Jakarta – Rektor Universitas Pertahanan Indonesia (Unhan RI), Letnan Jenderal TNI Jonni Mahroza, Ph.D., menghadiri undangan diskusi bersama Menteri Pertanian RI, Dr. Ir. H. Andi Amran Sulaiman, M.P. yang membahas dampak perubahan iklim terhadap sektor pertanian. Kegiatan ini turut dihadiri langsung oleh Staf Khusus Menhan RI, Letnan Jenderal TNI (Purn.) Dr. Sjafrie Sjamsoeddin, dan Letnan Jenderal TNI (Purn.) Ida Bagus Purwalaksana, S.I.P., M.M., yang berlangsung di Gedung A Kantor Pusat Kementan RI, Jalan R.M Harsono, Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa (27/2)
Rektor Unhan RI dalam kegiatan ini turut didampingi oleh, Warek Bid. Akademik dan Perencanaan Unhan RI; Laksda TNI Dr. Ir. Agus Adriyanto, S.T., M.M., M.Tr. Opsla., CIQnR., CIQaR., IPU., Kepala LPPM Unhan RI, Laksda TNI Dr. Ir. Edy Sulistyadi, S.T., IPU., CIPA., ASEAN Eng., Dekan FSTP Unhan RI Prof. Dr. Ir. Muhamad Asvial, M.Eng., Dosen Teknik Sipil (Hydrology) FSTP Unhan RI, Dr. Eng. Okri Asfino Putra, S.T., M.Eng.,
Menteri Pertanian RI dalam keterangan persnya, menjelaskan hasil rapat terbatas dengan Presiden RI Joko Widodo kemarin. Kabar gembira bagi para petani Indonesia adalah bahwa alokasi pupuk yang semula dianggarkan sejumlah 4,7 Juta Ton, kini naik menjadi 9,55 Juta Ton (naik dua kali lipat). Dalam. Jumpa pers ini Menteri Pertanian RI, sebagai perwakilan petani Indonesia, menyampaikan ucapan terima kasih kepada Presiden RI yang sangat peduli terhadap petani.
Lebih lanjut Menteri Pertanian RI juga menyampaikan dari kegiatan rapat terbatas bersama Presiden RI, yang dihadiri oleh Menteri Pertahanan, Menteri BUMN, Menteri Perekonomian, Kepala Badan Pangan, Menteri Keuangan, dan Dirut Bulog, menghasilkan peningkatan alokasi pupuk dari semula 4,7 Juta Ton menjadi 9,55 Juta Ton. Hal ini diharapkan akan mendorong para petani untuk segera melaksanakan penanaman. Menteri Pertanian RI telah mengambil langkah-langkah strategis untuk mengantisipasi dampak El Nino yang sedang terjadi. Berikut adalah tindakan yang diambil:
1. Pompanisasi Sungai-Sungai Besar di Jawa: Salah satunya adalah sungai Bengawan Solo. Dengan memompa air dari sungai-sungai besar ini, diharapkan dapat mengatasi kekeringan dan memastikan pasokan air untuk pertanian.
2. Pembangunan Bendungan: Kementerian PUPR akan membangun bendungan yang akan mengairi 200 ribu hektar lahan. Indeks produktivitas (IP) yang semula 120 akan ditingkatkan menjadi 240 (naik dua kali lipat). Ini akan membantu meningkatkan ketahanan air dan produktivitas pertanian.
3. Optimalisasi Lahan dengan Teknologi Baru: Kementerian Pertanian bekerja sama dengan Unhan RI yang memiliki teknologi eksplorasi air untuk sumur dalam dan dangkal. Teknologi ini telah teruji di wilayah Kabupaten Gunung Kidul, DIY Jawa Tengah, dan berhasil mengaliri lahan seluas 1000 hektar dengan biaya 14 miliar rupiah. Langkah ini akan diterapkan di daerah-daerah lahan kering lainnya. Unhan RI juga telah melakukan pengeboran di 141 titik wilayah yang terdampak kekeringan.
