Bogor – Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Dr. TGH. M. Zainul Majdi berikan Kuliah Umum di hadapan seluruh mahasiswa Unhan, dengan tema “Peluang dan Ancaman di Indonesia Timur” bertempat di Gd. Auditorium Kampus Unhan, Kawasan IPSC Sentul – Bogor. Rabu, (27/9)
Acara Kuliah Umum dibuka oleh Karo Akademik dan Kemahasiswaan Unhan Brigjen TNI Agus Winarna, S.I.P., M.Si., M.Tr (Han) yang mewakili Rektor Unhan Dr. I Wayan Midhio, M. Phil.
Dalam sambutan Rektor Unhan yang dibacakan oleh Karo Akademik dan Kemahasiswaan Unhan menyampaikan ucapan terima kasih kepada Gubernur NTB yang menyempatkan waktunya untuk hadir pada kegiatan Kuliah Umum ini.
Rektor Unhan berharap pelaksanaan Kuliah Umum ini memberikan manfaat untuk memperluas pengetahuan dan wawasan kepada seluruh Mahasiswa Unhan serta seluruh Civitas Akademik.
Gubernur NTB, memaparkan sekilas tentang Nusa Tenggara Barat yang diantara 2 Pulau Utama yaitu Pulau Sumbawa dan Pulau Lombok serta 298 pulau kecil dengan pembangunan yang berbasis hijau dengan 4,8 jumlah penduduk.
Pada Pemerintahan Daerah NTB ada 2 fokus pembangunan diantaranya pertanian (padi, jagung, rumput laut, sapi dll) dan pariwisata (eco tourism and family friendly tourism). Juga NTB terdiri dari dari 3 Suku Utama yaitu sasak, samawa, mbojo.
Total Area NTB 49.302 km2, dataran 20.153 km2, lautan 29.159 km2, garis pantai 2.333 km memiliki Akses Bandara Internasional Lombok yaitu 2 bandara lokal dan 7 pelabuhan dan daerahnya ada 8 kabupaten, 2 kota serta ibukota adalah Mataram.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) NTB tumbuh di atas rata-rata nasional, pertumbuhan IPM tahun 2015 merupakan yang tertinggi di antara seluruh provinsi di Indonesia dan menjadikan NTB sebagai “THE TOP MOVER”
Program konkrit yang dilaksanakan NTB dalam menerapkan MDGs di bidang kesehatan, pendidikan, economi dan lingkungan yaitu Program AKINO (Angka Kematian ibu nol), melalui Kerjasama dengan instansi kesehatan untuk memantau kesehatan ibu dan bayi, POSYANDU (Pos Pelayanan Kesehatan Terpadu untuk ibu hamil dan bayi), Program BASNO (Nol Buang Hajat Terbuka) menerbitkan peraturan daerah tentanng pemerataan distribusi air bersih, meningkatkan akses terhadap sanitasi dan pelestarian lingkungan,
Program PENDEWASAAN USIA PERKAWINAN (Diinisiasi oleh PKK) meliputi Pemberian insentif bagi para tokoh agama untuk memberikan pendidikan kesehatan dan pendewasaan usia perkawinan, mengajukan peninjauan kembali ke Mahkamah Konstitusi mengenai undang-undang pernikahan untuk mengubah usia perkawinan pertama bagi perempuan menjadi 21 tahun, ABSANO Program (Nol Buta Aksara) Memberikan insentif bagi guru di daerah terpencil, Kerjasama dengan perguruan tinggi untuk menurunkan angka buta aksara di pedesaan, Program ADONO (Nol Angka Drop Out) menyediakan beasiswa bagi siswa miskin, menerbitkan peraturan yang melarang orang tua mempekerjakan anak usia sekolah, Program KAMPUNG MEDIA (Penyebarluasan Informasi berbasis komunitas) mengembangkan webasite berbasis desa sebagai alat untuk berbagi informasi guna meningkatkan partisipasi masyarakat, pelatihan internet pada tingkat desa untuk mempromosikan produk unggulan desa, Program VISIT LOMBOK SUMBAWA (Pembangunan Destinasi dan
Promosi untuk meningkatkan kunjungan Wisatwan) meningkatkan fasilitas dan infrastruktur di daerah wisata, promosi wisata berbasis IT dan Promosi Wisata Halal, Program PIJAR (Sapi, Jagung dan Rumput Laut) penguatan kapasitas petani dan peneliti untuk meningkatkan nilai tambah daging sapi, jagung dan rumput laut, PERMATA Program (Pemeliharaan Mata Air) rehabilitasi hutan, mengembangkan hasil hutan bukan kayu seperti madu, gaharu, dan rotan.
Ancaman NTB itu berupa Primordialisme, Exploitasi SDA, Kemiskinan serta Kualitas Pendidikan. dan salah satunya ancaman radikalisme daerah kabupaten Bima. Salah satu bentuk kepedulian antisipasi Gubernur NTB akan ancaman radikalisme Gubernur NTB adalah pada saat melaksanakan kunjungan ke pondok pesantren Al – madinah, pada saat kunjungan dilaksanakan pengibaran Bendera Merah Putih di pondok Pesantren Al – Madinah, dijelaskan kepada warga, pengurus serta penghuni pesantren bahwa hal ini sebagai simbol untuk memperkokoh kebangsaan dan bentuk homat kepada para pejuang kemerdekaan RI dan bukan untuk menyembahnya.
Ancaman Radikalisme di daerah Bima itu salah satunya adanya, ketidak puasan warga negara atau anak bangsa yang ingin melawan negara karena merasa ketidak adilan, dan tidak mendapatkan haknya sebagai anak bangsa atau warga negara Indonesia. Contohnya pembangunan jalan dan lain-lain.
Sebelum kuliah Umum ini ditutup, dibuka sesi tanya jawab oleh Warek I Unhan Prof. Dadang antara mahasiswa Unhan kepada Gubernur NTB terkait Permasalah dan Ancaman serta perkembangan yang ada di NTB. Semua pertanyaan dijawab tuntas oleh Gubernur NTB.
Kuliah umum ini dihadiri oleh pejabat Eselon I, II, III Unhan, para Kaprodi serta para Dosen di lingkungan Unhan. (Clr)
Authentifikasi: Kabag Humas Unhan