Bogor – Program Studi Manajemen Pertahanan (MP) Fakultas Manajemen Pertahanan (FMP) Unhan RI melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) dengan Tema “Manajemen Anggaran Pertahanan Dalam Rangka Membangun Postur Ideal TNI Guna Mendukung Pertahanan Negara”, dibuka oleh Dekan FMP Unhan RI Laksda TNI Dr. Kasih Prihantoro, S.E., M.M., M.TR (Han) melalui daring zoom meeting. Rabu, (14/7).
Acara FGD FMP Unhan RI menghadirkan beberapa narasumber antara lain Paban III/Litbang ASRO Srenum TNI Kolonel Laut (E) Frandinanto Suwarno, S.T, Dosen Tetap Prodi MP FMP Unhan RI Dr. Agung Risdhianto, MDA, Warek III Kemahasiswaan Universitas Hang Tuah Laksda TNI (Purn.) Dr. Sulistiyanto, S.E., M.M., M.Sc., PSC, Dosen Tetap Universitas Bina Nusantara Curie Maharani Savitri, S.Sos., M.T., Ph.D, bertindak selaku Moderator Dosen Tetap Prodi MP FMP Unhan RI Laksma TNI (Purn.) Dr. drg. Nora Lelyana, M.H.Kes., FICD.
Dekan FMP Unhan RI dalam sambutannya menyampaikan bahwa penyelenggaran pertahanan negara sangat bergantung pada besaran pertahanan yang dialokasikan oleh pemerintah, didalam UU TNI No. 34 Pasal 66 dinyatakan bahwa TNI dibiayai oleh anggaran pertahanan negara yang didapat dari anggaran belanja negara. Anggaran tersebut digunakan untuk membangun dan memelihara alutsista, serta pengembangan kemampuan TNI. Manajemen anggaran pertahanan dalam rangka membangun postur ideal TNI guna mendukung pertahanan negara dalam situasi dihadapkan dengan perkembangan lingkungan strategis yang selalu berubah.
Maka untuk itu diperlukan manajeman anggaran yang baik dan perencanaan anggaran pertahanan yang objektif dan rasional, baik dari segi besaran maupun alokasi sehingga dapat membangun postur ideal TNI guna mendukung pertahanan negara. diharapkan dengan FGD ini dapat dioptimalkan peran mahasiswa dan dosen melalui pusat studi manajemen pertahanan sehingga akan diperoleh ilmu pengetahuan mendapatkan Ilmu pengetahuan dari narasumber dan berbagai perspektif.
Narasumber pertama Paban III/Litbang ASRO Srenum TNI dalam paparannya menjelaskan manajemen anggaran pertahanan dihadapkan dengan kemampuan anggaran. Dalam rangka menjalani tugas pokok TNI maka diperlukan inovasi dalam perencanaan pembangunan kekuatan TNI. Anggaran pertahanan berfluktuasi setiap tahun tergantung dari kekuatan anggaran negara dan pengaruh situasi ekonomi global. Dengan terbatasnya anggaran pertahanan saat ini, maka TNI harus menyusun kegiatan prioritas pada penggunaan kekuatan TNI untuk kedaulatan negara dan keutuhan NKRI dari ancaman dan gangguan. Salah satu prioritas TNI saat ini adalah penggunaan kekuatan TNI dalam operasi dalam negeri seperti operasi penanggulangan pandemi covid-19 dan operasi luar negeri seperti 9 misi PBB dan 28 operasi lainnya.
Narasumber kedua Dr. Agung Risdhianto membahas manajemen anggaran digunakan dengan rencana pembangunan jangka panjang nasional 2005-2025 termasuk pada postur TNI . Postur TNI mencakup tiga hal yaitu kekuatan, kemampuan, dan gelar. Postur tersebut digunakan untuk menghadapi segala ancaman, hal ini sudah dibuat analisa ancaman nyata dan potensial dalam dokumen RESTRA pertahanan. berdasarkan kesepakatan di forum Kemhan. Pada UU no 28 tahun 2016 tentang sistem pogram pertahanan negara, harus berdasarkan kesepakatan forum rapat di Kemenhan setelah menyikapi ancaman nyata yang akan terjadi saat ini dan di masa depan. Unit Operasi (UO) setiap matra membuat spesifikasi teknis ancaman yang akan dihadapi dan alutsista yang dibutuhkan kemudian diserahkan kepada panglima TNI dan dievaluasi sesuai dengan RESTRA. Selanjutnya Kemhan memproses dan mengajukannya ke Kementerian Keuangan dan hal ini akan diawasi oleh inspektorat terkait sehingga setiap perencanaan hingga pengawasan dapat berjalan secara optimal. Sehingga penganggaran RPJP pertahanan harus mengacu pada RPJPN tahun 2000-2025.
Selanjutnya Narasumber ketiga Warek III Kemahasiswaan Universitas Hang Tuah dalam materinya menyampaikan Anggaran pertahanan negara adalah komitmen negara untuk membangun sistem pertahanan negara. Besaran anggaran pertahanan sangat bergantung pada tingkat ekonomi negara. Anggaran pertahanan Indonesia selalu meningkat setiap tahunnya. Di harapkan untuk kedepannya kita sebaiknya mengutamakan pembangunan Alutsista TNI dengan menggunakan industri dalam negeri. Pengembangan Industri Alutsista dalam negeri akan memudahkan dalam mendapatkan komponen yang dibutuhkan. Apabila terdapat Alutsista yang belum mampu untuk membangun secara mandiri maka dapat dilaksanakan kerjasama pembangunan dengan mitra di luar negeri dengan metode Transfer of Technology (ToT).
Terakhir narasumber keempat Dosen Tetap Universitas Bina Nusantara mengatakan ada 5 tantangan dalam perencanaan postur pertahanan negara seperti setiap ancaman yang sulit untuk dipastikan, adanya pelambatan pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada negara, terjadinya peningkatan ongkos produksi senjata (longer in service) untuk pengadaan alutsista dan senjata, kemandirian versus diversifikasi yang merupakan kondisi khas Indonesia, dan yang terakhir adalah teknologi baru revolusioner yang mengancam. Dalam menghitung skenario anggaran kita dapat menggunakan Arms Maintainance, Arms Moderation, dan Arms Build Up (lompatan teknologi). Anggaran pertahanan dipengaruhi pada pertumbuhan ekonomi yang saat ini masih belum pulih akibat dari pandemi Covid-19.
Kegiatan FGD Prodi MP FMP Unhan RI diakhiri dengan pemberian sertifikat kepada para narasumber serta sambutan penutup oleh Dekan FMP Unhan RI.
Turut Hadir dalam zoom meeting FGD FMP Unhan RI beberapa pejabat Kementerian Pertahanan RI, pejabat eselon I, II, III Unhan RI, Dosen, Mahasiswa S3 serta kadet mahasiswa S1 Unhan RI.
Mengetahui: Kabag Humas Unhan RI.