Bogor – Fakultas Farmasi Militer (FFM) Universitas Pertahanan Republik Indonesia (Unhan RI) melaksanakan Kuliah Pakar Seri-10 dengan tema “The Outlook for Discovery, Development, And Regulation of Marine Natural Products as A Prospective Compound in The Pharmaceutical and Cosmeceutical”, Kuliah Pakar diawali dengan Opening Remarks Rektor Unhan RI Laksamana Madya TNI Prof. Dr. Ir. Amarulla Octavian, M.Sc., DESD., ASEAN Eng dan Welcoming Speech Dekan FFM Unhan RI Prof. Dr. apt. Yahdiana Harahap, MS, melalui daring zoom meeting dan live streaming youtube chanel Fakultas Farmasi Militer Unhan Official. Kamis, (9/6/2022).
Kuliah Pakar FFM Unhan RI menghadirkan beberapa narasumber antara lain Prof. Doralyn S. Dalisay, Ph.D., Professor of Biology & Marine Natural Product Chemistry, University of San Agustin, Philippines membahas topik “Screening and Isolation Strategies for the Discovery of New Pharmaceutical Compounds from Marine Microorganism”, narasumber kedua apt. Widyanita Noviani, S.Farm RND Raw Material Scientist, PT Paragon Technology and Innovation dengan topik “Commercial Trends and Prospect of Marine Cosmeceuticals”.
Narasumber ketiga apt. Dra. Reri Indriani, M.Si Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan dan Kosmetik, BPOM RI topik “Legal control and Supervision of BPOM RI for the development and distribution of marine natural products in Indonesia”, narasumber keempat Prof. Dr. Mala Nurilmala, S.Pi., M.Si., Faculty of Fisheries and Marine Sciences Bogor Agricultural University (IPB) topik “Drug discovery from the sea: advancements toward ‘supply issue’ of marine natural products”. Bertindak selaku Moderator Dosen FFM Unhan RI Reynatha C.A. Pangsibidang, M.S.Farm.
Rektor Unhan RI dalam Opening Remarksnya menyampaikan bahwa Kuliah Pakar seri-10 FFM Unhan RI membahas masalah yang bersifat substansial mengenai penemuan dan pengembangan produk alam laut, mulai dari penyaringan bioaktif hingga peraturan produk. Dalam beberapa tahun terakhir, pencarian obat dari laut sangat diminati. Banyak senyawa bioaktif telah diidentifikasi, namun selain pencapaian tersebut, kimia hasil alam laut juga menghadapi banyak kesulitan. Tujuan melaksanakan kuliah pakar seri-10 ini untuk menyoroti potensi sumber daya laut, eksplorasinya, terutama pemanfaatannya untuk memberikan hasil yang baik yang secara signifikan bermanfaat bagi manusia di bidang farmasi dan kosmetik.
Lautan menyediakan makanan, energi, air, pekerjaan, dan manfaat ekonomi bagi masyarakat di setiap negara, bahkan mereka yang terkurung daratan. Banyak negara, termasuk Indonesia memiliki hubungan khusus dengan laut. Seperti diketahui Indonesia merupakan negara maritim dengan perairan laut yang sangat luas. Indonesia menduduki peringkat sebagai negara dengan keanekaragaman hayati terbesar di dunia. Lautan Indonesia merupakan sumber alami yang luar biasa dari mikroorganisme, alga, spons, dll. Keanekaragaman tersebut telah menjadi sumber unik senyawa kimia yang memiliki potensi untuk obat-obatan, kosmetik, suplemen makanan, dan bahan kimia pertanian. Lebih lanjut, peningkatan penelitian dan pengembangan budi daya biota laut dan organisme laut sebagai sumber metabolit yang akan meningkatkan pemanfaatan sumber daya laut Indonesia serta kemandirian penyediaan obat-obatan di masa depan.
Keanekaragaman sumber daya kelautan ini merupakan modal potensial bagi Indonesia untuk dikembangkan dan diproduksi sebagai bahan baku industri farmasi, pangan fungsional, dan nutraceuticals serta kosmetika. Untuk itu pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya tersebut harus terus dikembangkan agar Indonesia dapat menjadi negara yang mandiri dalam penyediaan bahan baku farmasi yang bersumber dari biota laut. Hal ini juga berarti memperkuat produksi lokal obat tradisional esensial, termasuk obat herbal terstandar (OHT) dan fitofarmaka dalam rangka pengembangan, pemanfaatan sumber daya alam Indonesia melalui penerapan evidence-based medicine untuk dikembangkan dan digunakan di dalam negeri, bahkan di seluruh dunia.
Bahan baku pembuatan obat terdiri dari dua bagian yaitu bahan aktif farmasi (API) dan bahan baku tambahan atau eksipien. Belajar dari pandemi Covid-19, terkait pembatasan pergerakan barang dan orang, serta pembatasan ekspor dari negara produsen bahan baku obat global yaitu China dan India yang disebabkan oleh meningkatnya permintaan obat. Pemerintah telah melakukan upaya dalam mengantisipasi kemungkinan pandemi yang akan datang untuk meningkatkan ketahanan sistem rantai pasok bahan baku obat dan alat kesehatan di Indonesia.
Untuk memenuhi bahan baku obat dalam negeri, Pemerintah juga telah menyiapkan roadmap pengembangan bahan baku. Saat ini, Pemerintah sedang bekerja keras untuk meningkatkan investasi dan produksi dalam negeri untuk menekan impor bahan baku obat. Selain memperkuat ketahanan industri farmasi nasional, juga berkontribusi pada kebijakan substitusi impor. Hal ini menciptakan peluang besar untuk peningkatan struktur dan pengembangan industri bahan baku dan aditif untuk industri farmasi, terutama dengan eksplorasi biota laut.
Tantangan utama yang dihadapi selama program penemuan dan pengembangan bioaktif laut dianalisis dan dikelompokkan ke dalam tiga kategori: Pertama keanekaragaman hayati, berarti aksesibilitas ke sumber daya laut dan penyaringan yang efisien; kedua adalah suplai dan teknis, yang berarti menyediakan produksi bioaktif yang berkelanjutan dan pengetahuan tentang mekanisme kerjanya; yang terakhir adalah pasar dan regulasi, yang menyangkut proses regulasi hukum, biaya, kemitraan dan pemasaran. (Humas Unhan RI).