Bogor – Civitas Academika Universitas Pertahanan (Unhan) terima Kuliah Umum Menteri Kelautan dan Perikanan yang diwakili oleh Kepala Unit Kerja Menteri Kelautan dan Perikanan Dr. Mas Achmad Santosa, S.H., LL.M., dengan tema “Mewujudkan Sektor Kelautan dan Perikanan Indonesia yang Mandiri, Maju, Kuat dan Berbasis Kepentingan Nasional”. Dilaksanakan di Gd. Auditorium Kampus Unhan, Kawasan IPSC Sentul-Bogor.Rabu, (17/7).
Sebelum memberikan kuliah umum terlebih dahulu diterima oleh Rektor Unhan Letnan Jenderal TNI Dr. Trilegionosuko, S.IP., M.AP., didampingi Wakil Rektor II Unhan Mayjen TNI Lesmono, M.Si (Han), Ketua LPPPM Unhan Laksdya TNI Dr. Suyono Thamrin, Ketua LPPM Unhan Ir. Bennyta Suryo S., S.T, dan Kasatwas Unhan Drs. Wibisono Puspito Hadi, M.Sc., M.Si (Han)., Kepala Biro Akademik Kolonel Kav Dr. Yusuf, S.Sos., M.M., digedung Rektorat Unhan.
Kuliah Umum dibuka oleh Rektor Unhan diwakili Kasatwas Unhan, dalam sambutannya menyampaikan ucapan terima kasih atas kehadiran Kepala Unit Kerja Menteri Kelautan dan Perikanan mewakili Menteri Kelautan dan Perikanan serta memberikan kuliah umum kepada seluruh mahasiswa di Unhan, melalui kuliah umum ini diharapkan dapat menjadikan bahan referensi dan acuan dalam perkuliahan, selain itu melalui kuliah umum ini diharapkan para mahasiswa dapat menggali ilmu pengetahuan baru dan berbagi informasi mengenai isu-isu terkini terkait dengan pengembangan potensi kelautan dan perikanan Indonesia.
Pada kuliah umum ini, Kepala Unit Kerja Menteri Kelautan dan Perikanan memberikan kuliah umum tentang Global Ocean Economy, dimana Nilai aset kekayaan laut dunia diperkirakan secara konservatif mencapai US$ 24 triliun sehingga masayarakat dunia memandang laut yang merupakan ranah aset yang perlu dikembangkan secara berkelanjutan., dari kondisi ini dihadapkan dengan potensi kelautan Indonesia dengan Luas lautan mencapai 6,400,000 km2, diperkirakan Nilai ekonomi maritim Indonesia menurut Dewan Kelautan Indonesia pada tahun 2013 berpotensi mencapai sebesar 171 miliar dolar AS/ tahun.
Selain itu dijelaskan bahwa Populasi Indonesia diproyeksikan akan mencapai 305 juta di tahun 2035, sehingga Indonesia perlu mengembangkan sektor perikanan , namun hal ini masih memiliki berbagai tantangan yang harus dihadapi seperti, Jumlah Rumah Tangga Nelayan menurun, adanya Illegal Fishing seperti Eksploitasi tanpa memperhatikan daya dukung, Terumbu karang rusak karena alat tangkap yang tidak ramah lingkungan, Transshipment memfasilitasi praktek unreported fishing, dan Praktik Pengeboman Ikan.
Untuk menghadapai tantangan ini Kebijakkan dan strategi pembangunan perikanan terus berkembang, Menteri Kelautan dan Perikanan menciptakan paradigma pembangunan perikanan Indonesia yang positif, yaitu paradigma mengatasi Ilegal Fishing, yaitu dengan Pemberantasan IUU Fishing, beberapa kebijakan Indonesia dalam upaya pemberantasan IUU Fishing, seperti Menetapkan moratorium dan melakukan analisis dan evaluasi terhadap kapal yang dibangun di luar negeri, Menutup investasi luar negeri untuk perikanan tangkap, Melakukan ratifikasi Port State Measures Agreement, Pembentukan SATGAS 115, Kebijakan penenggelaman kapal untuk menimbulkan efek jera, Menerbitkan Peraturan Menteri untuk melindungi HAM pekerja perikanan, Meningkatkan kerjasama dan diplomasi internasional, Mendirikan pelatihan International FishFORCE Acedemy of Indonesia, dan Meningkatkan transparansi di bidang perikanan.
Dari kebijakan ini diperoleh Berdasarkan hasil kajian Komisi Nasional Pengkajian Stok Ikan (Kajiskan), MSY Indonesia naik dari 7,3 juta ton pada tahun 2015 menjadi 9,93 juta ton pada tahun 2016. Kemudian pada tahun 2017, kembali meningkat menjadi 12,54 juta ton, Pajak dari sektor perikanan naik, Ukuran hasil tangkapan perikanan semakin besar, Nilai tukar nelayan naik, dan PNBP dari sektor perikanan naik dan mencapai angka tertinggi dalam sejarah pada 2017.
Kegiatan pada kuliah umum ini juga dikembangan dengan sesi diskusi dan tanya jawab, anatara mahasiwa dan narasumber, beberapa hal yang menjadi titik berat dalam sesi ini seputar potensi pengembangan perikanan yang maju, penyelenggaraan keamanan dan penegakan hukum di laut, program kerjasama dengan negara-negara se-kawasan, selain itu pada kegiatan diskusi ini juga dijelaskan tentang peran Satgas 115 yanga disampaikan oleh Fadilah bahwa kinerja Satgas 115 Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bekerjasama dengan Interpol untuk menangkap kapal illegal fishing MV NIKA berbendera Panama yang merupakan buronan interpol di perairan ZEE Indonesia di Selat Malaka.
Kuliah Umum ini diikuti oleh seluruh pejabat eselon I,II,III, IV, Dosen dan 268 orang Civitas academika Unhan, yang diakhiri dengan pemberian cinderamata dan plakat oleh Kasatwasa Unhan kepada narasumber yang dilanjutkan dengan foto bersama.(Anh)
Mengetahui : Kabag Humas Unhan