Bogor – Program Studi (Prodi) Ketahanan Energi Fakultas Manajemen Pertahanan (FMP) Universitas Pertahanan (Unhan) gelar focus group discussion (FGD), dengan narasumber Dr. Ing. Evita H. Legowo, Dr. Hardiv H. Situmeang, dan Dr. Rachmat Sudibyo. Bertempat di kampus Unhan. Kamis (4/10).
FGD tersebut menyoroti peran energi dalam menyongsong kesiapan energi Indonesia dalam menghadapi revolusi industri 4.0. Setidaknya dalam tiga kelompok besar permasalahan energi nasional yakni pemenuhan target tingkat elektrifikasi menjadi 100%, ketergantungan pada sumber energi fosil, dan Rendahnya pemanfaatan energi baru terbarukan.
Dekan FMP, Laksda TNI Sulistiyanto, S.E., M.M., M.Sc., P.S.C, mengatakan FGD bertajuk Strategi Peningkatan Ketahanan Energi Dalam Menuju Indonesia 4.0 tersebut bertujuan untuk menghimpun pemikiran dan gagasan-gagasan para ahli terkait strategi peningkatan ketahanan energi nasional, berlandaskan kondisi, capaian, dan indikator ketahanan energi saat ini. Revolusi Industri 4.0, dengan dukungan kemajuan pesat teknologi, akan membawa Indonesia pada kondisi transisi revolusi teknologi yang secara fundamental akan mengubah cara hidup, bekerja, dan realisasi organisasi serta cara berkomunikasi dengan satu sama lain.
“Sebagai negara berkembang, Indonesia akan mengarah menjadi negara maju yang di indikasikan dengan dominasi sektor industri dalam menunjang perekonomiannya. Terlebih lagi, Indonesia mencanangkan Indonesia 4.0 dalam menyongsong Revolusi Industri 4.0 yang artinya kebutuhan energi di sektor industri turut meningkat,” ujar Laksda TNI Sulistiyanto, S.E., M.M., M.Sc., P.S.C dalam sambutannya.
Sementara itu, Dr. Rachmat Sudibyo menyampaikan dalam menyongsong revolusi Industri 4.0, mau tidak mau Indonesia harus menggalakkan eksplorasi di bidang migas. Pasalnya, cadangan migas Indonesia terus menurun dan langkah paling tepat meningkatkan cadangan migas Indonesia adalah dengan melakukan eksplorasi disamping melakukan enhance oil recovery (EOR). Selain itu sumur-sumur migas dan kilang minyak Indonesia sudah tua.
“Pemerintah juga telah melakukan penyederhanaan regulasi untuk menarik minat investor,” ujar Dr. Rachmat Sudibyo.
Pada FGD ini, Dr. Ing. Evita H. Legowo berharap pemerintah dan segenap stakeholder memiliki pola pikir yang sama mengenai pengembangan Energi Baru dan Terbarukan (EBT). EBT memiliki peran yang sangat penting untuk mendukung ketahanan energi di Indonesia dalam menyongsong revolusi Industri 4.0. Apalagi cadangan migas Indonesia terus menurun dan pengembangan EBT mutlak diperlukan.
Dr. Hardiv H. Situmeang menekankan akan pentingnya keandalan sistem tenaga listrik dengan memanfaatkan teknologi digital yang diimplementasikan untuk koordinasi dan analisa beban dalam sistem tenaga listrik dan pembangkulitan. Sehingga sistem dapat diandalkan dalam menghadapi dinamika beban yang terjadi.
Kegiatan seminar ini dilanjutkan dengan tanya jawab dan diskusi antara narasumber dan seluruh mahasiwa Unhan, yang langsung di jawab oleh narasumber.
Kegiatan seminar diakhiri dengan pemberian cinderamata dan foto bersama Dekan Fakultas Manajemen Pertahanan, narasumber dan Mahasiswa dari Prodi Ketahanan Energi FMP Unhan.
Authentifikasi: Kabag Humas Unhan