Bogor – Mahasiswa Unhan dari Prodi Damai dan Resolusi Konflik (Prodi DRK) Fak. Kamnas dan Prodi Diplomasi Pertahanan (Prodi DP) Fak. Strategi Pertahanan Unhan melaksanakan audiensi di Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Korea Selatan di Seoul, hari Senin (24/6).
Delegasi Prodi DRK dipimpin oleh Kepala LP3M Unhan, Laksda Dr. Ir. Suyono Thamrin, M.Eng.Sc dan Delegasi Prodi DP dipimpin oleh Wakil Rektor 2 Unhan, Mayjen TNI Lasmono, M.Si (Han). Sejumlah 6 orang Dosen dan 45 orang Mahasiswa (26 DRK dan 19 DP) mengikuti audiensi ini.
Wakil Rektor II selaku perwakilan delegasi Unhan menyampaikan ucapan terima kasih kepada KBRI yang berkenan menerima kunjungan Prodi DRK dan DP karena ini menjadi pintu gerbang bagi mahasiswa untuk melaksanakan Kuliah Kerja Luar Negeri sesuai dengan tujuan penelitian masing-masing.
Tujuan KKLN ini tidak dapat dilepaskan dari program Universitas Pertahanan bahwa setelah mendapat materi kuliah wajib di masing-masing prodi akan dilakukan Kuliah Kerja Luar Negeri untuk membandingkan ilmu yang didaptkan dengan negara lain. Pemilihan Korea Selatan sebagai tujuan penelitian dikarenakan Korsel memiliki keunggulan di bidang industri pertahanan dan alutsista. Selain itu, Korea tengah menghadapi proses reunifikasi sehingga menjadi lokus yang tepat untuk mengaktualisasikan ilmu resolusi konflik dan proses diplomasi.
Mengakhiri sambutannya, Warek II mengharapkan agar dari penelitian ini bisa memberikan gambaran bagaimana Korea Selatan dari perspektif diplomasi dan konflik bisa menjadi pembelajaran di Indonesia sebagai negara majemuk yang memiliki banyak potensi konflik.
Selanjutnya, Wakil Kepala Perwakilan RI, Siti Sofia Sudarma, menjelaskan bahwa hubungan antara Indonesia dan Korsel semakin meningkat. Bahkan tak lama setelah dilantik, Presiden Korea Selatan Moon Jae-In melakukan kunjungan pertamanya adalah di Indonesia. Indonesia dan Korsel diikat dengan special strategic partnership di beberapa bidang terutama di bidang pertahanan. Indonesia pun diharapkan bisa turut berkontribusi dalam membangun perdamaian di Semenanjung Korea. Karena hingga saat ini antara Korea Utara dan Korea Selatan masih berstatus gencatan senjata.
Acara dilanjutkan dengan tanya jawab dengan KBRI dan Atase Pertahanan yang dimoderatori oleh Warek 2. Mahasiswa pun sangat berantusias untuk menanyakan permasalahan tentang upaya denuklirisasi dan reunifikasi antara Korea Utara dan Korea Selatan. Pergantian kepemimpinan di Korea Selatan pun berpengaruh dalam proses reunifikasi, karena Presiden Moon Jae-In hingga saat ini mengupayakan perdamaian. Selanjutnya, denuklirisasi ini adalah salah satu jalan untuk menuju proses perdamaian karena tidak ada lagi ancaman nuklir. (Hh)
Authentifikasi : Kabag Humas Unhan