Bogor – Mahasiswa FTP Unhan RI melaksanakan Seminar Hasil KKDN dengan tema “Sinergi Teknologi Industri Pertahanan di Wilayah Jawa Barat untuk Memperkuat Sistem Pertahanan Negara” dipimpin oleh Dekan FTP Unhan RI Mayjen TNI Susilo Adi Purwantoro, S.E., M.Eng.,Sc., CIQnR., CIQaR., IPU melalui daring zoom meeting. Selasa, (22/6).
Dalam Seminar Hasil KKDN ini masing-masing prodi memaparkan hasil penelitiannya sesuai dengan fokus tema yang diambil. Setiap prodi dibagi dalam dua kelompok penelitian dengan topik yang berbeda. Selain pemapar, seminar hasil KKDN ini juga menghadirkan expert dari bidang sesuai dengan topik penelitian mahasiswa yang didaulat sebagai penanggap untuk memberikan review pada hasil penelitian mahasiswa. Pemapar dari prodi Industri Pertahanan antara lain Andi Sugiarto dan Rustandi Wirananggala dengan penanggap Erwin Cipta Mulyana, S.Si., M.M dari PT. Dahana. Pemapar dari prodi Teknologi Penginderaan adalah Iwan Nofi Yono Putro dan Giant Nugroho Wijayanto dengan penanggap Tazar Marta Kurniawan dari PT. LEN. Pemapar dari prodi Teknologi Persenjataan yaitu Muhammad Saudara Semesta dan Widianto Nugroho dengan penanggap seorang expert dari LAPAN yaitu Prof. Heri Budi Wibowo. Pemapar dari Prodi Teknologi Daya Gerak adalah Akil Suwandi dan Rosihan Ramin dan akan ditanggapi oleh Dr. Yayat Ruyat dari PT. Pindad sekaligus juga merupakan dosen di Fakultas Teknologi Pertahanan.
Dekan FTP Unhan RI mengatakan seminar hasil KKDN ini dilaksanakan sebagai bentuk pertanggung jawaban dari kegiatan KKDN mahasiswa dalam melakasanakan implementasi Tridharma Perguruan Tinggi dengan menghasilkan karya ilmiah berupa jurnal.
Dari kegiatan ini diharapkan mahasiswa bisa mendapatkan ilmu yang lebih banyak sebagai perbaikan untuk karya ilmiah yang sudah dihasilkan sehingga bisa mendapatkan jurnal yang baik dan dapat menjadi referensi bagi para peneliti dan juga mahasiswa yang sedang melaksanakan tugas akhir. Industri pertahanan merupakan salah satu faktor penting dalam mendukung kekuatan pertahanan suatu negara, terlebih pada era sekarang ini. negara yang memiliki industri pertahanan yang maju akan mempunyai kemampuan lebih dalam kekuatan pertahanannya.
Kekuatan pertahanan suatu negara akan lebih mumpuni bila ditunjang dengan kemampuan negara tersebut dalam memproduksi berbagai macam produk industri pertahanan yang dimilikinya. semakin besar ketergantungan impor produk alutsista maka sesungguhnya negara sangat rentan terhadap intervensi dan sangat mudah dikendalikan negara asing. Oleh karena itu keberadaan dan pemberdayaan industri pertahanan merupakan suatu hal yang mutlak dalam rangka mewujudkan kemandirian alutsista tni. kemandirian industri pertahanan nasional akan menunjang penguatan ketahanan dan pertahanan nasional serta penegakan kedaulatan negara.
Sejauh ini terdapat sembilan BUMN yang berkarya di sektor pertahanan, diantaranya PT. Len Industri, PT. Dirgantara Indonesia, PT. Pindad, PT. Pal DAN PT. Dahana. sedangkan di sektor swasta nasional, terdapat 176 perusahaan yang bergiat di sektor ini sehingga keduanya (BUMN dan BUMS) merupakan aset nasional yang harus dikembangkan bersama menuju visi kemandirian industri pertahanan nasional dan produk turunannya.
Fakultas teknologi pertahanan telah melaksanakan kuliah kerja dalam negeri sekaligus melakukan penelitian terkait sinergi industri pertahanan tersebut yang selanjutnya kajian akademis dan masukan serta temuan selama pelaksanaan penelitian akan disampaikan oleh setiap prodi melalui paparan hasil kkdn sesuai topik dari masing-masing perwakilan prodi. Setiap prodi tentu memiliki topik tersendiri yang pada akhirnya dapat memberikan suatu rekomendasi kepada pemerintah khususnya kementerian pertahanan yang terkait pengembangan industri pertahanan.
Mengetahui: Kabag Humas Unhan RI.