Bogor – Rektor Universitas Pertahanan (Unhan) Letnan Jenderal TNI Dr. Tri Legionosuko, S.IP.,M.AP., dan Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Prof. Dr. Thomas Djamaluddin, menandatangani MoU naskah kerjasama tentang Pendidikan, Penelitian, Pengembangan dan Perekayasaan Serta Pengabdian Masyarakat di bidang Sains serta Teknologi Penerbangan dan Antariksa, selain itu juga dilaksanakan kegiatan penandatangan MoU Kerjasama oleh Dekan Fakultas Teknologi Pertahanan Unhan dan Deputi Bidang Teknologi Penerbangan dan Antariksa, bertempat di Gedung Rektorat Unhan Kampus Bela Negara Komplek IPSC-Sentul. Rabu (31/7).
Dalam pelaksanaan penandatangan, Rektor Unhan didampingi oleh Wakil Rektor I Bid. Akademik dan Kemahasiswaan Mayor Jenderal TNI Sudibyo, S.E., D.S.S., M.Si, Wakil Rektor II Bid. Umum dan Keuangan Unhan Mayor Jenderal TNI Lasmono, M.Si (Han), Wakil Rektor III Bid. Kerjasama Kelembagaan Unhan Mayor Jenderal TNI Dr. Hipdizah, S.Adm., M.si dan Dekan Fakultas Teknologi Pertahanan Romie Oktovianus Bura, B.Eng (Hons)., MRAeS, Ph.D.
Kepala LAPAN didampingi oleh Deputi Bidang Teknologi Penerbangan dan Antariksa LAPAN Dr Rika Andianti, Kepala Biro Kerjasama Ir. Christianus Ratrias Dewanto, M.Eng., Kepala Pusat Teknologi Penerbangan Drs. Gunawan Setyo Prabowo, M.T., Kepala Pusat Teknologi Roket Drs. Sutrisno, M.Si., Kepala Pusat Teknologi Satelit Ir. Mujtahid, MT. Kepala Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh Dr. M. Rokhis Khomarudin, S.Si.,M.Si.
Setelah melaksanakan kegiatan penandatangan kerjasama ini kegiatan dilanjutkan dengan pemberian Kuliah Umum oleh Kepala LAPAN kepada 268 orang civitas akademika Unhan dengan tema “ Perkembangan dan Pemanfaatan Teknologi Penerbangan dan Antariksa (Termasuk untuk Hankam)”.
Pada Kuliah umum ini Kepala LAPAN, diawali dengan penjelasan tentang perkembangan teknologi penerbangan di LAPAN yang diawali oleh sejarah berdirinya LAPAN dimana pada waktu itu visi Presiden RI Pertama Ir. Soekarno, menyampaikan “jika Indonesia ingin maju harus menguasai Nuklir dan Antariksa”, untuk itu maka berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 236, tanggal 27 November 1963 maka dibentuklah Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, pada kesempatan ini diterangkan juga bahwa LAPAN sebagai Space Agency yang memiliki empat kompetisi utama meliputi, sains, teknologi penginderaan dan Kajian.
Beberapa pengembangan dibidang teknologi Aeronautic oleh LAPAN seperti Pengembangan pesawat terbang berawak dan telah bekerja sama dengan PT Dirgantara Indonesia mengembangkan pesawat transport N219. (N219: N2 yang berarti Dua Mesin Propelr dengan 19:Jumlah daya angkut penumpang) yang kemudian dikembangkan dalam bentuk Amphibi, N219 sebagai program untuk membangkitkan kembali industri penerbangan, khususnya industri pesawat terbang, dalam hal ini LAPAN mendorong kembali PT. DI (Dirgantara Indonesia) untuk tampil dengan produk manufacturing Pesawat Terbang N219 pasca program N250. Karena hanya dengan membuat produk baru pesawat terbang, maka Industri, SDM, dan teknologi akan tumbuh dan berkembang. Program tersebut melibatkan kontribusi instansi lain seperti Kemenhub, Kemenperin, Bappenas, BPPT, Depkeu, dan institusi dalam negeri lainnya. Untuk LSA (LAPAN Surviellance Aircraft) bekerja sama dengan TU Berlin.
Tidak hanya itu, LAPAN juga telah mengembangkan pesawat tanpa awak LSU (LAPAN Surviellance UAV) Saat ini, LSU dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan pemetaan. Kondisi tersebut sangat menjanjikan untuk mendukung upaya keamanan dan keselamatan (safety) beberapa kinerja fungsi-fungsi navigasi, komunikasi, dan juga sistem muatan (payload). Sehingga UAV akan semakin berkembang seiring dengan regulasi yang terus dikembangkan secara nasional maupun internasional.
Sementara di bidang Perkembangan Teknologi Antariksa dijelaskan tentang Teknologi Wahana Peluncur mencakup Roket Pesawat Ulang Alik (roket dan pesawat untuk kembali mendarat), Teknologi Satelit meliputi Satelit Orbit rendah (< 1.400 km), Satelit Orbit menengah (10.000 – 15.000 km), satelit Orbit Tinggi (> 22.000 km), dan Geosationer (36.000 km) dan Teknologi Wahana Antar-Planet.
Untuk bidang Pemanfaatan Teknologi Antariksa LAPAN mengembangkan Teknologi Satelit, Satelit Penginderaan Jauh (permukaan bumi), Satelit (penginderaan jauh) Cuaca, Satelit Komunikasi, Satelit Navigasi dan Satelit Ilmiah yang pemanfaatanya untuk pertanian untuk Pemantauan luas lahan baku sawah dan pertumbuhan padi untuk memberikan data realtime
untuk analisis produksi padi, dan untuk pemanfaatan satelit di bidang perikanan Pemantauan zona potensi penangkapan ikan untuk meningkatkan tangkapan dan efektivitas kegiatan perikanan, peran Teknologi antariksa mempunyai fungsi ganda (dual use) yang dapat digunakan untuk kepentingan militer dan sipil.
Kegiatan kuliah Umum ini diwarnai dengan kegiatan tanyajawab langsung antara peserta dengan Kepala LAPAN, beberapa titik berat dalam kegiatan tanya jawab ini meliputi pengembangan untuk pemantauan mitigasi kebencanaan, teknologi pengamatan atau survailence, serta pemanfaatan teknologi survilence untuk maritim.
Kuliah Umum ini diikuti oleh seluruh pejabat Eselon I,II,III,IV, Dosen dan seluruh Mahasiswa Unhan, yang diakhiri dengan pemberian cinderamata dan sertifikat oleh Rektor Unhan kepada Kepala LAPAN, yang dilanjutkan dengan kegiatan foto bersama. (Anh).
Mengetahui : Kabag Humas Unhan