Bogor – Pusat Studi Bencana-Adaptasi Perubahan Iklim (Psb-Api) Fakultas Keamanan Nasional (FKN) Universitas Pertahanan Republik Indonesia (Unhan RI) melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), Dampak, dan Strategi Penanggulangannya dalam Perspektif Keamanan Nasional”, dibuka oleh Dekan FKN Unhan RI Mayjen TNI Dr. Ir. Pujo Widodo, S.E., S.H., S.T., M.A., M.D.S., M.Si., M.Si (Han)., melalui daring zoom meeting. Selasa, (19/7/2022).
FGD menghadirkan dua narasumber yaitu Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian RI Dr. Ir. Nasrullah, M.Sc., dengan topik “Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dan Dampaknya terhadap Ketahanan Pangan” dan Direktur Dukungan Sumber Daya Darurat, BNPB Zainal Arifin, S.S., M.H., dengan topik “Strategi Percepatan Penanggulangan Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)”, bertindak selaku penanggap adalah Prof. Dr. Ir. Sobar Sutisna, M.Surv.Sc., dan bertindak sebagai Moderator Mahasiswa FKN Unhan RI Alfi Hanugrah Insan Nanda Pratama.
Dekan FKN Unhan RI mengatakan pusat studi bencana-adaptasi perubahan iklim (psb-api) sebagai kelompok keilmuan dan kepakaran yang mempunyai minat terhadap kajian ilmu yang melakukan kegiatan perencanaan dan pelaksanaan, pengendalian mutu kegiatan, serta kerja sama riset dan pengabdian kepada masyarakat dalam rangka pengembangan keilmuan yang bersifat monodisiplin dan multidisiplin sebagai penunjang pelaksanaan tugas Fakultas yang berada di lingkup Program Studi Manajemen Bencana FKN Unhan RI.
Unhan RI sebagai Universitas negeri yang berada di bawah dua Kementerian yaitu Kementerian Pertahanan RI dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional RI, mendidik pemimpin dan calon pemimpin militer dan sipil dalam bidang ilmu pertahanan dan bela negara yang berbasis riset yang melestarikan nilai-nilai perjuangan dan kejuangan bangsa Indonesia. Dalam rangka pelaksanaan kegiatan tridharma perguruan tinggi, yang meliputi bidang pengajaran, bidang penelitian, dan bidang pengabdian kepada masyarakat, maka salah satu bentuk program kegiatan yang dilaksanakan secara rutin setiap tahun, adalah focus group discussion (FGD) tentang berbagai permasalahan di bidang kebencanaan, yang aktual dan menjadi perhatian publik. Salah satunya adalah wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak, yang saat ini sedang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia.
PMK adalah penyakit hewan menular akut yang menyerang ternak sapi, kerbau, kambing, domba, kuda dan babi dengan tingkat penularan mencapai 90-100% dan menimbulkan kerugian ekonomi sangat tinggi. Indonesia sebelumnya telah bebas dari penyakit mulut dan kuku (PMK) sejak tahun 1986. Namun, setelah tiga puluh enam tahun kemudian tepatnya bulan April dan Mei 2022, hewan ternak yang bergejala PMK mulai muncul di Kabupaten Gresik, Lamongan, Sidoarjo, dan Mojokerto Provinsi Jawa Timur dan di wilayah lain. Perkembangan kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) per hari ini sudah menyebar ke 19 Provinsi dan 213 Kabupaten/Kota.
Berkaca dari penanganan pandemi covid-19, pemerintah berupaya menangani penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak dengan melakukan berbagai upaya dan mengambil langkah cepat yang lebih masif dengan membentuk satgas penanganan PMK, yang akan mengkoordinasikan berbagai upaya pengendalian dan penanggulangan penyakit PMK, terutama yang terkait dengan penyediaan vaksin dan obat, serta pelaksanaan vaksinasi. Demikian juga terkait dengan pengaturan lalu lintas ternak dan pencegahan penyebaran penyakit antar wilayah, serta penerapan prosedur biosafety dan biosecurity dalam rangka pencegahan dan pengamanan penyakit hewan.
FGD kali ini, dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman serta merumuskan solusi terkait dengan wabah penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak, serta dampaknya terhadap ketahanan pangan, serta strategi untuk percepatan penanggulangan guna mendukung keamanan nasional.
(Humas Unhan RI).