Bogor –Fakultas Teknologi Pertahanan Universitas Pertahanan (FTP Unhan) melalui Pusat Studi Teknologi Penginderaan, selenggarakan Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Konsep Pemanfaatan Pesawat Terbang Tanpa Awak (Ptta) Dalam Mendukung Interoperabilitas Operasi Gabungan Tri Matra TNI di Wilayah Kalimantan Barat”, bertempat di Gedung Auditoriun Lt.1 Kampus Bela Negara, Komplek IPSC Sentul. Senin (9/8).
Diskusi ini menghadirkan narasumber Senior Scientist di LABS 247, Dr. Ir. Andrian Andaya Lestari, M.Sc., SMIEEE dan Manajer Rekayasa Sistem di Unit Bisnis Elektronika Pertahanan PT. Len Industri Laksono Widyo Isworo, S.T. M.Eng dengan moderator Ses Prodi Teknologi Pengindraan Kolonel Sus Dr. Ir. Rudy A.G. Gultom., M.Sc.
Kegiatan FGD ini dibuka oleh Dekan Fakultas Tekhnologi Pertahanan Unhan dr. Romie Oktovianus Bura, Beng. (Hons), MRAes, dalam sambutan meyampaikan Teknologi Pesawat Terbang Tanpa Awak (PTTA) telah mengalami perkembangan pesat, khususnya dalam pemanfaatannya di bidang pertahanan. salah satu kebutuhan pertahanan yang harus dilakukan adalah perlindungan terkait dengan akuisisi informasi geospasial, selain itu untuk pengamanan wilayah perbatasan dilakukan penelitian tentang interoperabilitas dimana interoperabilitas tersebut dapat mempermudah antar satuan dalam memperoleh informasi yang diambil oleh satuan TNI sehingga lebih efektif dan lebih efisien dalam pemantauan perbatasan.
Memasuki sesi FGD ini diawali dengan pemaparan oleh Dr. Ir. Andrian Andaya Lestari, M.Sc., SMIEEE dengan tema “Perlunya Tni Memiliki Satelit Pertahanan Sendiri Dalam Menggelar Operasi Militer Gabungan Tri Matra TNI (Interoperability)”, dalam pemaparannya dijelaskan tentang Network-Centric Warfare dan Interoperability, pentingnya Interoperability Komado dan pengendalian serta tujuan dari tujuan network-centric warfare, pada akhir pemaparannya disampaikan bahwa Operasi militer gabungan tri matra TNI membutuhkan Interoperability, selain itu Interoperability membutuhkan implementasi doktrin Network-Centric Warfare (NCW). Serta Implementasi NCW pada skala nasional membutuhkan dukungan satelit komunikasi dengan spesifikasi pertahanan, dan untuk Satelit komunikasi NCW memerlukan kemampuan anti jamming.
Sedangkan untuk pemapar kedua dilaksanakan oleh Laksono Widyo Isworo, S.T. M.Eng dengan tema “Implementasi C4ISR untuk TNI” dalam hal ini dijelaskan tentang platform dan network centric warfare (NCW), perbandingan dari platform centric warfare vs network centric warfare, Strategi Membangun C4ISR, dari pemaparannya dapat disimpulkan, untuk Pembangunan C4ISR dapat dilakukan dengan dua pendekatan t o p – d o w n maupun d o w n – t o p , untuk Pendekatan t o p – d o w n diwujudkan dengan membangun Joint-C2 dan mengembangkan standar tactical data link nasional., sementara Pendekatan d o w n – t o p diwujudkan dengan membangun tactical data link network dan implementasi tactical data link di unit taktis.
Dalam FGD ini juga dikembangkan dalam diskusi dan tanya jawab antara peserta dengan narasumber, seperti pengembangan konseptual design mengenai konsep pengembangan Interoperability, Konsepsi Triple Helix, Regulasi dan pengembangan Satelit.
Kegiatan diskusi ini dihadiri oleh Wakil Rektor III Bidang Kerjasama Mayor Jenderal TNI Dr. Dr. Hipdizah, S.Adm., M.Si., Ketua LPPM Unhan Ir. Bennyta Suryo S., S.T, Kepala Pusat Studi Teknologi Penginderaan Prof Aris Poniman, para Dosen dan Seluruh Civitas Academika FTP Unhan, Kegiatan FGD ini diakhiri dengan pemberian cinderamata oleh Dekan FTP kepada narasumber yang dilanjutkan dengan kegiatan foto bersama. (Anh)
Mengetahui : Kabag Humas Unhan