Bogor – Rektor Universitas Pertahanan (Unhan) Letnan Jenderal TNI Dr. Tri Legionosuko, S.IP., M.AP., diwakili oleh Wakil Rektor I Bid. Akademik dan Kemahasiswaan Mayor Jenderal TNI Sudibyo, S.E., D.S.S., M.Si, memberikan apresiasi atas kehadiran Kepala Badan Keamanan Laut (Kabakamla RI) Laksamana Madya Bakamla Achmad Taufiqoerrochman, S.E., untuk memberikan Kuliah Umum bagi mahasiswa Unhan dengan tema Kompleksitas Tugas Badan Keamanan Laut Dalam Mengemban Fungsi Coast Guard di Indonesia di gedung Rektorat Kampus Bela Negara, Kompleks IPSC Sentul. Selasa (23/4).
Kuliah umum ini diikuti oleh 268 mahasiswa Unhan terdiri dari mahasiswa 4 Fakultas (Fakultas Strategi Pertahanan, Fakultas Manajemen Pertahanan, Fakultas Keamanan Nasional dan Fakultas Teknologi Pertahanan), dengan 17 Program Studi.
Kabakamla RI menjelaskan tentang aspek Karakteristik Wilayah NKRI, Regulasi Penegakan Hukum di Laut Indonesia, Coast Guard of Indonesia, Strategi Maritim Indonesia dan Leadership.
Karakteristik wilayah NKRI dilihat dari aspek Bakamla luas perairan wilayah Indonesia mencapai 5,9 Juta Km², meliputi perairan kepulauan 2,8 Juta Km², laut teritorial 0,4 Juta Km², ZEEI mencapai 2,7 Juta Km², panjang garis pantai 81,000 Km, dengan jumlah pulau sebanyak 17,499., Sementara bila ditinjau dari aspek transportasi dan perdagangan laut wilayah secara global perairan selat Malaka mencapai 90.000 dalam kurun waktu satu tahun.
Menurut Kabakamla,.Nilai Kelautan Indonesia Proyeksi nilai kelautan mencapai 171 miliar dollar AS atau setara dengan 2046 Triliun rupiah (Kadin, 2015), meliputi Perikanan sebesar 380 T, Wilayah Pesisir 670 T, Bioteknologi 480 T, Wisata Bahari 24 T, Minyak Bumi 252 T dan Transportasi Laut 240 T, sehingga untuk meraih nilai besar tersebut diperlukan suatu program yaitu Poros Maritim Dunia (PMD) yang bisa terwujud apabila ada kebijakan dan program pendukung yg tepat, efektif dan kompetitif. (Bappenas 2015).
Dari potensi kelautan wilayah Indonesia ini berpotensi adanya pergeseran ancaman dilaut berupa bentuk ancaman tradisional seperti ancaman militer meliputi Agresi, terjadinya pelanggaran wilayah, Spionase, Sabotase, Terorisme dan Pemberontakan, yang merupakan kewenangan TNI sebagai komponen Utama dalam mengatasi ancaman tersebut, selain itu adanya Bentuk Ancaman Non-Tradisional atau ancaman non-militer seperti, IUU Fishing, Illegal Logging, Illegal Mining, Terorisme, Penyelundupan Narkoba, Penyelundupan Barang, Perdagangan dan Penyelundupan Manusia, Perompakan Bersenjata (Armed Robbery), Perusakan Lingkungan, Polusi, Keselamatan pelayaran, serta bebera lainnya, yang tentunya hal ini merupakan tanggungjawab Lembaga Pemerintah diluar TNI sebagai komponen utama untuk mengatasi ancaman tersebut.
Berbicara tentang Regulasi penegakan hukum di laut Indonesia, saat ini terdapat lebih kurang 26 Undang-Undang, selain Bakamla, 11 instansi berwenang sehingga diperlukan keterpaduan antar imstansi. Peran Bakamla sebagai Fungsi Coast Guard di Indonesia ditetapkan melalui Surat Seskab No, B.551/Seskab/9/2015 tanggal 30 September 2015 tentang Arahan Presiden untuk mengembangkan Bakamla agar dapat melaksanakan fungsi Coast Guard. Sebagai Indonesian Coast Guard, Tugas Bakamla secara Universal meliputi penjaga keselamatan laut (Maritime Safety), penjaga keamanan laut (Maritime Security) dan komponen cadangan pertahanan dalam aspek maritim (Maritime Defence).
Selain penjelasan tentang regulasi, Kepala Bakamla RI dalam kuliah umum ini menjelaskan tentang Strategi Maritim Indonesia, dimana terdapat faktor-faktor penentu terdiri dari faktor Tantangan Poros Maritim Dunia, faktor Maritime Domain Awareness (MDA) dan faktor Perdagangan Laut dan Keamanan Energi.
Untuk mencapai kemampuan Coast Guard di Indonesia tentunya tidak lepas dari pengaruh kepemimpinan (Leadership), beberapa nilai yang harus dimiliki oleh seorang komandan antara lain Kualitas meliputi kecerdasan bahwasannya Komandan yang berhasil selalu belajar mengenai profesinya, kemudian memiliki keberanian dalam artian seorang komandan harus memiliki kemampuan fisik sehingga mampu memimpin di depan dengan keteladanan dan memiliki Moral berupa kejujuran. Selain itu kualitas komandan dinilai dari keteguhan dimana Keteguhan adalah produk dari kecerdasan dan keberanian.
Selain menerima pembekalan materi dari narasumber kuliah umum diwarnai dengan kegiatan tanya jawab seputar rancangan coast guard Bakamla dan pengendaliannya, fungsi manajemen untuk coast guard, kerjasama dengan instasi terkait dalam pengembangan coast guard.
Kegiatan kuliah umum ini diikuti oleh pejabat eselon I, II, III, IV, dan Dosen Unhan yang diakhiri dengan pemberian cinderamata plakat Unhan serta sertifikat dari Rektor Unhan yang diwakili oleh Wakil Rektor I Unhan kepada Kepala Bakamla RI dan dilanjutkan dengan kegiatan foto bersama dengan seluruh peserta kuliah umum. (Anh)
Mengetahui : Kabag Humas Unhan.