Bogor – Fakultas Keamanan Nasional (FKN) Prodi Keamanan Maritim Universitas Pertahanan (Unhan) menyelenggarakan Focus Discussion Group (FGD) dengan tema “Pengelolaan Potensi Maritim di Wilayah Perbatasan sebatik Dengan Malaysia” bertempat di Aula Serbaguna Kampus Unhan, Sentul-Bogor. (7/8)
Dalam sambutannya, Dekan Fakultas Keamanan Nasional Laksda TNI Dr. Siswo Hadi Sumantri, ST, MT dalam sambutannya pada saat pembukaan FGD mengatakan bahwa forum akademik ini diperlukan dalam rangka mengkritisi dan memberikan saran berdasarkan teori dan keilmuan. Selain itu pengelolaan wilayah perbatasan merupakan isu yang berkaitan dengan lingkungan strategis.
Sebagai Pembicara pertama Bupati Nunukan Asmin Laura Hafid memaparkan tentang “Peran Pemerintah Daerah dalam Meningkatkan Potensi Wilayah Perbatasan untuk Kesejahteraan Masyarakat”. Pengelolaan perbatasan wilayah merupakan sebuah pekerjaan yang tiada akhir selama negara ini berdiri. Hal ini atas dasar bahwa wilayah merupakan salah satu unsur dari adanya sebuah negara, selain rakyat, pemerintah, serta kemampuan berinteraksi dengan dunia internasional dan adanya pengakuan negara lain.
Oleh karena itu, sudah sewajarnya bila Pemerintah Daerah terutama yang mempunyai wilayah perbatasan memerlukan mekanisme pengelolaan yang terintegrasi dan berkesinambungan karena diruang perbatasan tersebut akan selalu terjadi “pergesekan” atau interaksi dengan negara tetangga, baik positif maupun negative. Wilayah perbatasan, baik di darat maupun di laut memiliki peran sangat penting dan strategis di suatu negara. Hal ini diakibatkan wilayah perbatasan selain merupakan batas kedaulatan, juga merupakan wilayah yang mencerminkan halaman depan suatu negara.
Sebagai narasumber berikutnya Agus Purwoto Sesmenko Bidang Kemaritiman menyampaikan paparannya yang menyebutkan bahwa sebagai negara kepulauan terbesar Indonesia memiliki jalur perdagangan yang paling sibuk, dimana tiap tahun sekitar 58 % perdagangan dunia melewati Teluk Malaka, Sunda dan Lombok dengan total nilai perdagangan sebesar USD 435 Miliar.
Indonesia juga memiliki luas area mangrove dan Seagrass terbesar di dunia, yang merupakan elemen penting dalam Blue Carbon Management, yang berfungsi untuk mengurangi karbondioksida serta akibat lain dari efek gas rumah kaca atmosfer dan membantu mengurangi dampak dari perubahan iklim.
Hal penting lain yang dibahas adalah dampak sampah laut terhadap Indonesia antara lain terhadap dunia pariwisata, lingkungan hidup dan kehidupan bawah laut serta kesehatan manusia di mana lebih dari sepertiga sampel ikan yang diperjualbelikan telah ditemukan mengkonsumsi plastik atau mikro/nanoplastik.
Untuk mengatasi sampah laut tersebut Pemerintah mentargetkan pengurangan sampah plastik di laut yang dilaksanakan secara terintegrasi melalui program di 16 Kemetrian dan Lembaga dengan strategi perubahan perilaku, mengurangi kebocoran dari darat, mengurangi kebocoran dari laut, peningkatan hukum dan pendanaan serta penelitian dan pengembangan.
FGD ini selain diikuti Mahasiswa Prodi KeamananMaritim juga diikuti para dosen, praktisi dan alumni Unhan. (Her)
Authentifikasi : Kabag Humas Unhan