Bogor – Fakultas Teknologi Pertahanan (FTP) Universitas Pertahanan (Unhan) menggelar seminar nasional dengan tema “Defense Investment To Defense Innovation: Membangun Sinergi Ekosistem Pemangku Kepentingan Untuk Mencapai Kemandirian Industri Pertahanan Yang Berdaya Saing” melalui video conference Zoom Meeting. Kamis, (10/12).
Acara Seminar dibuka oleh Dekan FTP Unhan Romie Oktovianus Bura, B.Eng (Hons)., MRAeS, Ph.D., CIQnR., CIQaR diwakili oleh Wakil Dekan Fakultas Teknologi Pertahanan Unhan Brigjen TNI Dr. Pujo Widodo, S.E., M.A., M.D.S., M.Si., M.Si (Han).
Dalam sambutannya menyampaikan webinar nasional Fakultas Teknologi Pertahanan ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan manfaat lebih mengenai peran perguruan tinggi dalam inovasi terutama pada bidang teknologi dan industri pertahanan terutama memperkuat peran perguruan tinggi serta membangun sinergi ekosistem pemangku kepentingan dalam inovasi teknologi pertahanan untuk mendukung kemandirian dan daya saing industri pertahanan.
Indonesia menerapkan konsep triple helix dalam ekosistem pengembangan inovasi salah satunya adalah teknologi industri pertahanan. model triple helix dari inovasi mengacu pada serangkaian interaksi antara akademisi, industri dan pemerintah untuk mendorong perkembangan ekonomi dan sosial, sebagaimana dijelaskan dalam konsep-konsep seperti ekonomi pengetahuan dan masyarakat pengetahuan.
Seminar Nasional FTP Unhan menghadirkan Narasumber diantara Rektor Unhan Laksdya TNI Dr. Amarulla Octavian, S.T., M.Sc., DESD., CIQnR., CIQaR dengan topik Sinergi Ekosistem Pemangku Kepentingan Dari Perspektif Perguruan Tinggi, Asisten Perencanaan Umum Panglima TNI Laksda TNI Agung Prasetiawan, M.S.P topik Membangun Sinergi Ekosistem Pemangku Kepentingan Yang Berdaya Saing, Direktur teknologi dan Industri Pertahanan Ditjen Potensi Pertahanan Kemhan RI Laksma TNI Sri Yanto, M.Han mewakili Direktur Jenderal Potensi Pertahanan Kemhan Mayjen TNI Dadang Hendrayudha topik Pembinaan Tekindhan Dalam Rangka Membangun Industri Pertahanan Yang Mandiri, Kuat Dan Berdaya Saing, Direktur Teknologi dan Pengembangan PT. Dirgantara Indonesia Marsma TNI Dr. Gita Aperiawan, S.T., MBA topik Membangun Sinergi Ekosistem Pemangku Kepentingan untuk Mencapai Kemandirian Industri Pertahanan yang Berdaya Saing, sebagai moderator adalah Kapus Penelitian Keamanan Nasional LP2M Unhan Kolonel Laut (E) Dr. I Nengah Putra Apriyanto, S.T., M.Si (Han)., CIQaR.
Paparan Rektor Unhan yang disampaikan oleh Dekan FTP Unhan menjelaskan tentang arahan Presiden RI Joko Widodo Pengantar Rapat Terbatas tentang Industri Pertahanan tanggal 22 November 2019 antara lain PeRoadmap Pengadaan Alutsista, pengadaan dan Alih Teknologi (ToT), Pengembangan SDM Pertahanan dan Teknologi Alutsisa yang terkini – up to date untuk menuju kemandirian industri pertahanan nasional.
Pengembangan teknologi perlu ditopang oleh sumber daya manusia (SDM) yang menguasai teknologi secara tepat dan juga berbagai keahlian bidang ilmu pengetahuan lain seperti disiplin Ilmu, aerodinamika, dinamika dan kinematika, mekanika terbang, termodinamika, Instrumentasi, propulsi, material serta rancang bangun struktur dll
Peran Perguruan tinggi dalam riset yaitu mengajarkan keterampilan yang dibutuhkan dalam industri masa depan, mengajarkan mindset/pola piker seperti starup yang selalu mengedepankan inovasi, mengembangkan cluster keilmuan spesifik sesuai karakter kebutuhan daerah untuk menstimulasi inovasi, bersinergi dengan berbagai pemangku kepentingan untuk menciptakan solusi bagi permasalahan bangsa.
Narasumber kedua Asisten Perencanaan Umum Panglima TNI dalam paparannya menyampaikan Visi Presiden RI 2020 – 2024 adalah Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian berlandaskan Gotong Royong. TNI berkomitmen untuk mendukung pengembangan dan kemandirian Industri Pertahanan dalam negeri, Adanya permasalahan dalam mewujudkan kemandirian Industri Pertahanan dalam negeri. Adapun rekomendasinya yaitu perlunya sinkronisasi antara pengembangan kapasitas Indhan dengan pembangunan kekuatan TNI, konsultasi dengan user dalam pemenuhan Alpalhankam TNI, rasionalisasi target pencapaian kemandirian Indhan dengan fokus prioritas pada beberapa produk unggulan, transparansi kepada user terkait kemampuan Indhan, merencanakan program jangka panjang dengan mengacu pada program user, menyiapkan SDM dan infrastruktur, Fokus pada satu teknologi/produk andalan.
Selanjutnya narasumber ketiga Direktur teknologi dan Industri Pertahanan Ditjen Potensi Pertahanan Kemhan RI membahas terkait dasar hukum, perkembangan teknologi pertahanan, program pembinaan indhan pothan serta hal-hal yang menjadi perhatian yaitu komitmen kelembagaan Indhan adalah komitmen pemerintah dan pengguna diikuti dengan profesionalisme industri pertahanan, serta keterlibatan lembaga Litbang, penguatan kapasitas dan profesionalisme SDM di semua lini kebijakan dan penguatan sinergitas antar K/L, satker dan institusi.
Narasumber terakhir Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Dirgantara Indonesia mengatakan innovation adalah solusi strategis yang dapat menggerakkan ekosistem, meningkatkan kemandirian dan deterrence effect, innovation Target adalah memberikan Nilai Tambah dan Manfaat secara nyata. Innovation cycle yang tuntas dibutuhkan termasuk s.d digunakannya produk hasil inovasi oleh user, dan ada evaluasi & feedback untuk penyempurnaan berikutnya, dalam rangka mencapai aspek kemanfaatan nyata /sesuai opsreq dan combat proven. (pendekatan ini juga ditempuh dan dibuktikan di China , dengan skala masif dan besar).