Sentul. Mahasiswa Doktoral Ilmu Pertahanan Cohort-3 Unhan RI melaksanakan program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) berupa pelatihan modul Bela Negara kepada para guru di beberapa SMA Jakarta. Kegiatan PKM ini merupakan salah satu wujud dari Tridharma Perguruan Tinggi yang diemban para sivitas akademika Unhan RI selain pengajaran dan penelitian. Selama dua hari, 2 s.d 3 Juni 2021.
Ada 4 (empat) SMA di Jakarta yang menjadi sasaran PKM para mahasiswa ini adalah SMA Negeri 27, SMA Negeri 68, SMA Negeri 109 dan SMA Pusaka Pondok Bambu.
Pelatihan ini diberikan kepada para guru yang sangat antusias mengikuti kegiatan tersebut dari awal hingga akhir. Penyampaian materi berlangsung khidmat namun tetap hangat dan aktif ketika beberapa sesi diselingi dengan diskusi dan dialog interaktif antara para guru sebagai peserta pelatihan dan mahasiswa S3 selaku pemateri. Selain dihadiri para guru dan mahasiswa S3 Unhan RI, kegiatan juga menghadirkan Direktur dan Wadir Program Doktoral Unhan, Guru Besar Unhan Prof Dr. Irdam Ahmad, M.Stat, para Sesprodi Program S3, Dosen dan Staf Unhan RI.
Pelatihan Bela Negara dilaksanakan secara daring, diawali dengan kegiatan menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya, Pembacaan Teks Pancasila dan mengheningkan cipta yang disampaikan oleh para guru SMA.
Pelatihan ini meliputi 4 modul yang telah disusun dan dikaji oleh para mahasiswa S3 dengan topik Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia dalam Gerakan Nasional Bela Negara, Empat Konsensus Dasar Negara dalam Gerakan Nasional Bela Negara, Tataran Bela Negara dalam Gerakan Nasional Bela Negara dan Sistem Pertahanan Semesta dalam Gerakan Nasional Bela Negara. Pada semua topik modul tersebut juga mengangkat isu aktual bangsa dengan pendekatan pemahaman Pancasila dan Bela Negara dimana relevansinya semakin menarik ketika berlangsung diskusi dalam memahami bagaimana respon para murid SMA dengan materi terkait yang selama ini telah diajarkan pada beberaapa mata pelajaran seperti Sejarah Bangsa dan PPKN.
Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat berupa Pelatihan Bela Negara di SMA Pusaka Pondok Bambu Jakarta diberikan kapada Bapak dan Ibu Guru SMA Pusaka. Kegiatan dipimpin oleh Sesprodi Doktoral Konsentrasi Teknologi Pertahanan Unhan RI dengan anggota rombongan dari Mahasiswa S-3 Cohort 3 Universitas Pertahanan Republik Indonesia, yakni Dwi Soediantono, S.E., M.Si (Han).,M.Tr (Opsla), Suharto Ladjide, S.H., M.Si (Han), Winuhoro Hanumbhawono, Rujito D Asmoro, dan Rendy Ananta Prasetya.
Acara Pelatihan Bela Negara diberikan kepada Bapak bapak dan Ibu-ibu Guru SMA Pusaka diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia raya dan mengheningkan cipta sebagai bentuk rasa syukur kepada para pahlawan bangsa serta pembacaan teks Pancasila oleh Bpk. Rahmad dari pihak SMA Pusaka. Kemudian acara dilanjutkan dengan sambutan dari Sesprodi Doktoral Konsentrasi Teknologi Pertahanan Unhan RI, Kolonel Inf. Dr. Drs. Luhut Simbolon, M.Si., CIQnR, QIQaR dan Kepala Sekolah SMA Pusaka Bapak Yadi Sumyadi, MPd.
Pada pelatihan Bela Negara ini, diberikan pemaparan materi Pembinaan Kesadaran Bela Negara dengan moderator adalah Mahasiswa Rendy Ananta Prasetya. Selanjutnya Pemapar I adalah Mahasiswa Dwi Soediantono, S.E., M.Si (Han).,M.Tr (Opsla) dengan tema,Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia dalam Gerakan nasional Bela Negara. Pemapar II adalah Mahasiswa Suharto Ladjide, S.H., M.Si (Han) denagn tema Empat Konsensus Dasar Negara dalam gerakan nasional bela negara. Sedangkan Pemapar III adalah Mahasiswa Winuhoro Hanumbhawono, dengan tema Tataran Bela Negara dalam Gerakan nasional bela negara dan Pemapar IV adalah Mahasiswa Rujito D Asmoro Sistem Pertahanan Semesta dalam Gerakan nasional bela negara.
Point penting dalam pemaran terkait Bela Negara ini adalah pentingnya perspektif sejarah dan kesejarahan perjalanan bangsa Indonesia dari mulai lahirnya Pancasila, era kemerdekaan, RIS, dan berbagai penataan kehidupan berbangsa dan bernegara adalah sebuah esensi yang tidak boleh dilupakan sehingga harus selalu dikuatkan selama bangsa Indonesia ada. Peran kita adalah mempersiapkan generasi bangsa yang sadar terhadap perjalanan bangsanya sendiri dan mampu mencetak generasi bangsa yang cinta tanah air, dan melakukan berbagai upaya-upaya bela negara.
Kedua pentingnya konsensus dasar negara yakni Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI sebagai way of life / keseluruhan cara pandang dalam memandang dunia oleh semua warga negara tidak terkecuali. Adalah tugas kita agar nilai-nilai 4 konsensus dasar negara dapat terejawantahkan dan terkristalisasi dalam segala bentuk aktivitas Tindakan dan sikap setiap warga negara. Dengan menguatkan etika mendasar rasa kemanusiaan tanpa adanya pembedaan atas penggolongan-penggolongan sosial yang ada – kesetaraan dalam perbedaan, keragaman tapi kesatuan, satu tapi juga terdiri dari banyak ragam, itulah proses menjadi Indonesia, menuju masyarakat multikultur sebuah proses ‘menjadi indonesia’.
Point ketiga adalah perlunya penerapan nilai-nilai seperti cinta tanah air, sadar berbangsa dan bernegara, setia pada Pancasila sebagai ideologi negara, rela berkorban dan kemampuan bela negara semua warga negara harus mengkristal sampai dengan penerapan – penerapan terkecil di segala bidang (holistic), sehingga penerapan Pancasila yang paradoksal dan ironi dikarenakan praktek pengutamaan golongan-golongan tertentu harus diminimalisir sebagai sebuah proses pengarusutamaan.
Penerapan dan penegakan hukum yang mengutamakan kepentingan-kepentingan semua golongan harus menjadi dasar dalam bernegara dan berbangsa agar keadilan subjektif para anggotanya dapat selalu terpelihara.
Pelatihan Bela Negara dilaksanakan di SMA PUSAKA Pondok Bambu Jakarta ditutup oleh Mahasiswa Suharto Ladjide, S.H., M.Si (Han) perwakilan dari Universitas Pertahanan RI, dan Bapak Yadi Sumyadi, MPd. dari pihak SMA Pusaka Pondok Bambu dilanjutkan sesi foto bersama.
MengetahuiKabag Humas Unhan.