Bogor – Program Studi (Prodi) Ekonomi Pertahanan (EP) Fakultas Manajemen Pertahanan (FMP) Universitas Pertahanan Republik Indonesia (Unhan RI) selenggarakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) dengan Tema “Peran Industri Strategis Untuk Meningkatkan Perekonomian Nasional Guna Mendukung Pertahanan Negara” kegiatan dilakukan melalui daring zoom meeting. Kamis (29/07)
Kegiatan Focus Group Discussion (FGD) dibuka oleh Dekan Fakultas Manajemen Pertahanan Laksda TNI Dr. Kasih Prihantoro, S.E., M.M., M.Tr.(Han) yang diwakili oleh Wakil Dekan Fakultas Manajemen Pertahanan (FMP) Unhan RI Kolonel Inf Dr. Drs. Luhut Simbolon, M.Si., M.M., CIQnR, CIQaR., dalam sambutannya disampaikan bahwa Kementerian Perindustrian menetapkan 49 perusahaan industri dan perusahaan yang masuk objek vital nasional industri adalah perusahaan bumn, perusahaan terbuka, dan industri padat modal dan padat karya. di antara ke 49 perusahaan tersebut, antara lain ; PT Krakatau Steel Tbk, PT. Chandra Asri Petrochemichal Tbk, PT. Petrokimia Gresik, PT. Indonesia Asahan Aluminium, PT. Pupuk Sriwidjaja, PT. Semen Baturaja, PT. Semen Gresik, PT. Semen Padang, PT. Holcim Indonesia, PT Indocement Tunggal Prakarsa, PT. Len, PT. Inti, PT. Indofood Sukses Makmur. Selain itu, PT Indah Kita Pulp And Paper, dan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia. Adapun 14 kawasan industri sebagai objek vital nasional industri (ovni) antara lain, kawasan berikat nusantara, kawasan industri terpadu, cikande industrial estate, dan kaltim industrial estate.
Kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Prodi Ekonomi Pertahanan FMP Unhan RI menghadirkan empat orang narasumber yaitu Laksma TNI Sri Yanto, S.T yang merupakan Dir Tekindhan Ditjen Pothan Kementerian Pertahanan RI, Ir. Immanuel TH Silitonga yang merupakan Kepala Sub Direktorat Industri Kereta Api, Pesawat Udara dan Alat Pertahanan Kementerian Perindustrian RI, Iwan Kurniawan Lukminto yang merupakan Vice President Dirrector PT. Sri Rejeki Isman Tbk., dan Dr. Ir. Juprianto, S.T., M.T., IPU., CIQaR selaku Dosen Tetap Universitas Pertahanan RI.
Dalam paparan Narasumber pertama menyatakan bahwa Menciptakan kemandirian Industri Pertahanan dan Mengubah paradigma dari belanja pertahanan menjadi investasi pertahanan karena hal yang paling penting adalah bagaimana membangun Industri Pertahanan di Indonesia, sehingga harus ada perubahan dari belanja pertahanan menjadi investasi pertahanan. Hal tersebut mengartikan adanya perbaikan transfer teknologi yang diperlukan.
Narasumber kedua menjelaskan Kebijakan Pengembangan Industri Terkait Pertahanan dimana Industri Pertahanan merupakan Salah Satu Industri Strategis berdasarkan UU No. 3 Tahun 2014 yanng menyatakan bahwa Industri yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak, Meningkatkan atau menghasilkan nilai tambah sumber daya alam strategis, atau Mempunyai kaitan dengan kepentingan pertahanan serta keamanan negara. Kemudian Pemenuhan kebutuhan Alat Peralatan pertahanan dan keamanan dilakukan melalui perluasan usaha dan peningkatan kapasitas produksi industri pertahanan. Pemerintah memberikan perlindungan dalam perluasan usaha dan peningkatan kapasitas produksi industri pertahanan dalam rangka memberikan perlindungan. Pemerintah memberikan insentif fiskal, termasuk pembebasan bea masuk dan pajak, jaminan, pendanaan, dan/atau pembiayaan industri pertahanan atas pertimbangan KKIP.
Narasumber ketiga dibawakan oleh Iwan Kurniawan Lukminto dengan topik terkait Peran Industri Strategis untuk Meningkatkan Perekonomian Nasional guna Mendukung Pertahanan Negara khususnya PT. Sri Rejeki Isman Tbk., bahwa PT. Sri Rejeki memberikan kontribusi dalam Industri Tekstil di Indonesia. Grup Sritex mengekspor produk benang, kain Greige, kain cetak, kain celup, dan Garmen ke lebih dari 100 negara di dunia. Sritek juga mendapat Pendapatan perusahaan yang mencapai USD 1 miliar sejak tahun 2018 dan tumbuh 8,52% di tahun pandemi 2020.
Pemapar terakhir disampaikan oleh Dr. Ir. Jupriyanto, S.T., M.T., IPU., CIQaR mengenai Inovasi Pendorong Kemajuan Industri Strategis di Bidang Pertahanan. Pemateri menunjukan model-model inovasi dimana Inovasi produk merupakan pengenalan barang atau jasa yang baru atau ditingkatkan secara signifikan sehubungan dengan karakteristik atau kegunaannya. Ini termasuk peningkatan yang signifikan dalam spesifikasi teknis, komponen dan bahan, perangkat lunak yang terintegrasi, keramahan pengguna atau karakteristik fungsional lainnya. Inovasi proses yang merupakan penerapan metode produksi atau pengiriman baru atau yang ditingkatkan secara signifikan. Ini termasuk perubahan signifikan dalam teknik, peralatan dan/atau perangkat lunak. Inovasi pemasaran adalah penerapan metode pemasaran baru yang melibatkan perubahan signifikan dalam desain atau kemasan produk, penempatan produk, promosi atau penetapan harga produk. Dan Inovasi organisasi adalah penerapan metode organisasi baru dalam praktik bisnis perusahaan, organisasi tempat kerja, atau hubungan eksternal.
Focus Group Discussion (FGD) berjalan dengan tertib dan lancar dan sukses dengan adanya sesi diskusi bersama para peserta FGD. Turut bergabung dalam kegiatan yaitu Pejabat Warek II dan Warek III Unhan RI, Jajaran Direksi dari Ditjen Potjan, PT. Sri Rejeki Isman Tbk, Sesprodi beserta Staf Unhan RI, Dosen FMP Unhan RI, Seluruh Mahasiswa FMP Unhan RI, Alumni EP Unhan RI dan para undangan baik internal maupun eksternal.
Mengetahui : Kabag Humas Unhan RI