4. Kerjasama dengan TNI: Kementerian Pertanian bekerjasama dengan TNI untuk mengatasi dampak El Nino yang mengurangi luas tanam hingga 20% s.d 30%. Langkah ini bertujuan untuk memastikan produksi pangan pada bulan Maret hingga Juni tetap dalam kondisi aman. Meskipun saat ini ada musim panen, tindakan preventif perlu dilakukan mulai sekarang untuk periode Juni hingga Oktober.
Semua langkah ini diharapkan dapat meningkatkan ketahanan pangan dan mendukung sektor pertanian di Indonesia.
Dalam kesempatan ini Rektor Unhan RI dalam keterangan persnya menjelaskan bahwa Unhan RI mendapatkan prioritas tugas untuk pompanisasi dan pipanisasi guna menyediakan air yang digunakan untuk pengairan lahan. Rektor Unhan RI juga menjelaskan program yang telah dilaksanakan dan yang akan datang:
1. Tahap Pertama: Program pompanisasi dan pipanisasi telah diterapkan di wilayah Kabupaten Gunung Kidul, DIY, seluas 1000 hektar. Ini merupakan langkah awal untuk memastikan pasokan air yang cukup bagi lahan pertanian.
2. Tahap Kedua: Rencananya, program ini akan diperluas ke tahap kedua dengan mengairi lahan seluas 10.000 hektar.
3. Tahap Ketiga: Unhan RI akan melaksanakan pompanisasi dan pipanisasi yang menjadi target Kementerian Pertanian, yaitu seluas 500.000 hektar di wilayah Jawa dan 500.000 hektar di luar Jawa. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan ketahanan air dan produktivitas pertanian secara luas.
Rektor Unhan RI menegaskan bahwa Unhan RI siap bekerja sama dengan kementerian dan lembaga terkait yang dikoordinir langsung oleh Menteri Pertanian RI. Semua langkah ini diharapkan dapat mendukung sektor pertanian dan ketahanan pangan di Indonesia.
Sementara Sekretaris Utama BNPB dalam kesempatan ini menjelaskan bahwa dampak El Nino berimplikasi pada potensi bencana. Oleh karena itu, atas inisiatif Menteri Pertanian RI, dilakukan rapat koordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait. Tujuannya adalah mengambil langkah-langkah strategis yang cepat untuk pelaksanaan ke depan. BNPB akan berperan sesuai dengan tugas yang diberikan, yaitu membantu Kementerian Pertanian dalam meningkatkan produksi pangan. Semua langkah ini diharapkan dapat memperkuat ketahanan pangan di Indonesia.
Selain itu Direktur Jenderal Sumberdaya Air Kementerian PUPR menjelaskan bahwa Kementerian PUPR telah berhasil membangun sejumlah bendungan untuk memenuhi kebutuhan pengairan lahan pertanian. Saat ini, telah ada 61 bendungan yang selesai dibangun, di antaranya 42 bendungan yang sudah berfungsi. Fokus saat ini adalah memprioritaskan perbaikan sistem irigasi yang sudah ada guna menjaga ketersediaan air, sehingga dapat meningkatkan indeks tanam. Contohnya adalah Bendungan Lola di Sulawesi Utara yang baru diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo kemarin. Bendungan ini memiliki irigasi yang mencakup luas 900 hektar. Sebelum adanya bendungan ini, indeks penanaman hanya mencapai 120%, tetapi dengan kehadiran bendungan, dalam satu tahun mampu meningkatkan indeks penanaman menjadi 250%, yang berdampak positif pada hasil tanam. Kementerian PUPR juga siap mendukung upaya mengatasi lahan kering di berbagai wilayah dengan menyiapkan pompa banjir untuk mengairi irigasi yang kering melalui 37 Balai yang tersebar di seluruh Indonesia.
Selain itu Deputi Peningkatan Kesejahteraan Sosial dari Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan menjelaskan bahwa pertemuan yang baru saja berlangsung akan segera ditindaklanjuti dengan rapat tingkat menteri. Hal ini dilakukan mengingat kedaruratan air dan kekeringan yang sedang terjadi. Oleh karena itu, aktivitas pompanisasi harus segera dilaksanakan untuk meningkatkan Indeks Pertanaman.
(Humas Unhan RI).