Bogor – Prodi Teknologi Penginderaan (TP) Fakultas Teknologi Pertahanan (FTP) Universitas Pertahanan Republik Indonesia (Unhan RI) melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “The Need For Defense Technology To Strenghten The National Defense System”, dibuka oleh Rektor Unhan RI Laksamana Madya TNI Prof. Dr. Ir. Amarulla Octavian, M.Sc., DESD., ASEAN Eng, diwakili Dekan FTP Unhan RI Laksda TNI Dr. Kasih Prihantoro, S.E., M.M., M.Tr.(Han), melalui daring zoom meeting. Selasa, (31/5/2022).
FGD FTP Unhan RI menghadirkan Head Of The French Space Command Commandement De Lespace Mayor General (FRA-AF) Michel Friedling selaku Keynote Speaker dan narasumber diantaranya Mr. Patrice Galey (Head of Product Marketing Space Systems AIRBUS Defense and Space) membahas topik “Leveraging Eo Satellites Innovations To Deliver Value For People And For Benefit Of Societies“, narasumber kedua Dr. Robertus Heru Triharjanto, B.Eng., M.Sc (Chief of Aviation and Space Research Organization, BRIN) dengan topik “The Use of Satellites in Military Operations”, narasumber ketiga Wakil Dekan Fakultas Teknologi Pertahanan Unhan RI Kolonel Sus Dr. Ir. Rudy A.G. Gultom, M.Sc., CEH., CIQaR topik “The Need For Defense Satellite Technology To Support Network Centric Warfare (Ncw) And Cyber Warfare: Case study of Russia–Ukraine war 2022”. Selaku moderator Dosen FTP Unhan RI Dr. Mas Ayu Elita Hafizah, S.Si , M.Si.
Dalam Opening Speech Rektor Unhan RI yang dibacakan oleh Dekan FTP Unhan RI disampaikan bahwa sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia sangat membutuhkan sistem satelit untuk mendukung pertahanan dan keamanannya. Penggunaan teknologi satelit di militer memiliki banyak fungsi diantaranya komunikasi, pengintaian, serta penyadapan.
Satelit komunikasi memiliki peran penting dalam operasi militer, beberapa negara memiliki sistem komunikasi militer berbasis satelit independen seperti Amerika Serikat, Inggris Raya, Prancis dan Rusia. Beberapa negara yang memiliki pakta pertahanan, seperti Nato bekerja sama dalam membangun sistem satelit komunikasi militer. Satelit komunikasi militer dirancang untuk menghasilkan sistem komunikasi yang aman, cepat, mampu menjangkau wilayah yang diinginkan dengan baik secara regional dan global. Serta memiliki mobilitas yang tinggi dibandingkan dengan komunikasi pada satelit untuk kebutuhan sipil, oleh karena itu satelit komunikasi militer dituntut untuk memiliki tingkat keamanan transmisi data yang lebih tinggi.
Fungsi komunikasi itu sendiri dapat dibagi menjadi beberapa bentuk. Diantaranya komunikasi suara, merupakan media yang cukup aman untuk berkomunikasi dibandingkan dengan media lain seperti radio. Selain aman, cakupannya jelas jauh lebih luas. Fungsi lain dari teknologi komunikasi pada satelit adalah berupa transfer data, video, dan sebagainya. Dengan fungsi ini, seorang jenderal dapat melihat apa yang dilihat anak buahnya dalam sebuah operasi militer, termasuk dapat memberikan arahan kepada bawahannya secara real time.
Sementara itu, contoh lain yaitu pesawat tempur dapat berbagi data musuh dengan peralatan pertahanan lainnya, seperti kapal selam, kapal permukaan, pesawat airborne warning and control system (Awacs), pesawat pengintai tak berawak, serta dengan pasukan di darat untuk berbagi data antara alutsista tersebut. Selain itu, dapat mengidentifikasi dengan jelas siapa yang merupakan teman atau musuh, lalu di mana posisinya, dan siapa yang akan mengeksekusi lawan dapat terkoordinasi dengan baik. Target yang harus dimusnahkan secara efektif dan efisien atau tidak overkilled. Kondisi tersebut hanya dapat dilaksanakan jika komunikasi dalam angkatan bersenjata terkoordinasi dan direncanakan dengan baik. Teknologi komunikasi satelit merupakan salah satu medianya. Konsep optimalisasi teknologi satelit seperti ini bukan sekadar konsep tetapi sudah diadopsi oleh negara-negara maju.
FGD Internasional FTP Unhan RI dihadiri oleh beberapa pejabat eselon I, II dan III Unhan RI, Kemhan RI serta para Dosen dan Mahasiswa FTP Unhan RI.
(Humas Unhan RI).