Mahasiswa Fakultas Teknologi Pertahanan (FTP) Unhan RI melaksanakan Kegiatan Kuliah Kerja Dalam Negeri hari terakhir secara daring yang dilaksanakan di Kampus Universitas Pertahanan Salemba, Jakarta (29/4).
KKDN Prodi Industri Pertahanan (IP) dengan subtema “Rantai Nilai dan Ekosistem Industri Propelan Guna Membangun Kemandirian Industri Pertahanan” dengan lokus penelitian di PT. Dahana (Persero), Subang Jawa Barat .
KKDN Prodi IP menghadirkan Direktur Utama PT. Dahana yaitu Ir. Budi Antono sebagai narasumber di sesi pertama dengan materi yang berjudul “Rantai Nilai dan Ekosistem Industri Propelan dan Manajemen Risiko Rantai Pasok Cartridge Emulsion (CE)”.
PT Dahana merupakan sebuah badan usaha milik negara dibidang Industri strategis yang menawarkan layanan bahan peledak yang terpadu untuk sektor migas, perambangan umum, konstruksi dan sektor pertahanan. PT. Dahana telah beroperasional lebih dari 50 tahun, dengan fasilitas yang lengkap , teknologih canggih serta kemampuan SDM yang unggul.
Pada tahun 2017 PT Dahana membuat sebuah protitipe dari pesanan balitbang KEMHAN yaitu : 1 unit kendaraan peluncur, 5 unit roket 122b yang kemudian dikembangkan agar sistemkontrol dapat bekerja secara otomatis. Pada tahun 2019 dilakukan penyempurnaan pada prototipe tersebut , keberhasilan ini tidak lepas dari adaya sinergi PT Dahana , PT Sars , PT delima Jaya, dan sinergisitas dengan PT Pindad yang tergabung dalam konsorsium roket, yang diselesaikan roduksinya oleh LAPAN yaitu RHAN 122B 120 unit yang telah dilakukan Uji.
Sinergisitas inilah yang menjadi kunci keberhasilan pengembangan industri teknologi pertahanan. PT dahanan dan Pt Pindad juga melakukan kajian bersama mengenai pembangunan industri propelan yang berkolaborasi dengan kementrian untuk mendukung percepatan pembangunan industri propelan, pengembangan energetic material, sebagai bahan baku utama yang dibutuhkan untuk mendukung platform seluruh matra. Pembangunan industri oropelan ini merupakan projek strategis untuk membangun kemandirian pertahanan nasional , industri propelan juga dapat menjadi deterent effect, mendorong penyerapan tenaga kerja, dan pergerakan roda ekonomi.
Materi selanjutnya disampaikan oleh Dr. Timbul Siahaan, M.M sebagai Dosen Fakultas Teknologi Pertahanan yang memaparkan mengenai Propelan.
Propelan dalam militer dibagi menjadi dua jenis yaitu propelan munisi dan propelan roket. Dimana propelan munisi terbagi menjadi black powder dan smokeless powder. Begitu juga dengan propelan roket dibagi menjadi padat dan cair. Saat ini indonesi belum memiliki industri propelan, dimana PT Pindad sebagai pabrik munisis masih tergantung pada import propelan. Beberapa kendala dalam import propelan menuntut agar indonesia memiliki industri propelan sendiri dan sebagai deterent effect. Hal – hal yang harus disiapkan agar industri propelan dalam negeri dapat terwujud:
Teknologi, SDM yang memadai, Anggaran dan Infrastuktur, serta kebijakan Pemerintah. Dalam hal ini perlu adanya petusan dari pemerintah untuk menentukan arah dan tujuan pembangunan industri propelan sebagai bagian pengembanagn industri pertahanan agar dapat mendukung kepentingan sektor pertahanan keamanan. Adanya dukungan payung hukum dan legalitas dalam pengembangan industri propelan oleh PT dahana. Menunjuk dan membuat roadmap untuk mewujudkannya dan FTP sebagai tripleheliksa dalam program pembangunan industri propelan.
Selanjutnya KKDN dari Prodi Teknologi Penginderaan (TP) mengusung subtema “Pengembangan Teknologi Informasi Intelijen (Geo Spatial Intelligence) untuk mendukung kepentingan Pertahanan Negara (29/4).
