Bogor. Mahasiswa Program Studi Damai dan Resolusi Konflik (DRK) Cohort 8, Fakultas Keamanan Nasional (FKN) Unhan menghadiri acara Dialog Nasional VI Pemindahan Ibu Kota Negara dengan tema “Menuju Ibu Kota Negara Lestari dan Berkelanjutan”, bertempat di Ruang Djunaedi Hadisumarto, Gedung Saleh Afiff, Kementerian PPN/Bappenas, Selasa (11/02).
Dialog nasional terkait pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) yang diselenggarakan oleh Bappenas ini sudah dilaksanakan sebanyak enam kali. Dialog keenam kali ini dihadiri oleh pemateri dan narasumber dari berbagai instansi dan lembaga di antaranya Deputi Bidang Pengembangan Regional Rudy Soeprihadi Prawiradinata mewakili Menteri PPN/Bappenas dan Staff Ahli Kementerian LHK Bidang Ekonomi Sumber Daya Alam Laksmi Wijayanti mewakili Menteri Lingkungan Hidup sebagai pemateri. Serta praktisi berbagai bidang di antaranya Akademisi Universitas Gadjah Mada Bagas Pujilaksono, Direktur Eksekutif Nasoonal WALHI Zenzi Suhadi, Direktur SEAMEO BIOTROP Irdika Mansur, Akademisi Universitas Mulawarman Paulus Matius, dan Akademisi Institut Pertanian Bogor Bambang Hero Saharjo. Sementara itu rombongan mahasiswa Unhan FKN didampingi oleh dosen Prodi DRK Kolonel Inf Dr. Bambang Wahyudi, M.Si dan Dr. Anang Puji Utama, S.H., M.Si.
Deputi Bidang Pengembangan Regional Rudy Soeprihadi Prawiradinata dalam paparannya menyatakan bahwa Kalimantan Timur sebagai provinsi calon IKN memiliki ecological footprint yang tinggi. Konsep IKN yang smart, green, beautiful, and sustainable mendorong pemangku kebijakan untuk mengimplementasikan konsep one river, one plan, one management di pulau paru-paru dunia.
Staff Ahli Kementerian LHK Bidang Ekonomi Sumber Daya Alam Laksmi Wijayanti mewakili Menteri LHK menyampaikan Rangkuman Eksekutif Rekomendasi Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) bahwa Kalimantan memiliki potensi sumber daya yang luar biasa namun pulau ini memiliki hambatan diantaranya permasalahan air dan satwa. KLHK akan menyiapkan lahan kebun bibit di calon IKN dengan kapasitas sampai dengan 17.000 bibit pertahun dalam rangka mewujudkan revitalisasi green landscape.
Dalam dialog yang berlangsung hangat, para narasumber mendiskusikan permasalahan utama di IKN yakni air bersih dan ketersediaan listrik. Bagas Pujilaksono menyarankan pemangku kebijakan untuk serius memaksimalkan fungsi Pembangkit Listrik Tenaga Listrik (PLTN). Selain itu, permasalahan dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh aktivitas pertambangan juga menjadi isu yang perlu diperhatikan. Zenzi Suhadi menyatakan ada potensi perusahaan tambang untuk memindahkan lahannya ke wilayah lain di Indonesia akibat pemindahan IKN dan dampak lingkungannya akan meluas ke wilayah lain. Irdika Mansur menyarankan perusahaan tambang bekerja keras menyambut pemindahan IKN dengan penguatan aktivitas CSR, rehabilitasi lingkungan dengan penghijauan daerah aliran sungai (DAS) di sekitar IKN.
Fakta bahwa pada tahun 2045 sebagian besar masyarakat dunia akan tinggal di kota, urbanisasi akan meningkat. 1% urbanisasi di kota dengan ekonomi dan lingkungan yang baik, berpotensi meningkatkan 3% PDB perkapita. Paulus Matius mengatakan bahwa wilayah IKN merupakan hutan hujan dataran rendah yang sudah dan akan berpotensi terus terdegredasi. Begitu pula dengan potensi masyarakat adat di kawasan IKN tergantikan oleh masyarakat baru yang belum mengenal ekosistem perlu mendapat perhatian khusus.
Adapun mahasiswa Prodi DRK mengajukan beberapa pertanyaan di antaranya mengenai potensi konflik terkait air di IKN. Melalui diskusi ini, diharapkan mampu menambah pemahaman mahasiswa Prodi DRK mengenai persiapan pemindahan IKN kaitannya dengan potensi konflik terutama bidang ekologi. Harapan peserta tentu pemindahan IKN disambut baik oleh berbagai pihak dan pelibatan masyarakat terus meningkat. (An)
Auntentikasi Kabag Humas Unhan.