Jakarta – Rektor Universitas Pertahanan Republik Indonesia (Unhan RI), Letnan Jenderal TNI (Purn.) Jonni Mahroza, S.I.P., M.A., M.Sc., Ph.D., diwakili oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dan Perencanaan Unhan RI, Laksamana Muda TNI Dr. Ir. Agus Adriyanto, S.T., M.M., ASEAN Eng., bersama Wakil Rektor Bidang Kerjasama, Kelembagaan, Inovasi, dan Teknologi, Mayor Jenderal TNI Dr. Ir. Susilo Adi Purwantoro, S.E., M.Eng.Sc., CIQnR., CIQaR., IPU., CIPA., Kepala Lembaga Pengembangan Pertahanan Negara (Ka LPPN) Unhan RI, Mayor Jenderal TNI Yudha Medy Dharma Zafrul, S.I.P., Dekan Fakultas Keamanan Nasional (FKN) Unhan RI, Mayor Jenderal TNI Dr. Ir. Pujo Widodo, S.E., S.H., S.T., M.A., M.Si., M.D.S., M.Si. (Han)., dan Direktur PT. Solusi Intek Indonesia Victor Yahya, dan Project Manager PT. Solusi Intek Indonesia Yussie Novitasari, membuka kegiatan Pelatihan Materil Kontrak Peralatan Pendidikan dan Latihan Keamanan Maritim Unhan RI. Kegiatan ini dilaksanakan dalam format hybrid secara daring dan luring, dari tanggal 4 hingga 8 November 2024, dengan menghadirkan narasumber dari PT Solusi Intek Indonesia serta satuan SPECTROMAR (Satuan Pemantauan Eksekusi dan Control Risiko Operasi Maritim). Pelatihan ini dilaksanakan secara terpusat dari Ruang Rapat Lantai 8, Kampus Pascasarjana Unhan RI, Jl. Salemba Raya No. 14, Jakarta Pusat, Senin (4/11).
Rektor Universitas Pertahanan Republik Indonesia (Unhan RI), Letnan Jenderal TNI (Purn.) Jonni Mahroza, S.I.P., M.A., M.Sc., Ph.D., dalam sambutannya yang dibacakan oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dan Perencanaan Unhan RI, Laksamana Muda TNI Dr. Ir. Agus Adriyanto, S.T., M.M., ASEAN Eng., menegaskan pentingnya memperkuat “maritime security” untuk menjaga stabilitas dan “sovereignty” Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia. Dengan wilayah perairan yang sangat luas dan ribuan pulau yang tersebar, tantangan dalam keamanan maritim mencakup berbagai “non-traditional security threats” seperti perompakan (piracy), penyelundupan (smuggling), dan perikanan ilegal (illegal fishing), yang secara signifikan mempengaruhi “national security” dan keberlanjutan sumber daya alam.
Rektor Unhan RI menggarisbawahi pentingnya peningkatan kemampuan “surveillance” dan “early detection” melalui penggunaan “advanced technologies” dan pelatihan intensif untuk menghadapi ancaman tersebut. Dalam kesempatan ini, Unhan RI memperkenalkan perangkat “Maritime Surveillance Platform” dan “Maritime Situation Room” sebagai bagian dari upaya “capacity building” dalam “monitoring” dan “response” ancaman maritim. Perangkat ini memungkinkan “real-time data collection” dan mendukung “rapid decision-making” sehingga meningkatkan efisiensi dalam menjaga keamanan perairan. Melalui pelatihan program ini, diharapkan para peserta dapat memaksimalkan kemampuan “operational readiness” mereka dalam menghadapi situasi lapangan yang dinamis. Rektor Unhan RI juga mengajak seluruh peserta untuk memanfaatkan pelatihan ini sebagai platform kolaborasi dalam berbagi “best practices” serta mencari solusi inovatif dalam menangani tantangan “maritime domain,” demi mempertahankan “national sovereignty” dan stabilitas kawasan.
Sementara, Direktur PT Solusi Intek Indonesia, Victor Yahya, mengapresiasi kerjasama yang terjalin dengan Unhan RI dan menilai pengalaman ini sangat bernilai. Sistem dan peralatan yang dikembangkan bersama diharapkan mampu memberikan kontribusi signifikan bagi pendidikan pertahanan, terutama dalam memperkuat pemahaman strategis terkait keamanan maritim Indonesia. Fokus pada penelitian mendalam terhadap pola-pola anomali di perairan nasional dan keterkaitannya dengan geopolitik dipandang krusial. Mengingat tingginya jumlah kapal yang melintasi laut Indonesia setiap hari, pengembangan sistem yang lebih matang diproyeksikan dapat meningkatkan efektivitas pertahanan maritim nasional.
Dalam kesempatan ini Dekan Fakultas Keamanan Nasional (FKN) Universitas Pertahanan Republik Indonesia (Unhan RI), Mayor Jenderal TNI Dr. Ir. Pujo Widodo, S.E., S.H., S.T., M.A., M.Si., M.D.S., M.Si. (Han), dalam keynote speech, menekankan pentingnya pemahaman perbedaan antara pendidikan dan pelatihan dalam proses pembentukan karakter serta keahlian praktis mahasiswa. Pendidikan lebih menekankan pada pemahaman teori dan landasan konseptual, sementara pelatihan berfokus pada praktik dan penerapan di lapangan. Pemahaman yang mendalam mengenai kedua aspek ini sangat krusial, terutama bagi individu yang berkarier di Badan Usaha Milik Negara Industri Strategis (BUMNIS) , di mana pengalaman lapangan dan pengetahuan teoritis yang solid sangat dibutuhkan untuk mengatasi tantangan yang dihadapi.
