusi dalam menyediakan ulang bahan-bahan habis pakai (consumables) yang penting untuk kelangsungan operasi EMT di medan yang mungkin terpencil.
Materi Ketiga, WASH (Water, Sanitation, and Hygiene)Technical Standards, Para peserta diajarkan mengenai peran tim WASH dalam operasi EMT dan pentingnya mematuhi tujuh Standar Teknis Minimum dalam penyediaan air, sanitasi, dan higiene.
Materi Keempat Perencanaan Kebutuhan Air. Dalam materi ini Peserta belajar menghitung kebutuhan air yang diperlukan oleh EMT agar dalam operasionalnya dapat berjalan dengan baik dan efisien.
Materi Kelima tentang Manajemen Limbah dan Komponen Sanitasi dan Higienis, melalu materi ini para peserta memahami tanggung jawab yang berbeda dalam pengelolaan limbah dan aspek sanitasi serta kebersihan di lokasi EMT.
Materi Keenam tentang Layout EMT Centre, melalu pembekalan materi ini peserta berlatih merancang tata letak fasilitas EMT yang efisien, termasuk alur pasien, mekanisme komando dan kontrol, area tinggal staf, serta dukungan logistik.
Materi ketujuh tentang Pertimbangan Listrik, dalam pembekalan ini diharapkan peserta mendalami pentingnya menyediakan daya listrik yang memadai untuk fasilitas EMT agar peralatan medis dan komunikasi dapat berfungsi dengan baik.
Materi kedelapan tentang Keamanan Organisasi, Tim, dan Personal, Materi ini membahas tren kejadian keamanan terkini yang melibatkan tenaga kesehatan darurat di wilayah tersebut, serta kebijakan nasional terkait tugas dalam menjaga keamanan para personel EMT selama misi.
Materi kesembilan tentang Strategi Negosiasi, dalam materi ini peserta diberikan pemahaman tentang negosiasi kemanusiaan dan cara menggunakan elemen-elemen negosiasi dalam mengatasi situasi yang penuh tantangan di medan tugas EMT.
Materi kesepuluh tentang Kemampuan Navigasi dan Komunikasi, melalui materi ini peserta dilatih dalam menggunakan peralatan bantu navigasi dan berkomunikasi antar lokasi tetap dengan tetap mempertahankan kesadaran situasional.
Pelatihan hari kedua ini menuntut para peserta untuk menerapkan berbagai teknik dan pengetahuan yang telah diberikan dalam situasi interpersonal yang mungkin mereka hadapi saat melaksanakan misi EMT di lapangan, selain penyampaian materi juga dilaksanakan diskusi dan tanya jawab yang interaktif antara peserta pelatihan dengan Faculty tim WHO-RIDU.
Materi pelatihan yang disampaikan oleh faculty tim WHO-RIDU yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan, pemahaman, dan kesiapsiagaan peserta dalam menghadapi situasi darurat dan bencana dengan profesionalisme dan keahlian yang tinggi.
(Humas Unhan RI)