Bogor – Rektor Universitas Pertahanan Letnan Jenderal TNI Dr. Tri Legionosuko, S.IP, M.AP, diwakili Dekan Fakultas Keamanan Nasional Laksamana Muda TNI Dr. Siswo Hadi Sumantri, S.T., M.MT., membuka kegiatan Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “ Strategi Pertahanan Bawah Laut Indonesia”, yang diselenggarakan oleh program studi Keamanan Maritim Fakultas Keamanan Nasional (FKN) Unhan, bertempat di ruang Aula Serbaguna, Gedung Auditorium Lt.2, Kampus Bela Negara komplek IPSC Sentul. Selasa (28/5).
Kegian FGD kali ini menghadirkan narasumber Dirjen Strahan Kemhan Mayor Jenderal TNI Rizerius Eko HS, S.E., S.A.P, diwakili oleh Dirwilhan Ditjen Strahan Kemhan Laksamana Pertama TNI Bambang Supriyadi, S.E., dan narasumber Kepala Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI AL (Kapushidrosal) Laksamana Muda TNI Dr. Ir. Harjo Susmoro, S.Sos., S.H., M.H., acara FGD ini dimoderatori oleh Dosen tetap Prodi Keamanan Maritim Kolonel Laut Dr. Abdul Rivai Ras, MM, M. Si
Pada sambutan Rektor Unhan yang dibacakan oleh Dekan FKN Unhan menyampaikan, topik strategi pertahanan bawah laut ini diangkat mengingat Indonesia memiliki potensi besar, untuk menjadi negara poros maritim dunia dan menjadi wilayah yang sangat strategis dalam kawasan Km2 . Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan perairan yang luas, serta menyimpan potensi sumberdaya alami yang sangat banyak dan bisa diperbaharui (Renewable Resources), tentunya juga terdapat ancaman yang besar, untuk itu Indonesia memerlukan sebuah konsep strategi pertahanan bawah laut yang merupakan sebuah gagasan strategis yang diwujudkan untuk menjamin pertahanan bawah laut serta fokus pada keamanan maritim untuk mendukung keamanan nasional.
Lebih lanjut dikatakan melalui kegiatan FGD hendaknya di dapatkannya pemahaman dari berbagai perspektif mengenai urgensi membangun strategi pertahanan bawah laut yang dikaitkan dengan kepentingan keamanan maritim Indonesia, selain itu dapat memahami dan mengidentifikasi berbagai bentuk dan potensi ancaman bawah laut, serta upaya dalam mengatasi ancaman yang berimplikasi terhadap keamanan nasional, serta kegiatan FGD ini sebagai instrumen input dalam rangka merumuskan Rancangan Undang-Undang (RUU) Strategi Pertahanan Bawah Laut Indonesia.
Sementara melalui keynotes speechnya Dekan Fakultas Keamanan Nasional Laksamana Muda TNI Dr. Siswo Hadi Sumantri, S.T., M.MT., menyampaikan ancaman bawah laut memiliki dampak pada tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara, khususnya stabilitas
nasional dan gangguan kedaulatan.
Ancaman terhadap bawah laut Indonesia dapat berasal dari segi militer dan non-militer, dari segi militer dapat ancaman kapal selam, drone bawah air, dan aktivitas kapal militer asing di wilayah yurisdiksi Indonesia jika ditemukan melanggar hukum, sementara dari segi nonmiliter, ancaman bawah laut berupa sampah plastik, kerusakan lingkungan, dan buruknya kondisi biota laut. oleh karena itu, dalam rangka memperkuat konsep strategi pertahanan bawah laut melalui sinergi berbagai pemangku kepentingan, oleh karena itu melalui FGD ini dapat diperoleh kajian yang matang terhadap “Strategi Pertahanan Bawah Laut Indonesia”.
Mengawali FGD ini dimulai dengan paparan dari Kapushidrosal mengusung tema dengan tema “ Strategi Pertahanan Bawah Laut Indonesia Dalam Perspektif Hidrografi “, dalam paparannya diawali dengan Geostrategis Negara Indonesia letak geografis yang menghubungkan dua
samudera strategis yaitu samudera hindia dan samudera pasifik sebagai jalur penting bagi perdagangan dunia dan indonesia.
Sebagai negara maritim berada tepat ditengah-tengah proses perubahan strategis itu, baik secara geografis, geopolitik, maupun geoekonomi. tiga alur laut kepulauan indonesia (ALKI) merupakan “lorong” lalu lintas maritim dunia. dua samudera strategis itu juga menyimpan
kekayaan besar, energi dan sumberdaya laut lainnya yang akan menentukan masa depan kemakmuran di kawasan. atas dasar inilah indonesia menegaskan dirinya sebagai poros maritim dunia, sebagai kekuatan yang berada di antara dua samudera: samudera hindia
dan samudera pasifik.
Untuk paparan dari Dirjen Strahan Kemhan dengan topik “Strategi Pertahanan Maritim Dalam Sistem Pertahanan Negara “, dalam paparannya menjelaskan tentang Perkembangan Lingkungan Strategis yang dipengaruhi oleh perkembangan teknologi Siber seperti Keamanan Info dan Pertahanan Siber, Masalah Perbatasan dan Kejahatan Lintas Negara, Modernisasi Militer dan Proliferasi Senjata Pemusnah Massal, Bencana Alam dan Terorisme dan Radikalisme, Konflik Intra dan Antarnegara, Isu lingkungan Hidup dan Keamanan pangan, air dan energi, dan beberapa aspek lainnya.
Pada kesempatan ini dijelaskan Fungsi Pertahanan maitim yaitu mewujudkan satu kesatuan pertahanan di wilayah maritim yang mampu melindungi kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman maritim dari luar negeri dan dalam negeri, dengan 3 kemampuan dasar berupa daya tangkal berupa mencegah dan tindakan ancaman maritim, daya tindak, mampu melemahkan, melumpuhkan dan menghancurkan ancaman maritim, daya Pulih yaitu mampu mengembalikan kondisi keamanan maritim yang terganggu.
Kegiatan FGD ini ini juga diwarnai dengan tanya jawab dan diskusi panel yang membahas beberapa fenomena maritim antara Peserta dan narasumber terutama membahas isu-isu yang sangat spesifik terutama pada aspek keamanan di wilayah kawasan,regional, dan Internasional, pengembangan teknologi informasi dalam mendukung strategi pertahanan bawah laut, dinamika konflik di Laut Cina Timur dan Laut Cina Selatan terhadap pertahanan bawah laut Indonesia.
Hadiri pada kegiatan FGD ini pejabat Eselon I, II, III, IV, Dosen dan Mahasiswa prodi Keamanan Maritim Unhan, mengakhiri Kegiatan FGD ini Dekan Fakultas Keamanan Nasional memberikan cinderamata dan sertifikat kepada narasumber yang dilanjutkan dengan kegiatan foto bersama dengan seluruh peserta FGD. (Anh)
Mengetahui : Kabag Humas Unhan