Jakarta – Mahasiswa Prodi Manajemen Pertahanan, Ketahanan Energi dari Fakultas Manajemen Pertahanan (FMP), Universitas Pertahanan Republik Indonesia (UNHAN RI) melaksanakan Kuliah Kerja Dalam Negeri (KKDN) hari ketiga dengan daerah tujuan Pontianak, Kalimantan Barat. Kuliah Kerja Dalam Negeri hari ketiga dilakukan secara daring melalui zoom meeting. Rabu (28/4)
KKDN Prodi Manajemen Pertahanan mengusung tema “Penguatan Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Menghadapi Ancaman Non Militer dalam Rangka Pertahanan Negara” dengan sub tema “Sinergitas Penguatan Sumber Daya Manusia antar Instansi Pemerintah dengan Unsur Pertahanan untuk Mengatasi Ancaman Non Militer di Kalimantan Barat”. Prodi Ketahanan Energi membawakan tema “Peran dan Kesiapan PLN dalam Mendukung PLT Thorium di Kalimantan Barat”.
Kuliah Kerja Dalam Negeri Prodi Manajemen Pertahanan hari ketiga dipimpin dan dibuka oleh Wakil Dekan Fakultas Manajemen Pertahanan, Marsma TNI Anton Iman Santosa, S.E., M.MgtStud., M.Si (Han)., CIQaR. Sedangkan KKDN Ketahanan Energi
Prodi Manajemen Pertahanan menghadirkan Kapolda Kalimantan Barat yang pada kesempatan ini diwakilkan oleh Wakapolda Kalimantan Barat, Bapak Asep Safrudin S.I.K., M.H., sebagai narasumber sesi pertama dan Ir. Jakius Sinyor, Ketua Dewan Adat Dayak Kalimantan Barat pada sesi kedua. Diskusi pada KKDN hari ini, dipimpin oleh moderator Bapak Sunarto Randa, Mahasiswa S2 Prodi Manajemen Pertahanan.
Wakapolda Kalbar memaparkan bahwa sinergitas antar instansi adalah kunci utama, tetapi kerja sama yang erat dengan berbagai elemen masyarakat, menjadi penentu keberhasilan pencegahan kelompok yang rentan terpapar radikalisme masuk menjadi kelompok ekstrem.
Materi kedua disampaikan oleh Ir. Jakius Sinyor yang merupakan dewan adat Dayak Kalimantan barat. Judul materi yang disampaikan adalah sinergitas dewan adat Dayak dengan pemerintah dalam upaya penyelesaian konflik antar suku di Kalimantan barat. Dalam pemaparannya, Kepala Dewan Adat Dayak menyampaikan kalau Dewan Adat Dayak akan terus bergerak bersama pemerintah untuk menciptakan Kalimantan Barat yang damai.
Selanjutnya Prodi Ketahanan Energi Paparan materi dari bapak Harsian perwakilan dari PT PLN (Persero) menjelaskan bahwa Kalimantan barat menjadi satu satunya provinsi yang mengimpor dari Serawak, Malaysia dengan kapasitas 140 MW dan bergantung permintaan hingga mencapai 280 MW dengan tegangan 275 KV. Pendistribusian dengan menggunakan sutet yang dinamakan sistem katulistiwa yang dialirkan dengan tegangan 150 KV. Adapun kerugian dari impor listrik tersebut salah satunya apabila terjadi konflik dengan Malaysia maka kemungkinan terjadi pemadaman listrik dapat terjadi. Namun keunggulan sistem khatulistiwa ini kekuatannya sangat baik secara teknis dilihat dari Indeks Kekuatan Sistem. Kedepannya sistem ini akan di bangun lebih luas hingga ke wilayah Putusibau hingga ke Kedawangan. Sistem khatulistiwa ini juga direncanakan akan dibangun hingga ke Kalimantan Timur. Jika sistem ini sudah terbangun memadai maka sebaliknya akan terjadi jual-beli listrik dan tidak mengimpor listrik lagi. Harapan kami jika sistem ini terbangun secara penuh maka sistem ini semakin kuat memenuhi kebutuhan listrik wilayah Kalimantan Barat.
Materi selanjutnya yang dipaparkan oleh Dr. Syarif Kamaruzaman, M.Si. memaparkan Dampak dari pandemic COVID-19, struktur PDRB Kalbar menurut lapangan usaha menunjukan pergerseran pad sektor perdagangan besar-eeran, reparasi mobil-sepeda motor yang kini turun ke posisi keempat. Sementara tiga sektor yang mendominasi sebelumnya yaitu pertanian, perikanan, kehutanan, pengolahan dan konstruksi masing-masing sebesar 19,95%, 16,64%, 13,34%. Pergeseran dan perlambatan ekonomi Kalbar seiring dengan perlambatan investasi dan inovasi, Perlu upaya percepatan peningkatan perekonomian di wilayh Kalbar. Saat ini Kemiskinan Kalibar sebesar 7,31% -7,23% Pengangguran Terbuka sebesar 5,42% -3,98% dan Pertumbuhan Ekonomi sebesar 4.71% – 5.46%.