Jakarta – Rektor Universitas Pertahanan Republik Indonesia (Unhan RI), Letnan Jenderal TNI (Purn.) Jonni Mahroza, S.I.P., M.A., M.Sc., Ph.D., hadir sebagai pembicara utama dalam sesi roundtable bertajuk “Kolaborasi Pemerintah dan Sektor Swasta dalam Mengakselerasi Transisi Energi di Sektor Ketenagalistrikan” pada Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024. Acara ini digelar pada tanggal 5-6 September 2024 sebagai bagian dari rangkaian Academic Dialogue yang bertujuan untuk mengumpulkan pemikiran dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk akademisi, praktisi, dan pemimpin global, guna mendiskusikan tantangan serta peluang dalam transisi energi. sesi roundtable ini bertempat di ruang Nuri 2, lantai-1, Jakarta International Convention Center (JICC), Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jum’at(6/9).
Sesi roundtable ini dibuka oleh Anthony Utomo, Kepala KADIN Energy Transition Task Force (KADIN ETTF), yang menggarisbawahi urgensi transisi energi sebagai salah satu tantangan utama di tingkat nasional dan global. Sejumlah pembicara penting lainnya turut berpartisipasi dalam diskusi, di antaranya, Deputi Bidang Sarana dan Prasarana, Kementerian PPN/Bappenas, Ervan Maksum, Direktur Jenderal EBTKE, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Eniya Listiani, Komisaris Utama ARSARI Group, Aryo Djojohadikusumo, CEO PT. Samator Indo Gas Tbk., Rachmat Harsono, dan President Director & CEO PT ESSA Industries Indonesia Tbk., Kanishk Laroya.
Dalam sesi diskusi, Rektor Unhan RI menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor, terutama antara pemerintah, sektor swasta, dan institusi akademik, sebagai katalis untuk mempercepat transisi energi di Indonesia. Rektor Unhan RI menguraikan bahwa Unhan RI telah memainkan peran penting dalam penelitian dan pengembangan terkait energi terbarukan, serta telah berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam proyek-proyek strategis yang bertujuan untuk mendukung ketahanan energi nasional. Mahroza juga menyoroti bahwa keterlibatan sektor swasta dapat mempercepat investasi dalam infrastruktur energi bersih, yang sangat dibutuhkan untuk mencapai target bauran energi terbarukan sebesar 23% pada tahun 2025.
Rektor Unhan RI juga menjelaskan berbagai Proyek-Proyek Energi Terbarukan Unhan RI, contoh proyek-proyek nyata yang telah dikembangkan oleh Unhan RI sebagai bentuk kontribusi terhadap transisi energi. Salah satu proyek unggulan adalah penerapan teknologi solar panel off-grid di Muara Angke yang bertujuan untuk mitigasi banjir dan pembangunan rumah panggung yang tahan banjir. Selain itu, di Gunung Kidul, Unhan RI telah memanfaatkan teknologi solar panel untuk mengangkat air dari sungai bawah tanah, memberikan solusi irigasi yang memungkinkan masyarakat setempat meningkatkan produksi pertanian dari satu kali panen menjadi tiga kali panen dalam setahun.
Proyek-proyek tersebut tidak hanya memberikan dampak positif dalam hal peningkatan efisiensi energi, tetapi juga menjadi contoh konkret bagaimana teknologi terbarukan dapat diterapkan di wilayah pedesaan dan terpencil. Rektor Unhan RI juga menekankan bahwa kolaborasi antara sektor pemerintah, perusahaan swasta, dan akademisi merupakan kunci keberhasilan dari implementasi proyek-proyek ini, yang juga melibatkan mahasiswa dan dosen Unhan RI.
