Bogor – Pusat Studi Teknologi Daya Gerak FTP Unhan RI melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Pengembangan PT. Dirgantara Indonesia (Persero) dalam Military Platform Technology Guna Mendukung Kemandirian Industri Pertahanan Matra Udara”, dibuka oleh Dekan FTP Unhan RI Laksamana Muda TNI Dr. Ir. Kasih Prihantoro, S.E., M.M., M.Tr (Han)., IPU., melalui daring zoom meeting. Rabu, (20/7/2022).
Focus Group Discussion (FGD) Pusat Studi Teknologi Daya Gerak FTP Unhan RI menghadirkan dua narasumber yaitu Dosen FTP Unhan RI Ir. Romie Oktovianus Bura, B.Eng(Hons.), MRAeS, Ph.D., CIQnR, CIQaR., dengan topik “Perkembangan Teknologi Pesawat Tempur Dunia dan Indonesia” dan VP of Engineering Program Management PT. DI (Persero)) Gatot Mulia Pribadi, MSAe., dengan topik “Industri Pertahanan Pesawat Tempur Indonesia”, bertindak selaku Moderator adalah Dosen FTP Unhan RI Kolonel Kes Dr. Ir. Sovian Aritonang, S.Si., M.Si.
Dekan FTP Unhan RI dalam sambutannya menyampaikan, teritorial atau wilayah negara merupakan persyaratan yang utama dalam keberadaan negara karena bukan negara apabila tidak mempunyai wilayah hukum yang menjadi tempat tinggal penduduk dan struktur administrasi negara. Eksistensi suatu negara bergantung pada hak negara atas suatu teritorial yang menjadi miliknya. Mempertahankan eksistensi perlu dukungan pengelolaan kekuatan pertahanan.
Kekuatan pertahanan negara sangat bergantung dari produk industri pertahanan yang dimiliki. Semakin besar ketergantungan impor produk alutsista maka sesungguhnya negara sangat rentan terhadap intervensi dan sangat mudah dikendalikan negara asing. Oleh karena itu keberadaan dan pemberdayaan industri pertahanan merupakan suatu hal yang mutlak dalam rangka mewujudkan kemandirian alutsista pertahanan Indonesia khususnya dibidang matra udara. Kemandirian industri pertahanan nasional akan menunjang penguatan ketahanan dan pertahanan nasional serta penegakan kedaulatan negara.
Pemerintah sudah mencanangkan tujuh program prioritas nasional dalam rangka mewujudkan pertahanan negara yang kuat dengan melibatkan tiga matra salah satunya adalah matra udara. Untuk mewujudkan kemandirian industri pertahanan dibidang matra udara, PT. Dirgantara Indonesia sebagai lead dari industri pertahanan matra udara menjadi tolok ukur bagi Bumnis dan Bumnip matra udara sehingga harus mampu bersaing baik secara global maupun internasional untuk muwujudkan kemandirian industri pertahanan matra udara.
Upaya untuk mewujudkan industri pertahanan matra udara yang mandiri PT. Dirgantara Indonesia beserta industri pertahanan dan industri pendukung lainnya harus mampu berkembang dengan lebih baik. Untuk itu diperlukan adanya kajian tentang perkembangan ancaman yang sedang terjadi dilihat dari lingkungan strategis Indonesia guna mengidentifikasi penataan dan pengembangan teknologi untuk matra udara di Indonesia yang terintegrasi menuju modernisasi, agar dapat meningkatkan kemampuan PT. Dirgantara Indonesia dalam mendukung pertahanan negara, serta mewujudkan kemandirian industri pertahanan matra udara.
Melalui FGD Pusat Studi Teknologi Daya Gerak diharapkan dapat memberikan sumbangan dan pemikiran dalam merumuskan langkah-langkah strategis dalam pengembangan PT. Dirgantara Indonesia untuk mewujudkan kemandirian industri pertahanan matra udara di Indonesia di masa yang akan datang. Hasil Focus Group Discussion ini, dapat membuka wawasan dan pengetahuan serta manfaat terutama untuk kontribusi kepada bangsa dan negara.
(Humas Unhan RI).