Bogor – Mahasiswa Universitas Pertahanan (Unhan) menerima kuliah umum dari Kepala BNPB Letjen (TNI) Doni Monardo yang diwakili oleh Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB Ir. Bernardus Wisnu Widjaja, M.Sc, dengan topik “Kebijakan, Strategi, dan Program Nasional di Bidang Penanggulangan Bencana”, yang dilaksanakan secara online melalui aplikasi zoom. Rabu (15/07).
Kuliah Umum ini dibuka langsung oleh Rektor Universitas Pertahanan (Unhan) Laksamana Madya TNI Dr. Amarulla Octavian, S.T., M.Sc., DESD., dalam sambutannya menyampaikan, ketahanan negara terhadap bencana dapat didefinisikan sebagai kemampuan suatu negara untuk bersiap menghadapi bencana besar, untuk merespon dan segera memulihkan setiap gangguan yang terjadi untuk kembali ke kondisi normal, dibutuhkan perspektif yang tepat untuk menjelaskan apakah suatu negara memiliki ketahanan terhadap bencana besar, Perspektif pertama tentu saja bencana itu sendiri. Ketika sebuah bencana besar datang, kita umumnya tidak dapat memprediksi seberapa besar fatalitasnya, dengan kegiatan kuliah umum ini diharapkan dapan memperoleh pemahaman dan pengetahuan baru guna menunjang perkuliahan dan penugasan di fakultas masing-masing.
Pada kesempatan kuliah umum ini Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB Ir. Bernardus Wisnu Widjaja, M.Sc, mengatakan, penanggulangan bencana sangat membutuhkan suatu inovasi yang terwujud dari upaya sinergi dan kolaborasi. Inovasi tersebut end to end-nya adalah ketangguhan masyarakat. Kunci dari pentahelix ini adalah sinergi dan kolaborasi antar helix melalui peran-peran yang dimilikinya, Kelima helix tersebut dan peran yang dimiliki adalah Pemerintah (regulator), Akademis/Pakar (konsep dan inovasi), Dunia usaha (pendorong), Media massa (penguat/amplifier) dan Masyarakat (akselerator), Melalui peran pelibatan 5 pihak atau pentahelix tersebut sekaligus menjadikan masing-masing helix sebagai katalisator atau pembawa perubahan dan percepatan dalam mencapai visi penanggulangan bencana.
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dari 1 Januari hingga 8 Juni 2020 tercatat sebanyak 1.445 kejadian bencana. Didominasi oleh kejadian bencana alam berupa bencana banjir, puting beliung, dan tanah longsor. Dampak bencana alam telah menyebabkan 190 jiwa meninggal dunia, 8 hilang, 266 luka-luka, dan 2.170.286 menderita dan mengungsi. Dampak lainnya telah menyebabkan kerusakan sebanyak 18.645 rumah dan 802 fasilitas umum. Selain bencana alam, pada tanggal 14 April 2020 pemerintah menetapkan bencana non-alam Covid-19 sebagai bencana nasional. Hingga (8/6/2020) tercatat 32.033 kasus positif, 1.883 meninggal dunia, dan 10.904 sembuh.
Data di atas telah menginformasi bahwa bencana telah berdampak secara destruktif terhadap aspek kehidupan masyarakat. Dalam konteks ini, bencana bukan hanya dilihat sebagai bagian dari realitas alam, tetapi sekaligus menjadi fenomena sosial. Dimana gejalanya begitu kompleks, sehingga dapat memicu terjadinya perubahan sosial yang tidak direncanakan. Lebih jauh, kompleksitas permasalahan yang terjadi pasca bencana telah mencerminkan masih rendahnya pengetahuan dan kapasitas masyarakat untuk mengantisipasi, mengatasi, dan memulihkan diri dari dampak bencana.
Strategi Penanggulangan Bencana ini meliputi prioritas upaya preventif yang terdiri dari manajemen Progran Revitalisasi Bencana (PRB) (Paham, Tata kelola yang baik, Investasi PRB, Kesiapsiagaan).
Strategi Kolaborasi Pentahelix-Pusat dan Daera, masyarakat, dunia usaha, akademisi/pakar dan media dengan berbasis gotong-royong dan kerelawanan seperti pembagian peran bersifat strategis (Nasional), operation (Pelaksana), tactical (Kab/Kota), Inklusif keterlibatan aktif semua pihak (Pentahelix), Gerakan PRB seperti sekolah sungai, HKB, PRB berbasis kesejahteraan (Wisata aman bencana, kopi, sutra alam, eco-printing) dan PRB berbasis komunitas.
Selain itu pemanfaatan teknologi untuk perubahan perilaku, MHEWS yang berpusat pada manusia (People Centered) dimana masyarakat sebagai subyek dalam system peringatan dini berupa informasi dalam genggaman, dalam arti masyarakat dimampukan untuk memilih informasi guna melakukan tindakan yang tepat, dan masyarakat akan selamat jika mendapatkan informasi yang akurat dan mampu merubah perilaku, Serta strategi penyelesain pada akar masalah, perbaikan eco sisitem.
Selain menerima penjelasan dari narasumber, dalam kuliah umum ini mahasiswa bekesempatan untuk melaksanakan tanya jawab dengan narasumber, beberapa topik yang menonjol dalam sesi tanya jawab ini meliputi Penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencana, Perlindungan terhadap kelompok rentan, upaya Pemulihan untuk mengembalikan kondisi masyarakat dan lingkungan hidup yang terkena bencana dengan memfungsikan kembali kelembagaan, prasarana dan sarana dengan melakukan upata rehabilitasi termasuk ekonomi masyarakat.
Kuliah umum yandilaksanakan secara online dengan menggunakan aplikasi zoom ini dikuti pejabat eselon I, II dan III serta 280 orang mahasiswa Unhan. (Anh)
Mengetahui : Kabag Humas Unhan