Bogor – Civita akademika Universitas Pertahanan (Unhan) terima kuliah umum dari Dubes Republik Korea KIM Chang-beom dengan tema “Peace, A New Future: Inter-Korean Summit and Next” bertempat digedung auditorium Kampus Unhan Komplek IPSC – Sentul. Rabu (10/10).
Kuliah umum ini dibuka oleh Rektor Unhan yang diwakili oleh Wakil Rektor III Kerjasama Kelembagaan Unhan Marsda TNI Dr. Tatan Kustana, M.Bus., M.A., dalam sambutannya Rektor Unhan menyampaikan bahwa kuliah umum Dubes Republik Korea ini merupakan suatu kehormatan untuk Unhan serta sebagai wahana untuk berbagi pengetahuan, tentang perkembangan di Republik Korea.
Sebagai pembuka dalam kuliah umum ini Dubes Republik Korea menjelaskan tentang Hubungan kerjasama Indonesia – Korea yang saat ini sudah berlangsung 73 tahun.
Lebih lanjut Dubes Republik Korea menyampaikan juga bahwa sebelumnya pada 8 November 2017 Presiden Korea Selatan Moon Jae-In melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia. Dalam kunjugannya ini Presiden Korea Selatan menyampaikan bahwa “Kebijakan baru Korea selatan bertujuan untuk menjalin hubungan lebih baik Korea selatan untuk ASEAN dan memperluas pengaruh ekonomi, serta memperkuat kerjasama dengan ASEAN”. Pada kunjungannya ke Jakarta, ditandai dengan penandatanganan MoU LRT (Light Rail Transit) sistem dan pembahasan tentang infrastruktur, perdagangan, dan juga ketegangan di Semenanjung Korea. Dimana hubungan antara kedua negara telah didefinisikan ulang sebagai “Kemitraan strategis khusus”.
Kedua pemimpin Indonesia dan Korsel menghargai hasil sukses kerjasama bilateral dibidang utama seperti produksi baja dan Industri Petrokimia serta. Substansial memacu-up akan dibuat dalam otomotif, telekomunikasi dan eco-friendly produk pertanian untuk mewujudkan kemakmuran bersama. Mesin pertumbuhan di masa depan akan diinkubasi dalam proyek-proyek pembangunan kapasitas untuk industri di Indonesia.
Dibidang telekomunikasi saling bekerjasama membuat Start-up digital telekomunikasi generasi ke-5, serta Revolusi industri 4.0 sebagai masa depan yang mencakup perusahaan kecil dan menegah.
Lebih lanjut dalam, kuliah umumnya Dubes Republik Korea, menyebutkan, hubungan negaranya dengan Korea Utara diawali denga pertemuan pemimpin kedua negara saat KTT Pertama antar Korea pada 27 April 2018 yang menghasilkan Deklarasi Panmunjeom untuk perdamaian, kemakmuran dan unifikasi Semenanjung Korea.
Pada 26 Mei 2018, dilanjutkan dengan pertemuan Korea Summit, Kedua pemimpin setuju untuk bertemu dengan konsep “Kapan dan dimana saja” tanpa formalitas apapun. Dan pemimpin Korea Utara Kim, sekali lagi berjanji untuk denuklirisasi Semenanjung Korea sesuai dengan ‘Deklarasi Panmunjeom’.
Pertemuan lanjutan dilakulan dalam pertemuan Amerika dan Korea Utara di singapura pada 12 Juni 2018 yang menghasikan beberapa kesepakan yaitu pertama Amerika Serikat dan DPRK berkomitmen untuk membangun hubungan baru AS-DPRK sesuai dengan keinginan masyarakat kedua negara untuk perdamaian dan kemakmuran, Kedua Amerika Serikat dan DPRK akan bergabung dengan upaya mereka untuk membangun perdamaian yang abadi dan stabil di Semenanjung Korea, Ketiga menegaskan kembali
Deklarasi Panmunjeom tanggal 27 April 2018, DPRK berkomitmen untuk bekerja ke arah lengkap denuklirisasi Semenanjung Korea, dan Keempat Amerika Serikat dan DPRK berkomitmen untuk memulihkan POW MIA tetap, termasuk pemulangan langsung dari orang-orang yang sudah diidentifikasi.
Perkembangan hasil KTT Korea di Singapura berkembang dengan kedua pemimpin Korea mengumumkan bersama Deklarasi Pyeongyang, pada deklarasi Pyeongyang ini berisi, Pertama Para pemimpin setuju untuk memperluas penghentian permusuhan militer di daerah konfrontasi seperti DMZ, Kedua para pemimpin juga menyetujui langkah-langkah besar untuk memajukan kerjasama antar Korea, seperti kerjasama lingkungan, kesehatan masyarakat, kerjasama, (sebagai kondisi matang) industri kompleks Gaeseong dan pariwisata Gunung Geumgang, Ketiga para pemimpin setuju untuk menyelesaikan masalah keluarga yang terpisah, Keempat para pemimpin saling berbagi pandangan bahwa Semenanjung Korea harus berubah menjadi tanah bebas damai dari ancaman nuklir dan senjata nuklir.
Sebelum kuliah umum ditutup, Warek III Unhan membuka sesi tanya jawab antara mahasiswa dengan Dubes Republik Korea, sesi tanya jawab ini disambut dengan antusias oleh peserta kuliah umum dengan mengajukan berbagai pertanyaan, yang dijawab langsung dan lugas oleh Dubes Republik Korea.
Kegiatan kuliah umum ini diakhiri dengan pemberian cinderamata serta foto bersama, kegiatan ini tidak hanya diikuti mahasiswa Unhan tetapi juga dihadiri pejabat Eselon I, II, III Unhan serta seluruh Dosen di lingkungan Unhan.(Arh)
Aunthentifikasi : Kabag Humas Unhan.