Bogor- Dekan Fakultas Strategi Pertahanan (FSP) Unhan Mayor Jenderal TNI Dr. Deni D.A.R, S.Sos., M.Si (Han), diwakili oleh Wadek FSP Unhan Kolonel Inf. Sammy Ferryjana, S.Sos, M.Si membuka kegiatan Focus Group Discussion (FGD), Pusat Studi Prodi Diplomasi Pertahanan (DP), dengan tema ” Implikasi Pandemi Covid-19 terhadap Dinamika Diplomasi Pertahanan dan Konstelasi Keamanan Indo-Pasifik”, dengan menghadirkan Rektor Unhan Ke-5 Letnan Jenderal TNI (Purn) Dr. Yoedhi Swastanto, M.B.A, serta Dosen Unhan Dr. Drs. Sutrimo., M.M., M.Si. sebagai narasumber utama.
Melalui sambutannya Dekan FSP Unhan menyampaikan dampak dari pandemi Covid-19 diseluruh dunia telah mengubah tatanan politk, ekonomi, dan sosial terutama Indonesia. Kebijakan pemerintah tentang penerapan protokol kesehatan memiliki pengaruh penting terhadap ketahanan nasional, dimana didalamnya termasuk sistuasi kesehatan, keamanan, ekonomi, energi dan ketahanan pangan.
Respon kepemimpinan yang solid dan visi yang jelas dapat mengambil peluang dan bisa melewati krisis pada saat pandemi ini yang merupakan langkah geopolitik suatu negara. Tantangan saat ini dalam hal kestabilan suatu negara di buktikan dengan diterapkannya budaya baru (new normal). Pandemi Covid-19 ini berekses terhadap seluruh aspek kehidupan manusia salah satunya terhadap dinamika diplomasi pertahanan bahkan konstelasi keamanan Indo-Pasifik,
Di masa pandemi Covid-19, tensi antar kedua negara ( Amerika dan China) semakin tinggi karena Amerika mulai meningkatkan aktivitas militer di kawasan tersebut, akselerasi kekuatan militer kedua negara ini berpotensi membuat situasi semakin memanas,Kondisi ini memaksa Indonesia harus terlibat lebih jauh di dalam keamanan Indo-Pasifik, Indonesia harus menjamin keselamatan warganya, selain itu tindakan ini begitu penting dilakukan untuk mencegah potensi terjadinya perpecahan negara-negara di kawasan ASEAN, Dengan menggalang kekuatan sesama negara kawasan, Indonesia bisa menjadi penyeimbang, bersama negara-negara ASEAN.
Hal ini merupakan Kesempatan Indonesia untuk mempersatukan negara-negara kawasan khususnya ASEAN, untuk bersama-sama menjaga stabilitas kawasan. Solidaritas yang kuat di kawasan bisa menjadi penyeimbang bagi kekuatan negara-negara besar seperti Amerika dan China
Pada kegiatan FGD ini peserta menerima pemaparan dari narasumber pertama Letjen TNI (Purn) Dr. Yoedhi Swastanto, M.B.A, dengan topik Implikasi Pandemi Covid-19 Terhadap Arsitektur Keamanan dan Diplomasi Pertahanan Di Kawasan Indo-pasifik “, melalui ruang lingkup pemaparnya menjelaskan beberapa aspek meliputi Geopolitik Kawasan Indo-Pasifik, Munculnya Arsitektur Keamanan Di Indo-pasifik, Menata Ulang Keamanan Indo-Pasifik Akibat COVID-19 dan Dampak Strategis Jangka Panjang Keamanan.
Persaingan global AS versus Cina di Asia Pasifik semakin menajam, sehingga Strategi Keamanan Nasional Amerika Serikat tahun 2017 menempatkan kawasan Indo-Pasifik sebagai puncak agendanya, perubahan lanskap keamanan mencakup wilayah Samudra Hindia dan Pasifik, memuncukan arsitektur keamanan baru yaitu struktur keamanan komprehensif untuk wilayah yang ditentukan secara geografis, yang memfasilitasi penyelesaian masalah kebijakan kawasan tersebut untuk mencapai tujuan keamanan.
Indo-Pasifik awalnya dipahami sebagai alat geopolitik untuk menghadirkan kebebasan, kemakmuran, dan stabilitas di kawasan, berimplikasi pada munculnya strategi Balancing Power AS dan Sekutunya, akibat dari ekspansionisme Tiongkok (BRI) dalam bentuk kehadiran permanen angkatan laut dan militer di Samudra Hindia dan Laut Tiongkok Selatan, dengan menghadirkan India sebagai kekuatan baru.
