Bogor – Mahasiswa Prodi Keamanan Maritim (KM) FKN Unhan RI melaksanakan Kuliah Kerja Luar Negeri (KKLN) hari kelima, bekerja sama dengan Negara Australia, Singapura, dan Prancis dengan tema ”The Prospect of Regional Maritime Security in Increasing Maritime Situation Awareness”, Dipimpin oleh Dekan FKN Unhan RI Mayjen TNI Dr. Ir. Pujo Widodo, S.E., S.H., S.T., M.A., M.D.S., M.Si., M.Si (Han), melalui daring zoom meeting. Jum’at, (17/6/2022).
Hari ke-5 dibagi dua sesi, sesi pertama menghadirkan narasumber Dr. Collin Koh Swee Lean (Institute of Defence and Strategic Studies at S. Rajaratnam School of International Studies) membahas topik ”The Prospect of Regional Maritime Security in Increasing Maritime Situation Awareness”.
Sesi kedua, narasumber Laksamana Pertama TNI Anak Agung Oka Wirayudha, ST., M.Sc., CRMP., (Indonesian Defense Attache at Canberra) dengan topik “The Implementation of Present and Future Cooperation between Indonesia and Australia on Maritime Security”.
Kegiatan ini dibuka oleh Sekretaris Program Studi Keamanan Maritim Kolonel Laut (KH) Dr. Panji Suwarno, S.E., M.Si., CIQnR., didampingi oleh Laksamana Madya TNI (Purn.) Dr. Widodo, M.Sc., Laksamana Muda TNI (Purn.) Ir. Budiman Djoko Said, M.M., Laksamana Pertama TNI Dr. Endro Legowo, S.E., M.A.P., dan Ir. Bayu Asih Yulianto, M.Si. selaku Dosen Pendamping mahasiswa Prodi KM FKN Unhan RI. Dipandu oleh Moderator, Laksamana Pertama TNI Dr. Ir. Abdul Rivai Ras, M.M., M.S., M.Si., dan Sartika Khairani Siregar.
Narasumber pertama, dalam paparannya menyampaikan bahwa MDA (Maritime Domain Awarness) sebagai upaya untuk mengatasi dan mencegah berbagai ancaman maritim. MDA sering dipandang sebagai pengganda kekuatan untuk mengatasi segala kendala dan ancaman maritim. Asia Tenggara terdiri dari 10 negara yang saat ini dikenal dengan ASEAN, dimana masing-masing negara memiliki konteks yang berbeda, kepentingan nasional yang berbeda, kapasitas nasional yang berbeda dan prioritas nasional yang berbeda pula. Begitu pula dalam kasus keamanan maritim, masing-masing negara tentu memiliki prioritas yang berbeda. Hal ini dapat dilihat, bahwa Asia Tenggara tidak memiliki pendekatan yang solid dalam konsep keamanan maritim.
Keamanan maritim, negara-negara ASEAN telah melakukan berbagai Kerjasama baik bilateral maupun multilateral. Kerjasama tersebut merupakan bentuk penyamaan konsep keamanan maritim di ASEAN.
Selanjutnya, narasumber kedua menyampaikan bahwa kerjasama antara Indonesia-Australia mengalami naik turun dikarenakan perubahan lingkungan strategis dan isu keamanan di kawasan. Hubungan antara Indonesia-Australia akan lebih baik apabila keduanya dapat menentukan kepentingan bersama, sehingga mememiliki tujuan bersama yang harus diwujudkan melalui kerjasama. Membangun persahabatan secara institusi maupun personal yang di implementasikan melalui kunjungan pejabat dari lembaga yang berkepentingan.
Hubungan yang baik antara Indonesia-Australia tidak lain bertujuan untuk menjaga keamanan di kawasan dan wilayah perbatasan yang cukup luas.
Negara harus bisa melihat apa saja yang menjadi kepentingan atau fokus Australia dalam pencapaian visinya melalui means yang mereka miliki, baik itu melalui national power, actor, atau instrument power yang digunakan untuk mencapai tujuannya, sehingga dapat menentukan Kerjasama apa yang akan dilaksanakan.
Ditambahkan, pengamatan national interest Indonesia-Australia dilakukan agar Kerjasama yang dilaksanakan nantinya sesuai dengan kepentingan kedua negara dan dapat memberikan kontribusi yang baik. Salah satu bentuk implementasi kerjasama di bidang keamanan maritim yaitu, Corpat Ausindo, antara Angkatan Laut Indonesia dengan Royal Australian Navy. Kegiatan Corpat Ausindo dilaksanakan untuk meningkatkan keamanan maritim diantara kedua negara.
(Humas Unhan RI).