Peran strategis BUMNIS di tingkat internasional, khususnya di Amerika Serikat, mencerminkan pengakuan tinggi terhadap profesionalisme di sektor ini, yang mencakup berbagai elemen penting seperti pendidikan, pelatihan, serta perencanaan strategis. Dalam konteks modernisasi alutsista dan pengembangan infrastruktur pertahanan, kemampuan untuk menjaga serta memanfaatkan teknologi secara efisien dianggap sebagai langkah fundamental dalam mendukung strategi pertahanan yang berkelanjutan.
Di dalam negeri, program pengembangan industri pertahanan yang dimulai pada 2014 menunjukkan komitmen pemerintah untuk mencapai kemandirian di sektor pertahanan dengan melibatkan berbagai pengusaha dalam produksi alutsista berkualitas. Inisiatif ini sangat penting dalam menghadapi ancaman yang bersifat dinamis, khususnya di wilayah perbatasan laut seperti Selat Malaka dan Laut China Selatan, yang rentan terhadap infiltrasi dan aktivitas ilegal.
Berbagai ancaman, termasuk keamanan maritim, kejahatan transnasional, dan ancaman siber, semakin mendesak Indonesia untuk meningkatkan kemampuan deteksi dan pengawasan di wilayah perairannya. Faktor geopolitik, seperti ketertarikan China terhadap kanal di Thailand yang dapat menggeser arus perdagangan dari Selat Malaka, menimbulkan tantangan serius terhadap posisi strategis Indonesia dalam jalur perdagangan regional. Dalam konteks ini, hadirnya teknologi canggih, seperti kapal selam dan alat pengintai, menjadikan modernisasi alutsista sebagai prioritas utama untuk mempertahankan kekayaan alam dan kedaulatan wilayah negara.
Sejak era Revolusi Industri, perkembangan teknologi telah menyebabkan perubahan signifikan pada strategi dan taktik militer. Dampak ini terlihat langsung pada doktrin militer, strategi, dan perencanaan gelar pasukan. Untuk mendukung tujuan strategis pertahanan nasional, kebutuhan akan peralatan canggih, terutama di daerah rawan seperti Papua, semakin vital. Alutsista yang siap menjaga wilayah perbatasan dan melindungi kekayaan alam Indonesia diharapkan mampu mengatasi berbagai ancaman dan sekaligus mendukung hilirisasi sumber daya alam. Ini merupakan bagian integral dari komitmen Unhan RI dalam memperkuat ketahanan nasional melalui peningkatan kapasitas pertahanan yang mandiri dan terintegrasi, demi tercapainya stabilitas dan keamanan yang berkelanjutan. Dengan demikian, pemahaman yang kuat antara pendidikan dan pelatihan, serta penerapan teknologi yang efisien, menjadi landasan penting untuk menghadapi berbagai tantangan di era global yang terus berkembang ini.
Dalam acara pembukaan pelatihan ini dihadiri langsung oleh, Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Unhan RI, Dr. Herlina Juni Risma Saragih, M.Si., CIQnR., CIQaR., Wakil Direktur Bidang Keuangan dan Umum Pascasarjana Unhan RI, Brigjen Mar TNI Rachmat Djunaidy, Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Strategi Pertahanan Unhan RI, Brigjen TNI Elphis Rudy, S.E., M.M., M.S.S., Wakil Dekan Bidang Keuangan dan Umum Manajemen Pertahanan Unhan RI, Brigjen TNI Fahrid Amran, S.H., M.H., Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Keamanan Nasional Unhan RI, Brigjen TNI Dr. Mitro Prihantoro, S.AP., M.Sc., Kepala Biro Akademik dan Kemahasiswaan (Karo AK) Unhan RI, Brigjen TNI Yudianto Putrajaya, S.E., M.M., Kepala Biro Perencanaan, Kerjasama, dan Hubungan Masyarakat (Karo Renkermahumas) Unhan RI, Brigjen TNI Basuki Darmawan, S.Pd., M.Ed., Kepala Biro Keuangan dan Umum Unhan RI, Brigjen TNI Ranon Sugiman, Post. Grad. Dip., Kaprodi Magister Keamanan Maritim Fakultas Keamanan Nasional Unhan RI, Kolonel Laut (KH) Dr. Panji Suwarno, S.E., M.Si., CIQnR., Kaprodi Magister Manajemen Bencana Fakultas Keamanan Nasional Unhan RI, Kolonel Caj Dr. Kusuma, M.Si., Dosen Tetap Prodi Damai dan Resolusi Konflik Fakultas Keamanan Nasional Unhan RI, Kolonel Caj Dr. Arifuddin Uksan, S.Ag., M.Ag., CIQnR., Pengelola Pengadaan Barang/Jasa Madya Pus Alpalhan Baranahan Kemhan RI, Kolonel Laut (KH) Surya Dharma, S.Kom., M.MT., Kaprodi Magister Strategi Pertahanan Laut Fakultas Strategi Pertahanan Unhan RI, Kolonel Laut (T) Tasdik Mustika Alam, S.Si., M.T., M.Tr.Opsla., CHRMP., serta tim pelatihan dari Satuan Pemantauan Eksekusi dan Control Risiko Operasi Maritim
Kegiatan pembukaan Pelatihan Materil Kontrak Peralatan Pendidikan dan Latihan Keamanan Maritim Unhan RI, diakhiri dengan pembacaan doa oleh, Kepala Bagian Umum Biro Keuangan dan Umum, Unhan RI, Kolonel Adm Dr. Bambang Kustiawan, S.E., S.Sos., M.M., dilanjutkan dengan foto bersama dan sesi pelatihan.
(Humas Unhan RI).