Bogor – Fakultas Farmasi Militer Unhan RI melaksanakan Kuliah Pakar Seri-5 dengan tema “Farmakologi Jembatan Antara Sains Farmasi dan Farmasi Klinik Dalam Rangka Mendukung Ketahanan Kesehatan Nasional”. Kuliah Pakar Seri-5 diawali dengan Opening Remarks dari Rektor Unhan RI Laksdya TNI Prof. Dr. Ir. Amarulla Octavian, S.T., M.Sc., DESD dan Sambutan Dekan Fakultas Farmasi Militer Unhan RI Prof. Dr. apt. Yahdiana Harahap, M.S. Kuliah pakar Seri-5 dilaksanakan melalui daring zoom meeting dan live streaming platform Youtube chanel Fakultas Farmasi Militer Official. Kamis, (30/9).
Kuliah Pakar Seri-5 menghadirkan beberapa narasumber antara lain Guru Besar Farmakologi dan Farmasi Klinik Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Prof. Dr. apt. Zullies Ikawati membahas topik tentang “Mekanisme kerja obat life saving and emergency untuk kegawatdaruratan”. School of Pharmaceutical Sciences Universiti Sains Malaysia Dr. Nur Hidayah KAz Abdul Aziz, M.Pharm (Clin. Pharm) topik “Neurofarmakologi dan Neurotoksin dalam farmasi militer apa dan bagaimana”. Guru Besar Farmakologi dan Farmasi Klinik Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran Prof. Dr. apt. Keri Lestari, M.Si topik “Pemanfaatan teknologi informasi pada ilmu Farmakologi”. Selaku Moderator Dr. dr. Herqutanto, MPH, MARS Plh. Dekan Fakultas Kedokteran Militer Unhan RI.
Rektor Unhan RI dalam Opening Remarksnya menyampaikan kuliah pakar kali ini akan membahas pentingnya pengetahuan farmakologi di dalam farmasi militer. Farmakologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara suatu senyawa baik tunggal maupun kombinasi dengan living systems (molekul, sel, jaringan, organ, organisme: manusia, rodents, kelinci) untuk menghasilkan suatu efek tertentu. Pada ruang lingkup farmasi militer, keilmuan farmakologi menopang penemuan dan pengembangan obat dari bahan alam dan bahan kimia sintetik untuk mewujudkan ketahanan kesehatan. Selain itu, ilmu farmakologi merupakan pijakan dasar dalam farmakoterapi pada praktek farmasi klinik dan komunitas.
Fakultas Farmasi Militer Unhan RI, sebagai pioneer dalam bidang farmasi militer, mengambil peran dan tanggung jawab untuk mengejawantahkan keilmuan farmakologi dari dua sudut pandang, yakni pharmaceutical science dan clinical pharmacy. Batasan ruang lingkup kemiliteran justru menjadi peluang dalam implemantasi keilmuan ini melalui kolaborasi dengan bidang ilmu lainnya, baik kefarmasian maupun non-kefarmasian.
Farmasi militer diharapkan dapat melakukan penelitian dan pengabdian masyarakat di bawah supervisi dalam menghadapi ancaman militer, non militer dan hibrida. Salah satu golongan obat yang penting terkait hal tersebut adalah obat lifesaving and emergency serta obat yang mempengaruhi sistem saraf pusat dan perifer, yang acapkali digunakan sebagai senjata dalam kemiliteran. Selain mekanisme kerja, keilmuan farmakologi juga berperan dalam penemuan dan pengembangan obat dari bahan alam dan bahan kimia sintetik untuk mewujudkan ketahanan kesehatan. Penemuan dan pengembangan obat dalam farmasi militer juga mencakup bahan-bahan neurotoksin dalam dalam menghadapi ancaman non-militer dan hibrida. Neurotoksin yang pernah tercatat dalam sejarah untuk serangan militer adalah novichok, VX, sarin, atau botulinum toxin dan ricin toxin. Tentunya, materi dalam kuliah pakar ini akan memperkaya wawasan dan pengetahuan kadet farmasi militer khususnya dan peserta kuliah pakar pada umumnya, demi mendukung pertahanan negara dan keamanan nasional.
Selanjutnya Dekan Fakultas Farmasi Militer Unhan RI dalam sambutannya mengatakan pada kuliah pakar kali ini, berfokus pada pentingnya ilmu farmakologi dalam farmasi, khususnya farmasi militer. Keilmuan ini menjadi penting untuk menjembatani penemuan dan pengembangan obat pada lingkup sains farmasi dan penggunaan obat pada lingkup farmasi klinis. Aspek-aspek pengetahuan dalam farmakologi diperlukan untuk menjelaskan mekanisme dan nasib obat di dalam suatu living system baik itu tingkat sel dan organisme, terutama penggunaannya pada manusia.
Kuliah pakar seri-5 ini terselenggara atas inisiasi Fakultas Farmasi Militer Unhan RI yang bekerjasama dengan Universiti Sains Malaysia, Universitas Gadjah Mada, dan Universitas Padjadjaran. FFM Unhan RI menerima 1717 peserta yang melakukan registrasi dalam kurun waktu kurang dari 24 jam setelah publikasi kegiatan. Para peserta sangat beragam, mulai dari mahasiswa, rekan dosen dari perguruan tinggi lain, serta praktisi di rumah sakit dan komunitas.
Turut hadir dalam Kuliah Pakar Seri-5 FFM Unhan RI antara lain beberapa pejabat Eselon I dan II Unhan RI, Para Jajaran Lembaga Farmasi TNI dan Kepala Pusat, Dekan dan Wadek FF UI, Dekan dan Wadek Sekolah Farmasi ITB, Dekan Fakultas Farmasi Unpad, Direktur Operasional PT Biofarma Tbk, serta pejabat Eselon III dan Para Dosen Unhan RI.