Bogor – Mahasiswa Prodi Strategi Perang Semesta (SPS), Prodi Peperangan Asimetris (PA), Prodi Diplomasi Pertahanan (DP), Prodi Strategi Kampanye Militer (SKM) dan Strategi Pertahanan Laut (SPL) Fakultas Strategi Pertahanan (FSP) Universitas Pertahanan Republik Indonesia (Unhan RI) di Universitas Pertahanan Nasional Malaysia (UPNM) dan Australian Strategic Policy Institute (ASPI). Seminar Hasil KKLN ini mengankat Tema “Situasi Laut Cina Selatan Saat Ini dan Yang Akan Datang”. Seminar dibuka oleh Dekan FSP Mayjen TNI Dr. Deni D.A.R., S.Sos., M.Si (Han) dengan dilakukan secara daring melalui aplikasi Zoom Meeting. Senin, (16/8).
Seminar Hasil KKLN FSP Unhan RI menghadirkan beberapa penanggap antara lain, Prof. Dr. Makarim Wibisono, M.Sc; Laksamana Muda TNI Dr. Ir. Suhirwan, S.T., M.Mt., M.Tr., CIQaR., CIQnR., IPU; Prof. Drs. Anak Agung Banyu Perwita, M.A., Ph.D; Mayjen TNI (Purn) Jan Pieter Ate, M.Bus, M.A. Selaku moderator Dr. Fauzia Gustarina Cempaka Timur, S.IP., M.Si (Han).
Dekan FSP Unhan RI dalam sambutannya mengatakan program KKLN akan mengembangkan soft skills mahasiswa yaitu kepercayaan diri, empati, dan mengembangkan kemampuan komunikasi. KKLN Fakultas Strategi Pertahanan tahun ini mengkaji permasalahan-permasalahan yang ada di Wilayah Laut Cina Selatan, menganalisis dan selanjutnya memberikan solusi jalan keluar dari permasalahan tersebut dengan pendekatan ilmiah yang didukung dengan teori teori yang relevan. Kegiatan yang dilakukan melalui Video Conference diisi oleh para narasumber dari Universiti Pertahanan Nasional Malaysia (UPNM) dan Australian Strategic Polucy Institute (ASPI) yang terkait dengan penelitian masing-masing Prodi.
Pemilihan lokus penelitian didasarkan pada konflik klaim wilayah di laut china selatan yang melibatkan 6 (enam) negara, 4 (empat) negara anggota ASEAN (Malaysia, Philipina, Vietnam, Brunei) dengan China dan Taiwan, menurut argumennya masing–masing bahwa sebagian wilayah Laut China Selatan adalah wilayah kedaulatannya, bagi Indonesia meskipun tidak termasuk dalam kelompok claimant state tapi ada bagian wilayahnya dari pulau Natuna yang diklaim oleh China, maka konflik di Laut China Selatan berpotensi melibatkan indonesia juga.
Dalam paparannya yang pertama disampaikan oleh Mahasiswa Prodi Strategi Perang Semesta Mulyadi mengangkat topik analisis kepentingan nasional & strategi pertahanan australia pada posisi strategisnya dalam menjaga stabilitas keamanan di kawasan laut china selatan. Paparan kedua oleh mahasiswa Prodi Peperangan Asimetrik Alsodiq membawakan topik Kebijakan Malaysia Dalam Menghadapi Potensi Ancaman Asimetris Di Laut China Selatan.
Paparan Ketiga dari mahasiswa Prodi Diplomasi Pertahanan Raka Gusfi Wiseta dengan topik Strategi diplomasi pertahanan malaysia
dalam kepentingan laut china selatan. Paparan keempat dari mahasiswa prodi Strategi Kampanye Militer Adam Mardansyah dengan topik urgensi dan respon malaysia dalam persaingan alutsista (alat utama sistem pertahanan) serta keterkaitan indonesia terhadap konflik di laut china selatan dan paparan terakhir oleh mahasiswa prodi Strategi Pertahanan Laut Tofan Hermawan kekuatan laut dalam mengatasi ancaman militer di laut cina selatan (LCS) (dari perspektif malaysia)
Seminar Hasil KKLN ini dihadiri oleh Pejabat Universitas Pertahanan RI, Dosen Unhan RI, dan juga Mahasiswan Unhan RI.