Bogor – Mahasiswa Prodi Manajemen Bencana Cohort-8, Fakultas Keamanan Nasional Universitas Pertahanan atas nama Diah Meilia Garindra Harfiani, menjadi salah satu peserta dalam konferensi Asia Pasifik untuk Tembakau dan Kesehatan ke-12 (APACT12th) yang berlangsung di Nusa Dua, Bali pada 13-15 September 2018.
The 12th Asia Pasific Conference on Tobacco or Helath (APACT12th) merupakan konferensi ilmiah dua tahunan di kawasan Asia Pasifik yang mempunyai tujuan dalam pengendalian tembakau. Arifin Panigoro, Ketua APACT 12th pada pembukaan konferensi menyampaikan bahwa investasi besar pada bidang kesehatan terutama melalui kebijakan pengendalian tembakau akan memberikan imbal balik yang luar biasa kepada bangsa, terutama generasi muda yang bebas dari cengkeraman epidemic rokok akan menjadi penduduk yang sehat dan produktif dan dapat berkontribusi pada pembangunan bangsa.
Konferensi ini dihadiri oleh Menteri Kesehatan RI, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI (PPPA), Kepala Bappenas RI, dan sejumlah perwakilan Bupati dan Walikota dari Indonesia dan sejumlah negara Asia. APACT 12th juga menghadirkan 1.000 peserta dari 29 negara. Sebanyak 244 peserta melakukan presentasi langsung dan 500 peserta presentasi poster, 25 lembaga turut berpartisipasi dengan berbagi capaian mereka dalam pengendalian tembakau. Konferensi ini juga mengadirkan 35 jurnalis dari kawasan Asia Pasifik, dan 50 perwakilan organisasi pemuda terpilih dari 16 negara.
Mahasiswa Prodi Manajemen Bencana tersebut mempresentasikan paper poster ilmiahnya dengan judul “Tobacco Control in National Defense System of Indonesia“ yang disusun oleh a.n Erdianta Sitepu dan Diah Meilia Garindra Harfiani. Pada paper poster ilmiah tersebut dijelaskan bahwa penggunaan tembakau di Indonesia dapat dipandang sebagai ancaman nonmiliter bagi keselamatan bangsa. Penggunaan tembakau yang dapat menyebabkan candu bagi penggunanya akan berakibat buruk terhadap kesehatan yang akan turut mempengaruhi kondisi dan menghancurkan sebuah negara. Dalam perspektif pertahanan maraknya penggunaan tembakau di Indonesia tidak bisa hanya dipandang sebagai kepentingan bisnis, tetapi dapat dipandang sebagai bagian dari perang proksi sehingga penggunaan tembakau di Indonesia harus ditanggulangi dengan Sistem Pertahanan Negara di Indonesia, yaitu Sistem Pertahanan Semesta (Sishanta).
Authentifikasi: Kabag Humas