Bogor – Kuliah Kerja Dalam Negeri, hari ke empat Fakultas Teknologi Pertahanan Unhan RI, dengan tema KKDN FTP TA.2022 “Penyiapan Alutsista TNI Guna Mendukung Pertahanan Ibu Kota Negara Sebagai Center Of Gravity (COG) Pusat Pemerintahan”, Kegiatan KKDN FTP pada hari ke empat ini difokuskan pada Program Studi Teknologi Penginderaan (Prodi TP FTP), dengan membahas “Ancaman Militer Terhadap IKN Berbasis SIG”, kegiatan ini dilaksanakan secara daring dari tanggal 7 s.d 11 Februari 2022, pelaksanaan KKDN ini dipimpin oleh Dekan FTP Unhan RI Laksamana Muda TNI Dr. Kasih Prihantoro, S.E., M.M., M.Tr.(Han), didampingi Wakil Dekan FTP Unhan RI Kolonel Lek Haposan Simatupang, M.Si (Han), CIQnR. Sentul (7/02/2022).
Pada KKDN Hari ke empat ini mengulas tentang “Ancaman Militer Terhadap IKN Berbasis SIG”, dengan menghadirkan narasumber sesi pertama Kolonel Pnb Dedy Supriyanto, M.S(Han) dan narasumber sesi keduaLetkol Pnb. Asri Efendi Rangkuti /Popunas, dengan moderator Syachrul Arief, Ph.D
Sesi pertama pemaparan oleh Kolonel Pnb Dedy Supriyanto, M.S(Han) tentang “Sistem Pertahanan Ibukota Negara Sebagai Center Of Gravity dalam Perspektif TNI Angkatan Udara”, melalui pemaparannya diuraikan tentang Tugas TNI AU, Fungsi TNI AU meliputi Fungsi Pembinaan dan Fungsi Kekuatan, Kebijakan TNI AU yang meliputi Pembinaan Kekuatan, Pembinaan Kemampuan dan Pola gelar Kekuatan.
Melalui pemaparannya juga diuraikan tentang kemampuan Air Power TNI AU, berupa Control Of The Air, Air Strike, Intelligence, Surveillance, And Reconnaissance (ISR), dengan kemampuan Control Of The Air dapat diperoleh kemampuan “Air Superiority”, sementara kemampuan Air Strike memiliki kehandalan diaspek Air To Air (AA), Surface to Air (SA), dan Radar, sementara kemampuan Intelligence, Surveillance, And Reconnaissance (ISR), Kemampuan ISR TNI AU adalah kemampuan yang dimiliki TNI AU untuk melaksanakan operasi intelligence, surveillance, and reconnaissance.
Pada Sesi selanjutnya Webinnar pemaparan narasumber kedua oleh Letkol Pnb Asri Efendi Rangkuti /Popunas, mengawali pemaparannya dijelaskan tentang Opsgabud Kamwil dimana Indonesia adalah negara yang sangat luas dan oleh karenanya memiliki kerentanan kerentanan yang besar dalam hubungannya dengan teritori khususnya dalam menjaga keamanan wilayah udara Indonesia. Ada beberapa permasalahan yang kerap terjadi dan menjadi gangguan dalam upaya menjaga keamanan wilayah udara Indonesia, antara lain adanya pelanggaran wilayah udara yang mewajibkan TNI AU untuk melakukantindakan identifikasi hingga penghancuran. Oleh karena itu, TNI AU, khususnya Kohanudnas memiliki pekerjaan yang berat dalam rangka menjalankan peran yang sangat vital sebagai alat pertahanan negara untuk Menegakkan hukum dan menjaga keamanan wilayah udara nasional.
