Bogor –Universitas Pertahanan (Unhan) melalui program Doktoral S-3 Ilmu Pertahanan menyelenggarakan Seminar Nasional dengan tema “Fenomena Kejahatan Siber dan Ujaran Kebencian di Indonesia dipandang dari Perspektif Pertahanan Negara”, bertempat di Gd. Auditorium Kampus Bela Negara, Komplek IPSC-Sentul. Kamis (13/12).
Seminar dibuka oleh Rektor Unhan yang diwakili Dekan Fakultas Manajemen Pertahanan Laksda TNI Sulistiyanto, S.E., M.M., M.Sc.,P.S.C., dalam sambutannya menyampaikan kehadiran internet berdampak munculnya dimensi baru kejahatan berupa cybercrime dan ujaran penyebaran kebencian terkait dengan masalah politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan melalui media informasi, sehingga dengan adanya fenomena kejahatan siber dan ujaran kebencian yang semakin berkembang. Kedua fenomena tersebut perlu dikaji dari perspektif pertahanan, ancaman siber sebagai salah satu bentuk ancaman nyata Pertahanan Negara Indonesia, yang masuk dalam ancaman nonmiliter dan berpotensi menimbulkan perang siber, sehingga menuntut kesiapsiagaan dalam menanggulanginya dengan melibatkan komponen utama, komponen cadangan dan komponen pendukung.
Mengawali seminar ini pemaparan pertama oleh Staf Khusus Menkominfo Dr. Danrivanto Budhijanto, SH, LLM in IT Law, FCBArb dengan tema “Cyberlaw dalam era revolusi Industri 4.0 di Indonesia”, dalam pemaparannya menjelaskan berbagai dampak tindakan kejahatan akibat dari pengaruh media informasi berbasis virtual, adanya masyarakat informasi yang menempatkan pengetahuan dan informasi sebagai raja sehingga kondisi ini membuat manusia tanpa batas dan tidak mengenal territorial. Faktor penyebab ujaran suatu kebencian disebabkan karena sentiment yang sama dan bersifat aplifikasi, sehingga mempengaruhi seluruh masyarakan saat ini mengakses dan penyebarannya melalui media social
Pada pemaparan kedua seminar ini oleh Kapus Siber Bainstranas Kemhan Marsma TNI Raja H. Manalu, S.Sos., M.I.P., dengan tema “Siber dan Hoax dalam prespektif Pertahanan Negara”, dalam pemaparannya dijelaskan Indonesia sebagai pengguna internet terbesar no 5 di dunia yang berimplikasi pada ancaman domain baru diranah ruang cyber hal ini membuka kesempatan adanya kejahatan siber seperti hoax, ujaran kebencian, cyber attack yang dapat dilakukan melalui fisikal attack, logical attack,information attack dapat cultural attack, Beberapa serangan siber yang pernah terjadi di berbagai belahan dunia seperti Estonia, Iran, Ukraina, dan Indonesia adalah bentuk dari cyber attack yang memanfaatkan cyber space. Maka kebijakan siber perlu dibentuk dengan strategi yang tepat agar dapat menaungi semua sektor baik infrastruktur kritikal, ekonomi, budaya, social maupun bidang lainnya.
Untuk pemapar ketiga menghadirkan Koordinator Tim Penelitian Konflik Kedeputian IPSK-LIPI Cahyo Pamungkas, PhD dengan tema “Media sosial dalam penyebaran intoleransi dan radikalisme”, melalui pemaparannya menjelaskan tentang berbagai fenomena intoleransi dan radikalisme berbasis isu agama dan etnisitas yang terjadi di dunia nyata dan dunia maya, faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap berkembangnya intoleransi dan radikalisme berbasis isu agama dan etnisitas yang terjadi di dunia nyata dan dunia maya, relasi antara intoleransi dan radikalisme yang terjadi di dunia nyata dengan yang muncul di dunia maya dan rekomendasi kebijakan membangun narasi positif mengenai kebangsaan dan ke-Indonesiaan
Pelaksanaan seminar ini dipandu oleh moderator Letkol Cpl Linus Yoseph Wawan Rukmono, dengan memberikan kesempatan tanya jawab antara peserta dan narasumber, meliputi fenomena kejahatan siber dari prespektif kajian hukum , kebijakan perlindungan terhadap infrastruktur kritis terhadap ancaman serangan siber, aspek penangkalan serangan siber dari media social, aspek kerawanan peretasan dibidang pertahanan.
Seminar dihadiri oleh seluruh pejabat Eselon I,II,III,IV, Dosen, Mahasiswa Magister S-2 Ilmu Pertahanan dan Mahasiswa Doktoral S-3 Ilmu Pertahanan, cukup manarik terlihat dari para oeserta banyak yang menyampaikan pertanyaan dan tanggapan yang semuanya dapat dijawab oleh para pemapar,
Kegiatan seminar dini ditutup dengan kegiatan pemberian cenderamata oleh Dekan FMP Unhan kepada narasumber yang dilanjutkan dengan fotobersama. (Anh).
Authentifikasi: Kabag Humas Unhan.