Bogor. Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Jenderal (Purn) Ryamizard Ryacudu buka Indonesia International Defense Science Seminar (IIDSS) yang mengangkat empat topik besar, yaitu Security, Stability, Human Security, Rabu, 12 Juli 2017 di Hotel Aston Sentul, Bogor, Jawa Barat.
Menhan mengapresiasi terselenggaranya IIDSS sebagai forum pertemuan penting untuk memperkuat komunikasi dan dialog interaktif dalam mencari kesamaan pandangan menghadapi persoalan dan tantangan keamanan kawasan.
Menhan menekankan bahwa menjaga keamanan nasional dan perdamaian dunia adalah cita-cita bangsa, yang mana hal tersebut dibahas pula dalam topik-topik seminar IIDSS ini.
Menurut Menhan, lingkungan strategis global memiliki dinamika yang tinggi, dimana kejadian di belahan dunia lain mampu mempengaruhi keadaan di sisi dunia lainnya. Saat ini kondisi global diwarnai pada fenomena kembalinya semangat nasionalisme akibat mulai timbulnya kesadaran kolektif yang dapat menghambat tercapainya tujuan nasional.
Pentingnya kesadaran akan isu terorisme yang berkembang ke tahap yang sangat mengkhawatirkan. Simpatisan ISIS di Indonesia pun diperkirakan mencapai 700 orang, dimana dengan jumlah sebesar itu dapat menjadikan ancaman nyata bagi sebuah negara. Indonesia dengan tegas menolak keberadaan ISIS dan tidak akan memberikan tempat bagi kelompok ini.
Dalam menghadapi ancaman pertahanan dan keamanan tersebut, adanya wawasan kebangsaan yang kuat dari seluruh rakyat Indonesia sangat penting agar tidak mudah terpengaruh oleh provokasi ideologi asing beraliran materialism tersebut. Diperlukan kesadaran Bela Negara sebagai pendukung untuk meningkatkan kesadaran pengamanan dan pelestarian Pancasila sebagai jati diri dan budaya bangsa sekaligus benteng penjaga kesatuan dan persatuan Indonesia.
Pembukaan seminar secara resmi ditandai dengan pemukulan gong oleh Menhan didampingi Rektor Unhan Letjen TNI Dr. I Wayan Midhio, M.Phil diikuti dengan pengalungan selendang batik sebagai penyambutan dan penghargaan kepada dua perwakilan pembicara dari dalam dan luar negeri yaitu Professor Ron Matthews dari Cranfield University dan Dr. Andi Widjajanto, mantan sekretaris kabinet Indonesia.
Hari pertama IIDSS dihadiri oleh lebih dari 700 orang tamu undangan, diantaranya adalah Duta Besar Negara Sahabat, Atase Pertahanan, Kepala Organisasi Internasional, lembaga think tank, LSM, serta akademisi, praktisi, dan pakar pertahanan.
Hari seminar pertama IIDSS membahas dua topik seminar yaitu Security dan Stability dengan menghadirkan 12 pembicara dalam dan luar negeri. Pembahasan topik Security dipimpin oleh moderator FADM Drs. Ir Suyono Thamrin, M.Eng.Ec untuk sesi sudut pandang defense studies dan Dr. Ir. Agus H. S. Reksoprodjo, DIC untuk sesi sudut pandang defense technology. Sesi Security mengambil topik bahasan “Excalation of Military Expenditure in Southeast Asia”. Enam pembicara sesi ini adalah Prof. Ron Matthews (Universitas Cranfield, Inggris), Dr. Andi Widjajanto (Mantan Sekertaris Kabinet), Siemon Wezeman (SIPRI, Swedia), Sveinung Alne (Kongsberg, Norwegia), Dr. Yayat Ruyat (PT. Pindad, Indonesia), dan Stephen Gorin (NREL, AS).
Sesi seminar dilanjutkan dengan pembahasan topik Stability dengan moderator Dr. Margaretha Hanita dalam sudut pandang defense studies dan Nugroho Adi Sasongko dalam sudut pandang defense technology. Sesi ini membahas mengenai perihal-perihal maritim di kawasan Indo-Asia-Pasifik dengan enam pembicara yaitu Prof. Sudharto P Hadi (Mantan Rektor Undip Semarang), Zhang Junshe (China), Laksamana (Purn.) Dr. Marsetio (Mantan KASAL, dosen Prodi Keamanan Maritim Unhan), Sahala Sianipar (Shell, Singapura), Adj. Prof. Ian Satchwell (Australia), dan Dr. Hananto Kurnio (Kementerian ESDM).
Autentikasi : Kabag Humas Unhan