Bogor – Mahasiswa Program Studi Prodi Strategi Pertahanan Laut (SPL), Peperangan Asimetris (AW), Strategi dan Kampanye Militer (SKM), Diplomasi Pertahanan (DP) Fakultas Strategi Pertahanan (FSP) Universitas Pertahanan Republik Indonesia (Unhan RI) melaksanakan Kegiatan Kuliah Kerja Luar Negeri (KKLN) hari kedua dengan tema “The South China Sea Issue: Current Situation and Future Prediction” dipimpin oleh Dekan FSP Unhan RI Mayjen TNI Dr. Deni D.A.R, S.Sos., M.Si (Han) didampingi Wakil Dekan Fakultas Strategi Pertahanan Unhan RI Brigjen TNI Sammy Ferrijana, S.Sos., M.Si melalui daring zoom meeting. Selasa, (29/6).
Kegiatan KKLN Prodi Strategi Pertahanan Laut (SPL) hari kedua mengangkat topik “Marine Defense Strategy: Sea Power in Addressing Military Threats in the South China Sea 1: Issues and Challenges.” Atau “Strategi Pertahanan Laut: Kekuatan Laut dalam Mengatasi Ancaman Militer di Laut Cina Selatan 1: Isu dan Tantangan”. menghadirkan narasumber Dosen Universitas Pertahanan Nasional Malaysia (UPNM) Dr. Wong Chooi Yee, bertindak sebagai moderator Dosen Prodi SPL FSP Unhan RI Kolonel Laut (S) Buddy Suseto, S.E., M. Si (Han)., Ph.D.
Sementara KKLN Prodi Peperangan Asimetris (AW) FSP Unhan RI dengan topik “BRI: Malaysia’s Response to The Belt and Road Initiatives”, menghadirkan narasumber dari UPNM Lecturer Dr. Norhazlina Fairuz Musa Kutty, selaku moderator Dr. F. G. Cempaka Timur, S.IP., M.Si (Han).
Prodi Strategi dan Kampanye Militer (SKM) FSP Unhan RI KKLN dengan topik “Military Campaign Strategy: The Arms Race in the South China Sea 1: Issues and Challenges”, menghadirkan narasumber dari UPNM Lecturer, yakni Prof. Madya Adam Leong, dipandu moderator Kolonel Lek Dr. (Cand) Haposan Simatupang, M.Si (Han) CIQnR.
KKLN Prodi Diplomasi Pertahanan (DP) FSP Unhan RI dengan topik “Malaysian defence diplomacy in the South China Sea : Issues and challenges”, menghadirkan narasumber Dosen Universitas Pertahanan Nasional Malaysia Prof. Ruhanas Harun, dimoderatori oleh Mayjen TNI Karmin Suharna S.IP., M.A.
Dr. Norhazlina Fairuz Musa Kutty menjelaskan bahwa BRI (sebelumnya dikenal sebagai One Belt, One Road atau OBOR), adalah rencana besar China untuk menghidupkan kembali jalur perdagangan sutra kuno, baik darat maupun laut. Beberapa percaya bahwa BRI akan secara dramatis memperluas pengaruh Beijing di dunia, khususnya di lingkungan China. Sisanya percaya bahwa BRI akan terhalang oleh banyak tantangan yang tidak dapat diatasi dan kegagalannya hampir pasti. Malaysia merupakan salah satu negara penerima OBOR yang penting karena letaknya yang strategis, dimana keberhasilan OBOR sangat penting dalam memperkuat pijakannya di kawasan Asia Timur. Pemerintah Malayasia melalui pemerintahan Najib dan Mathatir sama-sama didorong oleh pragmatisme untuk memanfaatkan pengaruh RRT yang semakin besar dalam mengejar peningkatan keuntungan ekonomi dan politik.
