Bogor – Mahasiswa Prodi Manajemen Pertahanan dan Ketahanan Energi dari Fakultas Manajemen Pertahanan (FMP), Universitas Pertahanan Republik Indonesia (Unhan RI) melaksanakan Kuliah Kerja Dalam Negeri (KKDN) hari keempat dengan daerah tujuan Pontianak, Kalimantan Barat. Kuliah Kerja Dalam Negeri hari keempat dilakukan secara daring melalui zoom meeting. Kamis (29/4)
KKDN Prodi Manajemen Pertahanan mengusung tema “Penguatan Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Menghadapi Ancaman Non Militer dalam Rangka Pertahanan Negara” dengan sub tema “Sinergitas Penguatan Sumber Daya Manusia antar Instansi Pemerintah dengan Unsur Pertahanan untuk Mengatasi Ancaman Non Militer di Kalimantan Barat”. Prodi Ketahanan Energi membawakan tema “Kebijakan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Terhadap Rencana Pembangunan PLTT di Kabupaten Bengkayang Kalimantan Barat”,
Kuliah Kerja Dalam Negeri Prodi Manajemen Pertahanan hari keempat dipimpin dan dibuka oleh Dekan Fakultas Manajemen Pertahanan yang diwakili oleh Kolonel Laut (Teknik) Dr. Aris Sarjito, S.T., M.AP., IPU., CIQaR Sedangkan KKDN Ketahanan Energi dibuka oleh Sesprodi Ketahanan Energi Kolonel Caj Dr. Arifudin Ukhsan, S.Ag., M.Ag., CIQnR
Prodi Manajemen Pertahanan Sesi Pertama KKDN MP diisi oleh Ibu Yunitasari, S.Sos., MP., selaku Koordinator Bidang Pencegahan dan Pemberdayaan Mayarakat BNN Provinsi Kalimantan Barat dengan judul Strategi dan Kebijakan Penanggulangan Narkoba. Diskusi sesi pertama dipimpin oleh moderator Kolonel Tri Ambodo, S.T. Dalam paparan yang disampaikan,diketahui bahwa terdapat dua masalah utama terkait narkoba yakni adanya penyalahgunaan dan peredaran gelap. Penanganan yang dilakukan oleh pemerintah yakni dengan kebijakan seimbang (balance approach), meliputi pencegahan, pemberantasan dan rehabilitasi. Seluruh elemen bangsa baik pemerintah,masyarakat dan dunia termasuk sektor usaha dan swasta, harus memliki komitmen, partisipasi dan bersinergi penuh dalam pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.
Sesi kedua KKDN hari ke empat, diisi oleh Rektor Universitas Tanjungpura, Prof. Dr. Garuda Wiko, S.H., M.Si., FCBArb tentang Peran Perguruan Tinggi (PT) dalam menumbuhkan nilai bela negara terhadap civitas akademika Universitas Tanjungpura. Diskusi sesi pertama dipimpin oleh moderator Kolonel Tri Ambodo, S.T. Dalam paparannya disampaikan bahwa Indonesia sedang berada di kondisi VUCA (Volatile, Uncertainty, Complexity, Ambiguity) sehingga kondisi Indonesia sangat dinamis, banyak sekali perubahan yang cepat dan tidak stabil, sulit diprediksi, kompleks dan ambigu dan untuk menghadapi kondisi tersebut, dibutuhkan transformasi diberbagai sektor mencakup sektor digital, budaya dan sosial. Sektor Pendidikan adalah kunci dalam pengembangan karakter generasi muda Indonesia, sehingga mewujudkan generasi muda yang jujur, cerdas, kreatif, inovatif, fleksibel, peduli, berfikir kritis dan generasi yang bela negara. Dan Kampus merdeka adalah salah satu upaya dalam membangun SDM unggul tersebut. Universitas Tanjungpura sangat mendukung pengembangan karakter yang positif termasuk dalam implementasi Pendidikan bela negara di Untan. Tentunya sinergitas dari berbagai pihak dan berbagai sektor dibutuhkan untuk membentuk masyarakat Indonesia yang adaptif dan berkarakter mulia.
Selanjutnya Prodi Ketahanan Energi Pada materi bapak Arif Joni Prasetyo perwakilan dari DPRD Provinsi Kalimantan Barat menjelaskan bahwa sektor energi merupakan amanah dari UUD 1945 pada Pasal 33 ayat 2 : “Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara”. Tersirat bahwa Indonesia mesti memeliki kedaulatan energi yang bermakna kemampuan suatu bangsa melalui Pemerintah untuk menetapkan kebijakan, pengurusan, pengaturan, pengelolaan dan pengawasan atas ketersediaan energi demi kesejahteraan rakyat, dalam keadaan apapun. Hal ini dapat terwujud jika Indonesia dapat menguasai komponen utama energi yaitu komponen utama pembangkit: Boiler, Turbin/ Mesin Diesel, Generator, Kondensor, Transformer; sumber energi, bahan bakar; jaringan transmisi dan distribusi.
Materi selanjutnya yang dipaparkan oleh Hendri Wahyudi, ST memaparkan potensi pengembangan energi thorium di Kalimantan Barat. Potensi mineral dan batubara Kalimantan Barat sangat melimpah yaitu bauksit (>994.026.983 ton), bijih besi (13.180.224 ton), emas (541.667.694 gr), intan (6.280,68 karat), barit (1.932 ton), antimoni (>100 ton), cinnabar (5.306.283 ton), timbal (>445.593 ton), uranium (24.112 gr), seng (34.062 ton). Eksplorasi Thorium dan Uranium telah dilakukan di Kalimantan Barat dilakukan pada tahun 2013 di Ketapang dan Kalan.
Mengetahui : Kabag Humas Unhan RI