Bogor – Universitas Pertahanan RI melaksanakan Sidang Senat Terbuka Pengukuhan Kolonel Laut (K) Prof. Dr. Dr. Anwar Kurniadi, S.Kp., M.Kep sebagai Guru Besar dalam bidang Manajemen Bencana,dan Kolonel Sus Prof. Dr. Drs. Mhd. Halkis, M.H. sebagai Guru Besar dalam bidang Filsafat. Sidang senat terbuka dipimpin langsung oleh Rektor Universitas Pertahanan Republik Indonesia (Unhan RI), Letnan Jenderal TNI (Purn.) Jonni Mahroza, S.I.P., M.A., Ph.D., sebagai Ketua Senat Akademik Unhan RI. Kegiatan ini bertempat di Gedung Aula Merah Putih (AMP) Kampus Bela Negara Unhan RI, Kawasan IPSC, Sentul, Bogor. Rabu (5/3).
Dalam orasi ilmiahnya, Kolonel Laut (K) Prof. Dr. Anwar Kurniadi memaparkan Model Pemulihan Bencana Kurniadi (MPBK) 2025. Model ini dirancang sebagai pendekatan komprehensif untuk mempercepat pemulihan pasca-bencana dengan mengintegrasikan kajian risiko, penyusunan tata ruang berbasis mitigasi, peningkatan kapasitas daerah, serta sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga terkait. MPBK 2025 menitikberatkan pada pemberdayaan masyarakat dan pemanfaatan kearifan lokal guna mengurangi kerentanan fisik, ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Model ini telah diterapkan di Kabupaten Cianjur pascagempa bumi dan terbukti efektif dalam percepatan pemulihan berbasis masyarakat, penguatan ekonomi lokal, serta pelestarian budaya. Dengan pendekatan adaptif berbasis data, MPBK 2025 dapat menjadi panduan strategis bagi daerah rawan bencana untuk membangun ketahanan wilayah yang lebih tangguh.
Sementara itu, Kolonel Sus Prof. Dr. Mhd. Halkis, M.H. dalam orasi ilmiahnya memperkenalkan konsep Filsafat Ilmu Pertahanan dengan doktrin CACOCIS (Condition, Area, Command, Organization, Control, Interoperability, Society). Doktrin ini dikembangkan sebagai strategi dalam menghadapi ancaman peperangan asimetris yang semakin kompleks.
CACOCIS menekankan pentingnya interoperabilitas antara unsur militer, sipil, dan masyarakat dalam sistem pertahanan. Konsep ini menjadi landasan bagi penguatan Sistem Pertahanan Semesta (Sishankamrata), khususnya menghadapi ancaman berbasis teknologi tinggi seperti Lethal Autonomous Weapon Systems (LAWs) dan hybrid warfare. Dengan menjadikan filsafat ilmu pertahanan sebagai fondasi utama, doktrin ini diharapkan dapat memperkuat kedaulatan negara dan mendorong kebijakan pertahanan yang lebih adaptif serta berbasis pengetahuan.
Dalam amanatnya, Rektor Unhan RI menegaskan bahwa pengukuhan dua Guru Besar ini merupakan bentuk pengakuan atas dedikasi akademik mereka dalam pengembangan ilmu pertahanan. Ia berharap keduanya dapat terus berkontribusi dalam dunia akademik serta menjadi mentor bagi generasi muda. Unhan RI diharapkan semakin berperan sebagai pusat pemikiran strategis dan inovatif dalam menghadapi tantangan pertahanan nasional dan global.
(Humas Unhan RI)