Bogor – Mahasiswa Prodi Damai dan Resolusi Konflik (DRK) dan Prodi Manajemen Bencana (MB) Fakultas Keamanan Nasional Unhan RI melaksanakan hari kedua Kuliah Kerja Luar Negeri (KKLN) dengan tema “Indonesia’s Constructive Conflict Resolution in Accordance with Myanmar Case: Human Rights and Political Approach” dan “Japan-Indonesia Collaboration in The Transfer of Knowledge, Technology and Expertise for Disaster Risk Management” dipimpin oleh Dekan FKN Unhan RI Marsda TNI Dr. Syamsunasir, S.Sos., M.M., C.Fr.A melalui daring zoom meeting. Selasa, (22/06).
KKLN mahasiswa DRK FKN Unhan RI menghadirkan Narasumber aktivis Demokrasi dan Perdamaian langsung asal Myanmar antara lain Direktur Eksekutif Myanmar Institute for Peace and Security (MIPS) Dr. Min Zaw Oo dan Aktivis Pejuang Demokrasi Burma Mrs. Khin Ohmar membahas tentang “The Role of the International Community in Establishing Democracy in Myanmar”.
Selain kedua pembicara asal Myanmar, hari kedua Prodi DRK juga menghadirkan Gerard Mc Carthy dari National University of Singapore dan Mrs. Rosalia Sciartino dari Mahidom dan Chulalangkorn University Thailand membahas tentang “Myanmar Political Conflict: Roots of Conflict and Alternatives of Conflict Resolution form Indonesia as a Member to ASEAN”. Narasumber KKLN Prodi MB Unhan RI merupakan peneliti bidang kebencanaan Kobe University Mizan Bustanul Fuady Bisri, Ph.D, dengan moderator Dr.rer.nat. Mo Awwanah, S.Si., M.Sc.
Materi yang disampaikan Mizan, Ph.D membahas tentang perbandingan penanggulangan bencana di Jepang dan Indonesia. Dua point penting, mengapa Jepang menjadi lebih baik dalam penanganan bencana antara lain Jepang mempunyai mindset yang berbeda, yaitiu jepang selalu belajar sosial dan politik. setelah kejadian bencana, mampu melahirkan pembaharuan baru peraturan untuk mengurangi risiko bencana.
Peneliti Jepang memproduksi teknologi untuk mengurangi bencana dan mampu menjual teknologi tersebut. Sementara di Indonesia, teknologi untuk megurangi risiko bencana belum diproduksi dengan baik. Setelah kegiatan ini diharapkan para mahasiswa dapat menerapkan penanggulangan bencana di Indonesia sebagaimana penanggulangan bencana di Jepang. Sebagaimana di ketahui bahwa Jepang merupakan Negara dengan tingkat kerawanan terhadap bencana yang sangat tinggi, tetapi Jepang mampu mengurani dampak kerugiaan dan korban jiwa akibat bencana.