Surabaya. Presiden RI Joko Widodo membuka Rakornas Penanggulangan Bencana 2019 bertempat di Jatim Expo, tanggal 1-4 Februari 2019 dengan tema “Kita Jaga Alam, Alam Jaga Kita”.
Dalam acara pembukaan Kepala BNPB melaporkan kepada Presiden bahwa Rakornas Penanggulangan Bencana dihadiri oleh lebih dari 4.000 orang yang berasal dari BNPB, BPBD Seluruh Indonesia, perwakilan kepala pemerintah daerah, TNI dan Polri, Perguruan Tinggi/akademisi, LSM, Relawan dan penggiat kebencanaan lainnya, dalam hal ini Rektor Unhan menugaskan kepada Sesprodi Manajemen Bencana Fakultas Keamanan Nasional Unhan Kol Kes Dr. IDK Kertawidana, S.KM.,M.KKK.
Menurut Sesprodi Manajemen Bencana FKN, Kehadiran Presiden pada acara Rakornas mendapat sambutan yang meriah dari para peserta. Dalam sambutannya, Presiden menyampaikan enam arahan terkait Penanggulangan Bencana di Indonesia untuk dijadikan pedoman dalam pelaksanaan penanggulangan bencana.
Berikut adalah enam (6) butir Arahan Presiden RI pada Rakornas PB 2019 antara lain, pertama harus sadar betul, bahwa negara RI berada dalam garis cincin api (ring of fire), maka setiap pembangunan ke depan (dalam RPJMN) harus dilandaskan aspek-aspek pengurangan resiko bencana, harus mengerti dan memahami daerah rawan bencana, dan rakyat harus mengetahui, dan patuh terhadap tata ruang bencana, karena setiap bencana ada siklusnya. Disamping itu, Rakyat diajak membangun bangunan yang kokoh dan tahan gempa. Dengan demikian dampak bencana dapat kita minimalisir atau dihilangkan.
Kedua Pelibatan akademisi, Perguruan Tinggi, peneliti, pakar-pakar bencana, bertugas untuk mengkaji, menganalisis bencana supaya mampu memprediksi , mengantisipasi bencana. Ancaman Megatrust, pergeseran lempengan agar terus disosialisaikan kepada masyarakat, melalui pemuka agama, Pemda dan kepada anak sekolah.
Ketiga pada pennggulangan bencana, Gubernur bertindak selaku Komandan Satgas, sedangkan Pangdam dan Kapolda menjadi Wakil Satgas Pb, dengan demikian jangan semuanya langsung diambil alih ke pusat. Keempat sistem Peringatan Dini Bencana (early warning system) yang terpadu atas rekomendasi pakar, akademisi/PT, peneliti, maka Kapala Badan agar segera mengkoordinasikan Kementerian /Lembaga untuk bersama membangun dan mewujudkan sistem peringatan dini terpadu termasuk dalam pemeliharaannya.
Kelima lakukan edukasi dan mitigasi kebencanaan dimulai sejak tahun ini (2019), di sekolah-sekolah, kepada masyarakat , pasang papan peringatan/rute/jalur evakuasi harus dipasang degan jelas sehingga mudah dipahami oleh masyarakat. Dan yang keenam lakukan latihan dan simulasi penanganan bencana secara terus menerus, berkala, teratur dan berkesinambungan, sampai ke tingkat masyarakat yang paling bawah RT/RW.
Setelah menyampaikan arahan, Presiden, didampingi Kepala BNPB dan Gubernur Jawa Timur bersama-sama memungkul kentongan dari bambu sebagai tanda bahwa Rakor PB 2019 secara resmi telah dibuka. Selanjutnya Presiden diikuti oleh tamu/rombongan melaksanakan tinjauan pameran peralatan kebencanaan yang dipamerkan di halaman Jatim Expo.
Sesi Rakornas selanjutnya penyampaian materi-materi kebencanaan dari kementerian dan lembaga. Melalui Rakornas ini diharapkan konsolidasi kekuatan dalam penanggulangan bencana di Indonesia semakin solid dan tangguh
mengatasi persoalan-persoalan kebencanaan yang àda. Dalam tangguh dan salam bela negara. (AN)
Authentikasi : Kabag Humas Unhan