Rektor Unhan RI juga menjelaskan berbagai Tantangan dan Peluang dalam Transisi Energi. Seperti tantangan regulasi yang sering kali menjadi hambatan dalam percepatan transisi energi. Rektor Unhan RI menegaskan, kebijakan yang ada saat ini masih terlalu birokratis, yang menyebabkan lambannya implementasi proyek-proyek energi terbarukan di lapangan. Sebagai contoh, eksplorasi air di Gunung Kidul sempat terhambat oleh prosedur birokrasi yang memerlukan waktu panjang. Rektor Unhan RI mengusulkan perlunya kebijakan yang lebih adaptif dan responsif terhadap situasi krisis energi dan air, guna memastikan bahwa proyek-proyek yang penting bagi masyarakat dapat berjalan lebih cepat dan efisien.
Dalam hal peluang, Rektor Unhan RI juga menggarisbawahi potensi besar Indonesia dalam pengembangan energi terbarukan, terutama dari sektor energi surya dan panas bumi. Rektor Unhan RI menyarankan agar Corporate Social Responsibility (CSR) dari perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor energi diarahkan untuk mendukung proyek-proyek energi terbarukan di kampus-kampus dan wilayah terpencil, sehingga dapat meningkatkan skala dan dampaknya secara signifikan.
Dalam kesempatan ini Rektor Unhan RI, menyampaikan Rekomendasi Strategis untuk Akselerasi Transisi Energi. Sebagai bagian dari rekomendasinya, Rektor Unhan RI, menyampaikan bahwa perlu ada peningkatan investasi dalam riset dan pengembangan teknologi energi terbarukan, yang dapat dilakukan melalui kemitraan antara sektor swasta dan akademisi. Rektor Unhan RI, juga menyarankan agar sektor pendidikan dan industri bekerja sama untuk menciptakan program-program pelatihan yang dapat menghasilkan tenaga kerja terampil dalam bidang energi bersih, mengingat kebutuhan SDM yang sangat besar dalam sektor ini.
Selain itu, kolaborasi internasional juga dianggap penting untuk transfer teknologi dan peningkatan kapasitas. Indonesia telah menerima komitmen pendanaan internasional melalui Just Energy Transition Partnership (JETP) dan Rektor Unhan RI menekankan pentingnya memanfaatkan pendanaan ini dengan baik untuk mendukung pengembangan energi bersih di Indonesia.
Rektor Unhan RI mengakhiri pemaparannya dalam Sesi roundtable dalam ISF 2024 ini mempertegas pentingnya kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan institusi akademik dalam mempercepat transisi energi di Indonesia. Unhan RI, melalui kepemimpinan Rektor Unhan RI, terus menunjukkan kontribusi nyata dalam penelitian dan pengembangan teknologi energi terbarukan. Rektor Unhan RI menyimpulkan bahwa kesuksesan transisi energi di Indonesia memerlukan pendekatan yang komprehensif, dengan mengoptimalkan kerjasama lintas sektor, mempercepat implementasi kebijakan yang mendukung, serta meningkatkan kesadaran dan partisipasi publik dalam upaya ini.
Forum Indonesia International Sustainability Forum 2024, diikuti oleh berbagi peserta dari sektor yang bergerak di bidang dekarbonisasi dan perubahan iklim. Peserta yang hadir meliputi pembuat kebijakan tingkat tinggi. Forum ini juga dihadiri oleh pemain sektor swasta luar negeri dan domestik, termasuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia yang aktif dalam dekarbonisasi. Tak hanya sektor swasta, bank multilateral, lembaga keuangan pembangunan, aliansi keuangan, serta organisasi antar pemerintah dan asosiasi industri internasional juga akan turut serta. Akademisi dan lembaga pemikir (think tanks) yang fokus pada keberlanjutan, organisasi masyarakat sipil nasional, serta organisasi filantropi juga akan berpartisipasi dalam forum ini, menjadikannya wadah strategis untuk mendiskusikan masa depan keberlanjutan secara global.
Kegiatan ini diakhiri dengan penyerahan sertifikat penghargaan kepada seluruh narasumber dalam sesi roundtable oleh Kepala KADIN Energy Transition Task Force (KADIN ETTF).
(Humas Unhan RI).