Bogor – Menteri Pertahanan RI Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu memberikan pengarahan kepada pejabat eselon I dan II dilingkungan Unhan, kunjungan ini disambut langsung oleh Rektor Universitas Pertahanan Letjen TNI Dr. Tri Legionosuko, S.IP., M.AP, bertempat di gedung Rektorat Unhan kampus Bela Negara, Komplek IPSC-Sentul. Jum’at (18/1).
Kehadiran Menhan di kampus Unhan ini, dalam rangka kegiatan membahas perkembangan lingkungan strategis yang mempengaruhi dinamika Geopolitik dan Geostrategi kawasan maupun Internasional. Lebih lanjut Menhan menyampaikan bahwa kepentingan strategis pembangunan konsep pertahanan negara adalah dalam rangka mengamankan kepentingan nasional yaitu menjaga keselamatan bangsa, menjaga kedaulatan negara serta menjaga integritas teritorial NKRI.
Melalui kesempatan ini Menhan menjelaskan bahwa ancaman kedepan dapat dikelompokan menjadi tiga dimensi yaitu, dimensi ancaman belum nyata, pada kondisi ini konflik terbuka atau perang konvensional bersifat kemungkinan kecil, namun tetap dipersiapkan apabila kedaulatan diganggu, selanjutnya dimensi Ancaman Nyata mencakup terorisme dan radikalisme, separatisme dan berontakan senjata, bencana alam dan lingkungan, pelanggaran wilayah perbatasan, perompakan dan pencurian SDA, wabah penyakit, peredaran dan salahguna narkoba serta perang siber dan intelijen, selain itu dimensi Ancaman non Fisik terhadap Mindset seluruh Rakyat Indonesia, yang bersifat merubah ideologi atau alat pemersatu yaitu Pancasila melalui brain washing.
Untuk menghadapi potensi-potensi ancaman ini Menhan sebagai arsitektur pertahanan mengembangkan pendekatan strategi yang paling ideal untuk Indonesia berupa strategi pertahanan smart power dan kekuatan soft power. Dalam penjelasannya konsep ini terbukti efektif dan tepat sasaran dalam rangka menciptakan iklim yang kondusif untuk mendukung proses pembangunan bangsa dan negara dalam segala bidang. Hal ini dapat dirasakan dengan situasi kawasan yang kondusif bagi proses pembangunan serta senantiasa aman tenteram dan damai, dalam hal ini kehidupan bertetangga dapat terjaga dengan baik bersama sesama negara demokrasi di kawasan ASEAN dan tetangga lainnya seperti Australia, PNG, kawasan pasifik serta negara-negara sahabat lainnya seperti AS, China dan Rusia serta negara di wilayah regional lainnya.
Selanjutnya Menhan menjelaskan dalam menangkal derasnya arus radikalisme dan ektrimisme agama, melalui langkah pendekatan soft power berupa konsep Bela Negara dan Deradikalisasi yang sinergis serta integral-komprehensif, Ending State dari konsep ini adalah demi menjaga dan menguatkan mind set dan Jiwa Bangsa, melalui pemantapan Ideologi Pancasila sebagai satu-satunya konsep Ideologi negara yang dikemas dengan sosialisasi secara terus menerus nilai-nilai Bela Negara.
Implementasi nilai-nilai Bela Negara dikembangkan dari pendidikan dasar kelas 1 SD sampai tingkat mahasiswa untuk program ini sudah koordinasikan dengan Kemendikbud dan Dikti, untuk tingkat mahasiswa dilaksanakan saat orientasi dengan materi dasar bela negara selama 8 hari, yang terdiri dari 4 hari di kelas mencakup materi Pancasila, UUD 1945, NKRI Harga Mati, hukum dan aturan yg berlaku, budi pekerti serta materi agama, materi mengenal para pahlawan-pahlawan Bangsa, Adat istiadat dan budaya bangsa dan daerah, serta santi aji.
Dalam kunjungannya ke Unhan Menhan didampingi oleh Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan (Kabadiklat) Kemhan Mayjen TNI Ida Bagus Purwalaksana S.I.P., M.M., dan Kepala Biro TU dan Protokoler Kemhan Brigjen TNI Yudhi Chandra Jaya, MA.
Kegiatan kunjungan ini diakhiri dengan foto bersama Menhan dengan seluruh pejabat eselon I dan II didepan gedung Rektorat Unhan. (Anh)
Authentifikasi : Kabag Humas Unhan