KKDN Prodi TP yang dimoderatori oleh Kolonel Sus Dr. Ir. Rudy A.G. Gultom, M.Sc., CEH, CIQaR selaku Sesprodi Teknologi Penginderaan ini menyampaikan bahwa kegiatan KKDN dibagi menjadi dua sesi dimana di sesi pertama menghadirkan narasumber dari PT Len Industri yaitu Laksono Widyo Isworo, ST., M.Eng. selaku Manajer Rekayasa Sistem Unit Bisnis Elektronika PT Len Industri. Materi yang disampaikan berjudul “Memperkuat TNI melalui Pembangunan C4ISR”. Paparan ini membahas mengenai Teknologi C4ISR dikaitkan dengan Teknologi Geospatial Intelligence dalam rangka Meningkatkan Pertahanan Negara. C4ISR (Command, Control, Communications, Computers, Intelligence, Surveillance and Reconnaissance) secara sederhana diartikan sebagai konsepsi tentang sinergid an kolaborasi berbagai informasi dan aset pertahanan yang ada, karena sifatnya konsepsi dan pengguanya TNI maka perlu diatur dan direncanakan pembangunannya seperti apa. Interkoneksi adalah membangun jaringan komunikasi sensor, sedangkan interopreability adalah bagaimana hubungan antar bagian dan siapa saja yang memiliki akses informasi dan data.
Peran PT. Len Industri dalam Pembangunan C4ISR TNI adalah Command & Control System, Tactical Data Link, dan Intelligence Analytics System. C4ISR dibangun untuk menanggapi perkembangan terkini dari network centric warfare (NCW). NCW memanfaatkan koneksi dari berbagai unit kekuatan pertahanan dengan tactical data link network. Strategi pembangunan NCW TNI adalah Penambahan sensor udara dan laut yang terintegrasi dengan puskodal, Pengembangan sistem kodal yang mampu melakukan monitoring situasi dan analisa data taktis, Pembangunan instrastruktur komunikasi yang mendukung interkoneksi di level taktis yang dapat digunakan lintas matra, Pembangunan NCW sebaiknya lengkap dari level taktis hingga strategis, Strategi pembangunan NCW bisa dilakukan perwilayah, misal kogabwilhan.
Urgensi Tactical Data Link untuk Mendukung Interoperabiltas Sistem Alutsista adalah Pengawasan dan Pengamanan yang menjangkau wilayah Indonesia, Interoperabilitas Alutsista, Peningkatan dukungan Operasi Taktis.
Narasumber selanjutnya adalah Dosen FTP yaitu Marsda TNI (Purn) Dr. Ir. Asep Adang, ST., MM., IPU. Materi di sesi kedua berjudul “Geospatial Intelligence Untuk Mendukung Kepentingan Pertahanan Negara”. Paparan ini membahas pemanfaatan teknologi spatial intelligence dikaitkan dengan teknologi C4ISR dalam rangka meningkatkan pertahanan negara. Diskusi membahas mengenai kasus penangkapan teroris di poso yang belum berhasil. GeoInt menggabungkan beberapa disiplin ilmu seperti pemetaan, bagan, analisis citra, dan kecerdasan citra. Tidak hanya dalam konteks militer, namun sudah banyak organisasi sektor sipil dan swasta yang bekerja di berbagai bidang seperti telekomunikasi, transportasi, Kesehatan dll menggunakan kecerdasan geospasial untuk meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari.
Perlu pemanfaatan geoint secara menyeluruh untuk seluruh kasus dan ancaman pertahanan yang lebih besar. Geoint bisa dimanfaatkan untuk kebencanaan, perencanaan ruang, analisis pola kejahatan, prediksi cuaca hingga penentuan lokasi terbaik. Geoint merupakan suatu konsep kompleks integrasi berbagai data spasial untuk kepentingan intelligence. Dijelaskan mengenai analisis potensi lokasi teroris dengan geoint. Digunakan berbagai macam parameter terkait dengan keberadaan teroris, dari setiap parameter akan dicari data spasial terkait lalu dilakukan analisis spasial berupa overlay. Teknik overlay digunakan untk menggabungkan data spasial dari setiap parameter sehingga akan ditemukan kesimpulan potensi lokasi teroris tersebut. (Anh)
Mengetahui :Kabag Humas Unhan