Pademi Covid -19 ini berdampak besar pada keamanan wilayah Indo-pasifik, dengan adanya penurunan kesiapan militer, hal ini dapat dilihat dari beberapa agenda kegiatan rutin dimana Amerika Serikat dan Korea Selatan membatalkan latihan gabungan reguler mereka awal tahun ini, serta AS dan Filipina membatalkan latihan Balikatan tahunan pada bulan Mei, selain itu Australia membatalkan multinasional latihan “Pitch Black”, bersama Amerika, Korea Selatan, Jepang, dan kekuatan regional lainnya. Tingkat kesiapan yang rendah akan meningkatkan risiko kecelakaan internasional dan insiden yang melibatkan pasukan militer.
Pembatalan latihan ini, menyebabkan sekutu dan musuh AS mempertanyakan apakah angkatan bersenjata AS tetap dapat memenuhi komitmen keamanan AS yang ekstensif di Indo-Pasifik?
Pademi COVID-19 berkeses pada persaingan regional AS-China, Antagonisme timbal balik akibat epidemi COVID-19 kemungkinan akan bertahan lama, yang pada akhirnya akan berkontribusi pada meningkatnya persaingan strategis antara dua negara paling kuat di Indo-Pasifik. Virus Corona memiliki dampak jangka panjang pada pengaruh dan kekuatan regional Amerika dan China.
AS berjuang untuk menahan virus di dalam negeri, reputasi regional (dan global) telah menurun. China, memanfaatkan bantuan dan propaganda untuk memperkuat pengaruh kekuatan lunaknya di negara-negara berkembang di kawasan Indo-Pasifik, China memanfaatkan situasi Pademi virus corona dengan meningkatkan upaya koersifnya di LCS, dan perbatasan Tiongkok-India serta serangan siber terhadap Australia.
Sementara narasumber kedua dalam FGD ini Dosen Diplomasi Pertahanan FSP Unhan ini memaparkan tentang “Implikasi Pandemi Covid-19 Terhadap Dinamika Diplomasi Pertahanan Indonesia Dalam Kerjasama Di Indo-Pasifik”, dalam pemaparannya menguraikan tentang kondisi kawasan indo pasifik, Implikasi pandemi covid 19 di kawasan Indo Pasifik, Implikasi Pandemi Covid-19 terhadap
diplomasi pertahanan Indonesia, Implikasinya terhadap kerjasama
di kawasan Indo Pasifik.
Kawasan Indo-Pasifik sebagai kawasan bahari sebagai kawasan bio-geografis, meliputi perairan tropis di samudera Hindia, samudera Pasifik barat dan tengah, serta laut Indonesia dan Filipina, dimana kawasan ini dijadikan wilayah kombatan dan tanggungjawab US Pacom (kini US Indo Pacom), wilayah Indo-pasifik ini meliputi 23 negara Asia, 14 negara diwilayah Oceania dan Pasifik Selatan dan Amerika serikat.
Implikasi pandemi Covid-19 di kawasan Indo Pasifik menimbulkan 3 masalah utama yaitu, pertama Human Security (keselamatan jiwa, kesehatan, peralatan,
vaksin, obat, tenaga medis, akses information, faskes lainnya), kedua Merosotnya Ekonomi (yg berimplikasi bidang-bidang lain, termasuk Keamanan dengan ditandai menurunnya budget dan banyaknya personel terjangkit virus Corona), ketiga Terganggunya mobilitas dan aktivitas warga, utamanya dalam
pekerjaan sehari-hari yang mengakibat menurunnya produktivitas dan bertambahnya jumlah warga miskin. Terkait Pademi covid19 tampaknya banyak negara tidak siap mengantisipasi terjadinya Pademi ini.
Implikasi pandemi Covid-19 terhadap Diplomasi Pertahanan Indonesia, masalah ekonomi, menjadi persoalan yg rumit dalam berdiplomasi, sehingga perlu inovasi dan prioritaskan masalah-masalah tertentu (selain masalah utama pertahanan), seperti perlu dikembangkan digital defense diplomacy untuk menggalang dan memantapkan kerjasama, dan inovasi-inovasi baru dalam hal cara bekerjasama.
Untuk memperkuat kerjasama Indo-Pasifik, pemerintah perlu mengembangkan dan memperluas peran diplomasi pertahanan, untuk menjalin
kerjasama dan percepatan guna dapatkan bantuan teknologi industri pertahanan untuk meningkatkan kekuatan nasional, selain itu Intersitas Kerjasama dibidang kesehatan militer untuk ikut atasi pandemi covid- 19, melalui riset penemuan virus penyakit menular dan berbahaya, serta
Memperkuat pelaksanaan kerjasama guna ikut serta mengatasi bencana.
Kegiatan FGD ini juga disertai dengan sesi tanya jawab peserta dengan narasumber mencakup aspek kontribusi Indonesia dalam konteks menjaga kedamaian dan kesejahteraan di kawasan Indo Pasifik, panduan yang komprehensif bagi negara-negara ASEAN baik secara kolektif maupun individual dalam menjalankan kebijakan yang berkaitan dengan Indo-Pasifik, komitmen ASEAN centrality dalam konteks geostrategis Indo-Pasifik. (Anh).
Mengetahui : Kabag Humas Unhan