Selain itu melalui dalam paparannya Letkol Pnb A.E. Rangkuti menguraikan tentang kemampuan Sistem data Radar sebagai peralatan pendukung dalam sistem pengawasan Wilayah Udara Nasional, dalam pemaparannya juga dijelaskan tentang Prosedur penanganan Lasa, melalui deteksi elektronik secara real time kemudian dikirimkan kepada Posekhanudnas yang ditindaklanjuti dengan Indentifikasi berupa elektronik, korelasi dan intersepsi visual, dari kegiatan ini dilaksanakan Lasa dengan penindakan berupa memebayangi, pengusiran, pemaksaan mendarat hingga penghancuran. Dalam pemaparannya juga dijelaskan tentang Potensi ancaman, dapat berupa dari Alki yang dapat dimanfaatkan oleh negara lain untuk masuk ke posisi alur Alki dan kemudian melakukan serangan-serangan, sementara potensi ancaman dapat dari wilayah selatan dan utara Indonesia.
Sebelum mengakhiri pemaparannya Letkol Pnb A.E Rangkuti menamparkan tentang Penyusunan Konsep Hanud di IKN dengan mempertimbangkan kondisi eksternal (banglingstra dan ancaman) dan kondisí internal di dalam tubuh TNI ataupun TNI AU. Dengan mengambil materi yang telah dituangkan dalam Renstra TNI AU tahun 2020-2024 dan Renbangkuat TNI AU sampai dengan tahun 2045, dapat dirajut konsep Hanud di IKN, Konsep Hanud di IKN akan diselaraskan dengan Renbangkuat TNI AD dan TNI AL khususnya pada Alutsista yang berkemampuan Hanud.
Selain itu diperlukan Pembentukan Satuan Anti Drone, Anti drone perlu digelar untuk Obvitnas,Kegiatan mengamankan VIP maupun untuk menetralisir ancaman Drone berbagai jenis spt kamikaze, swarm drone, tactical drone dll. (Renbangkuat s.d 2045). Diperlukan2 Satuan untuk mengamankan wilayah udara Ibukota Negara. Satuan Anti Drone 451 (Taktis) Satua Anti Drone 452 (Strategis).
Selain menerima pemaparan dari narasumber kegiatan KKDN ini juga diwarnai dengan kegiatan diskusi beberapa yang dikembangkan mencakup tentang penentuan dan indikator Air Defense Identification Zone (ADIZ), perihal autonomous weapon drone di wilayah IKN, Teknologi Radar, desain kekuatan Udara di Wilayah IKN, kemampuan stealh, pengembangan drone kedepannya, SDM penerbang PPTA, pertahanan aspek Nir-Space, Network Centric Warfare, pada Sesi kedua tanya jawab berorientasi pada kemampuan SDM untuk awak pesawat tempur baru dan sistem komunikasi terintegrasi, pembangunan satuan radar overhorison.
Kegiatan KKDN pada hari keempat Fakultas Teknologi Pertahanan (diakhiri dengan pemberian sertifikat, untuk narasumber pertama Kolonel Pnb Dedy Supriyanto, M.S(Han), sertifikat diserahkan oleh Wakil Dekan Fakultas Teknologi Pertahanan (FTP) Unhan RI, Kolonel Lek Haposan Simatupang, M.Si (Han), CIQnR., dan untuk narasumber kedua Letkol Pnb A.E. Rangkuti diserah oleh Wakil Dekan FTM Kolonel Sus Dr. Ir. Rudy A.G. Gultom., M.Sc., CEH., CIQaR.
Kegiatan ini diikuti oleh Ses Prodi Industri Pertahanan FTP Unhan RI Kolonel Caj Dr. G. Royke Deksino, M.Han., CIQnR, Ses Prodi Teknologi Daya Gerak FTP Unhan RI Kolonel Arh Dr. R. Djoko Andreas Navalino, S.I.P., M.AB, Ses Prodi Teknologi Penginderaan FTP Unhan RI Kolonel Kes Dr. Ir. Sovian Aritonang, S.Si., M.Si., para dosen dan seluruh civitas akademika FTP Unhan RI.
Mengetahui : Kabag Humas Unhan RI