Sebagai gantinya, Najib dan Mahathir mengadopsi pendekatan lindung nilai yang ditandai dengan kecenderungan untuk memprioritaskan manfaat ekonomi dan politik langsung dari BRI di atas masalah lain, sambil secara bersamaan berusaha untuk menjaga opsi strategisnya tetap terbuka selama kondisi sistemik memungkinkan. Terlepas dari perbedaan persepsi dari berbagai aktor non-negara, strategi negara mendukung ekspansi BRI China selama periode kepemimpinan Najib dan Mahathir 2.0 administrasi.
Dr. Wong Chooi Yee menjelaskan tentang arti penting dari Laut China Selatan (LCS) dan mengapa LCS banyak di perebutkan oleh banyak Negara. Hal itu di sebabkan oleh banyaknya kepentingan Negara-negara besar di LCS, seperti alasan food security dan economic security. Kegiatan ini bertujuan untuk melatih kemampuan mahasiswa dalam melaksanakan penelitian dan juga mengaplikasikan secara langsung teori-teori yang telah diajarkan di dalam kelas. Ke depannya, mahasiswa dapat mengembangkan teori strategi pertahanan laut demi menjaga kedaulatan NKRI.
Sementara Prof. Madya Adam Leong dalam materinya menjelaskan dasar klaim China yang overlaping di LCS, didasarkan pada kedaulatan chna berdasarkan dokumen 1978, China juga didukung dengan kekuatan ekonomi yang bergantung pada sektor perdagangan internasional jalur laut (90% perdagangan China melalui rute pelayaran laut). Kemampuan energi china didukung 60% dari sumber daya laut, dimana konsumsi minyak dan gas china adalah 10% dari produksi minyak dunia dan 20% produksi energi dunia, sehingga kebijakan luar negeri China adalah untuk “membangun negara maritim yang kuat” disampaikan pada kongres partai komunis China tahun 2012
Dalam paparannya Prof Ruhanas membahas mengenai bagaimana strategi yang dilakukan oleh Malaysia dalam menghadapi isu dan tantangan yang ada di Wilayah Perairan Laut China Selatan. Ia menjelaskan bagaimana kepentingan Malaysia di dalam Wialayah Laut China Selatan yaitu pertama untuk melindungi kedaulatan teritorial Malaysia dan hak berdaulatnya di ZEE Malaysia. Kedua mengakan hukum internasional termasuk kebebasan navigasi dan overflight. Ketiga mendorong perdamaian dan stabilitas di wilayah Laut China Selatan.
Untuk mendapatkan kepentingan tersebut maka Malaysia membuat beberapa strategi yaitu pertama Malaysia akan menegaskan dan mempertahankan kedaulatannya dan haknya untuk mendapatkan kedaulatan. Kedua memisahkan antara hubungan ekonomi Malaysia – China dengan konflik Laut China Selatan. Ketiga Malaysia mendukung proses manajemen konflik yang disediakan oleh lembaga internasional.
Namun pada tahun 2018 Malaysia memiliki pemerintahan baru di bawah partai Pakatan Harapan yang kemudian mengalibrasi ulang ketiga strategi Malaysia terhadap konflik di Laut China Selatan. Hingga pada akhirnya Malaysia merumuskan tiga strategi baru yaitu Pertama Malaysia akan mempertahankan dan menegaskan klaimnya bahwa mereka adalah negara kemaritiman. Kedua Malaysia akan menjaga hubungan baiknya dengan China. Ketiga Malaysia juga akan melakukan “balance criticism” dimana tidak hanya mempertanyakan aktivitas China di wilayah tersebut namun juga aktivitas Amerika Serikat di kawasan Laut China Selatan.
Turut bergabung dalam KKLN online FSP Unhan RI beberapa Dosen Diplomasi Pertahanan serta Sekretaris Prodi Diplomasi Pertahanan Kolonel Sus. Dr. Mhd Halkis, M.H.
Mengetahui: Kabag Humas Unhan RI.